Liputan6.com, Jakarta Microsoft dilaporkan siap merilis pembaruan untuk Windows 10 pada akhir Mei 2019. Sebelum digulirkan, perusahaan sudah lebih dulu menggulirkannya untuk para beta tester.
Dikutip dari The Verge, Minggu (7/4/2019), dalam update ini, Microsoft sebenarnya tidak banyak membawa perubahan, terutama dari sisi fitur. Namun, Microsoft menghadirkan pengaturan yang sudah lama ditunggu pengguna, yakni mengontrol update yang diterima.
Jadi, dalam update Mei 2019 ini, pengguna Windows 10 diberi kontrol untuk mengatur pembaruan yang ingin dipasang ke perangkatnya.
Advertisement
Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi pengguna Windows 10 yang merasa Microsoft terlalu memaksa mereka mengunduh update saat dirilis.
Baca Juga
Melalui pembaruan ini, pengguna akan dimungkinkan untuk memilih kapan mereka ingin memasang update yang dirilis Microsoft. Kendati demikian, pengguna masih akan menerima update keamanan bulanan.
Tidak hanya itu, Microsoft juga memungkinkan pengguna Windows 10 Home dan Pro menghentikan sementara update fitur dan bulanan hingga 35 hari.
Perusahaan juga memperkenalkan fitur otomatis bernama intelligent active hours yang dapat mendeteksi saat PC sedang digunakan, sehingga pemasangan update ditunda dan tidak mengganggu pengguna.
Keputusan Microsoft untuk menghadirkan pembaruan ini jelas menjadi bukti perusahaan mendengar keluhan pengguna. Meski pembaruan itu tidak dihindari, setidaknya pengguna tidak lagi dipaksa untuk mengunduh dan memasangnya.
Selain kehadiran fitur ini, Microsoft juga disebut akan menghadirkan tema yang lebih simpel untuk Windows 10. Beberapa fitur lain yang kabarnya juga akan hadir adalah dukungan Kaomoji, Windows Sandbox, dan pemisahan antara Cortana dengan Windows Search.
Windows 10 Jadi OS PC Paling Populer
Awal tahun ini, Windows 10 juga berhasil mencatat hasil penting. Sebab, Windows 10 berhasil menjadi sistem operasi PC paling populer di dunia saat ini.
Sistem operasi tersebut akhirnya berhasil mengalahkan pendahulunya Windows 7.
Informasi ini diketahui dari laporan Net Applications pada Desember 2018. Kini, Windows 10 berhasil menguasai pangsa pasar sistem operasi PC sebesar 39,22 persen, sedangkan Windows 7 memiliki pangsa pasar 36,9 persen.
Dalam laporan tersebut itu disebutkan capaian Windows 10 berhasil diraih dalam waktu tiga setengah tahun. Selain itu, laporan ini sekaligus menandakan Windows 7 masih menjadi sistem operasi paling populer, meski sudah berusia 10 tahun.
Pencapaian ini juga penting bagi Microsoft mengingat perusahaan masih berupaya untuk mendorong pemakaian Windows 10, utamanya untuk pelaku bisnis. Terlebih, perusahaan akan berhenti mendukung Windows 7 pada 14 Januari 2020.
Sekadar informasi, Microsoft sebelumnya memiliki ambisi bahwa Windows 10 akan berjalan di satu miliar perangkat dalam waktu tiga tahun setelah rilis. Adapun sistem operasi itu pertama kali rilis pada 2015.
Namun, ambisi tersebut sedikit melunak mengingat Windows 10 Mobile ternyata tidak menuai respon positif, sehingga sulit untuk mencapainya.
Kini, Windows 10 sendiri sudah berjalan di 700 juta perangkat, termasuk PC, tablet, hingga Xbox One.
(Dam/Ysl)
Advertisement