Kisah Reza Arap Oktovian Bentuk Tim Esports

Selain dikenal sebagai seorang vlogger kenamaan, sosok Reza 'Arap' Oktovian juga lekat dengan dunia gim. Dalam kesempatan singkat, Arap berbagi cerita tentang ambisinya membentuk tim esports

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 06 Nov 2018, 12:30 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 12:30 WIB
Reza Arap Oktovian
Reza Arap Oktovian. Dok: KLY

Liputan6.com, Jakarta - Selain dikenal sebagai seorang vlogger kenamaan, sosok Reza 'Arap' Oktovian juga lekat dengan dunia gim. Hal itu tidak aneh mengingat konten-konten Reza banyak berisi tentang dirinya yang sedang bermain gim.

Terbaru, Reza juga telah mendirikan sebuah manajemen tim esports yang siap menaungi pemain profesional. Menurut pria yang akrab dipanggil Arap, mendirikan tim esports merupakan impian dirinya sejak lama.

''Membuat esports management memang sudah impian dari dulu, karena gue dulu pro player dan sudah ikut turnamen besar. Tapi, esports kan ada batas umurnya. Kalau umur 25 ke atas, sudah tidak sejago yang muda. Jadi, gue nampung anak-anak yang bibit unggul," tuturnya saat mengunjungi kantor KLY beberapa waktu lalu.

Oleh sebab itu, saat dirinya kini sudah tidak lagi memenuhi syarat menjadi pemain profesional, Reza memilih menaungi anak-anak yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk serius terjun ke dunia esports.

"Nama tim gue adalah We Against The World. Saat ini sudah ada empat divisi yang terbentuk, yakni Arena of Valor (AoV), PUBG Mobile, Mobile Legends, dan Fortnite PC. Sampai sekarang baru itu saja," ujarnya menjelaskan.

Reza menuturkan, masing-masing divisi juga sudah mengikuti bootcamp, kecuali divisi Fortnite. Menurutnya, hal itu terjadi karena masih ada anggota yang bersekolah dan berada di luar Pulau Jawa.

"Untuk turnamen, tim juga sudah ikut. Terbaru, kita ikut di PINC, Beberapa kali chicken dinner dan berhasil masuk di urutan ketujuh atau kedelapan," tutur pria yang baru saja menyumbangkan kanal YouTube-nya untuk mendukung anak-anak penyandang kanker.

Esports di Indonesia

Reza Arap Oktovian. Dok: KLY

Reza juga mengakui scene esports di Indonesia kini sudah semakin besar. Dirinya senang gamer-gamer kini diakui dan tidak lagi dianggap sekadar bermain gim tanpa tujuan yang jelas.

"(Dengan scene esports saat ini) gue lihat salah satunya anak di tim gue, dia umur 16 tahun putus sekolah, tapi didukung mamanya untuk ikut esports dan menurut gue itu hal yang wow," ujar Reze lebih lanjut.

Lebih lanjut Reza juga menuturkan, dirinya selalu meminta izin terlebih dulu pada orang tua anak-anak yang bergabung bersama timnya. Dia juga mencontohkan ada salah satu anggota tim yang berniat untuk fokus di esports dan memilih untuk tidak melanjutkan kuliah.

"Jadi, ada satu anak di tim yang memilih untuk fokus ke esports dan bilang tidak melanjutkan kuliah. Ya itu pilihan dia, bukan gue yang minta. Tapi memang kalau mau fokus begitu, bukan berarti gue gak mau kuliah, karena yang kuliah kan mungkin repot urusan tugas," tuturnya.

Tantangan Membuat Tim Esports

Suasana pertandingan eSports. (Doc: ESL)

Dalam kesempatan yang sama, Reza juga berbagi cerita mengenai tantangannya dalam membangun tim esports. Menurutnya, tantangan terberat yang dihadapi tim adalah membangun chemistry antar anggota.

"Jadi ngakalinnya ya dengan gue. Emang faktor guenya. Jadi gue sebisa mungkin terbuka sama mereka, kalau mau curhat atau misalnya ada yang berantem langsung di depan gue," ujarnya menjelaskan.

Tidak hanya itu, dia juga mengajarkan anak-anak timnya untuk mulai menabung sebagian penghasilan yang didapat dari setiap juarai turnamen esports ini.

"Kan mereka ada gaji per bulan. Jadi, gue kasih ke merek 60 persen, sedangkan 40 persennya gue bikinin rekening untuk ditabung. Gue ngajarin mereka tabung. Jadi, mereka bisa pakai 60 persennya itu dan kalau ada apa-apa sisa 40 persennya bisa minta ke gue," tuturnya mengakhiri pembicaraan.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya