Liputan6.com, Tokyo - Kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI)merupakan salah satu teknologi canggih yang menjadi sorotan, dan paling cepat berkembang.
Dalam budaya pop, kecanggihan AI diperkenalkan lewat sejumlah film Hollywood, seperti The Terminator, The Matrix, A.I (Artificial Intelligence), Her, dan Ex-Machina.
Meski sering digambarkan sebagai teknologi super canggih dan perlu bertahun-tahun diimplementasikan di kehidupan nyata, ternyata tool berbasis kecerdasan buatantelah membantu kita dalam kegiatan sehari-hari.
Advertisement
Tak hanya itu, banyak perusahaan teknologi yang mengembangkan tools untuk membantu pengembang menemukan pola dalam data yang kompleks dan mengatasi berbagai tantangan terbesar yang belum terpecahkan masyarakat.
Baca Juga
Salah satu perusahaan teknologi tersebut adalah Google. Lewat pernyataan CEO Google, Sundar Pichai, pada gelaran Google I/O 2017, raksasa mesin pencari itu berkomitmen untuk lebih fokus mengintegrasikan produk mereka dengan AI.Â
Saat itu dia mengatakan, dunia teknologi tak lagi berkutat pada teknologi berbasis mobile konvensional, dan sudah berevolusi dari "mobile first" ke "AI first".
Dua tahun berjalan, lalu bagaimana pengembangan teknologi AI ke semua produk dan layanan Google?
Bertempat di kantor Google Jepang, Rabu (10/7/2019), perusahaan bakal mengungkap informasi terkini tentang penelitian dan pengembangan Google AI untuk proyek dengan dampak sosial yang diberi nama AI for Social Good.
Bermitra dengan organisasi eksternal, Google ingin bekerja menuju solusi dalam berbagai bidang sosial, seperti kesehatan, perlindungan alam, pendidikan, dan pencegahan bencana.
Penasaran teknologi AI apa saja yang Google ungkap pada hari ini dalam perhelatan Solved with AI? Pantau terus Tekno Liputan6.com.
Kecerdasan Buatan Google Bisa Deteksi Gejala Kanker
Google baru saja mengembangkan kecerdasan buatan (AI, artificial intellligence) yang dapat mendeteksi kanker.
Inovasi ini menunjukkan kalau kecerdasan buatan dapat mendeteksi tanda-tanda awal kanker.
Manajer Produk Google, Lily Peng, mengklaim, teknologi ini dapat menangkap hal-hal detail yang terlewatkan ahli. Salah satu jenis kanker yang mampu dideteksi yaitu kanker paru-paru.
Kanker paru-paru menyebabkan lebih banyak kematian daripada kanker lainnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kanker ini juga salah satu jenis kanker yang paling umum, dengan lebih dari 2 juta kasus.
"Kita tahu bahwa ketika kasus didiagnosis dini, pasien memiliki peluang lebih tinggi untuk bertahan hidup," kata Peng, sebagaimana dikutip dari CNET, Senin (20/5/2019).
"Tapi sayangnya, lebih dari 80 persen kanker paru-paru tidak diketahui lebih awal," tambah dia.
Kanker tahap ini kerap sulit dilihat melalui CT Scan dan pasien dengan kanker stadium akhir sering menunjukkan tanda-tanda halus pada pemindaian awal.
"Menggunakan pemindaian kanker paru-paru dari National Cancer Institute dan Northwestern University, Google melatih jaringan AI untuk mendeteksi keganasan kanker pada tingkat yang sama dengan atau di atas kemampuan seorang ahli radiologi yang terlatih," pungkas Peng.Â
(Ysl/Isk)
Advertisement