Liputan6.com, Beijing: Para peneliti Cina menemukan fosil-fosil spesies dinosaurus berbulu yang belum diketahui di timur laut Cina. Menurut laporan NHK, Kamis (5/4), tim peneliti menemukan sisa 3 badan dinosaurus itu di sebuah gunung kapur (Cretaceous) di provinsi Liaoning, yang sudah berusia 120 juta tahun.
Menurut tim peneliti, ketiga fosil itu diidentifikasi sejenis Tyrannosaurus, sebuah spesies dinosaurus yang memiliki panjang 9 meter. Fosil-fosil itu berbentuk halus, objek berambut panjang pada leher, ekor dan bagian lainnya, serta menyerupai bulu primitif yang ditemukan pada spesies dinosaurus yang lebih kecil.
Meskipun temuan hanya berukuran panjang 2 meter, tim ini mengklaim bahwa mereka telah menemukan spesies pertama dinosaurus berbulu yang cukup besar. Seorang peneliti Jepang di National Museum of Nature and Science di Tokyo, Makoto Manabe, mengatakan bahwa dinosaurus besar itu memang berbulu, karena mereka mengalami kesulitan mengendalikan suhu tubuh mereka.
Makoto mengatakan, penemuan terbaru ini telah mendiskreditkan teori tersebut. Dia juga menambahkan, bulu-bulu ini bisa memberikan petunjuk untuk mempelajari evolusi hewan berdarah dingin yang bersuhu tubuh stabil. Penemuan ini akan dipublikasikan dalam jurnal Inggris terkemuka, Nature, edisi Kamis ini. (JAY/MEL)
Menurut tim peneliti, ketiga fosil itu diidentifikasi sejenis Tyrannosaurus, sebuah spesies dinosaurus yang memiliki panjang 9 meter. Fosil-fosil itu berbentuk halus, objek berambut panjang pada leher, ekor dan bagian lainnya, serta menyerupai bulu primitif yang ditemukan pada spesies dinosaurus yang lebih kecil.
Meskipun temuan hanya berukuran panjang 2 meter, tim ini mengklaim bahwa mereka telah menemukan spesies pertama dinosaurus berbulu yang cukup besar. Seorang peneliti Jepang di National Museum of Nature and Science di Tokyo, Makoto Manabe, mengatakan bahwa dinosaurus besar itu memang berbulu, karena mereka mengalami kesulitan mengendalikan suhu tubuh mereka.
Makoto mengatakan, penemuan terbaru ini telah mendiskreditkan teori tersebut. Dia juga menambahkan, bulu-bulu ini bisa memberikan petunjuk untuk mempelajari evolusi hewan berdarah dingin yang bersuhu tubuh stabil. Penemuan ini akan dipublikasikan dalam jurnal Inggris terkemuka, Nature, edisi Kamis ini. (JAY/MEL)