YouTube Ubah Tampilan Tab Trending di iOS dan Android

YouTube menggantikan tab Trending di aplikasinya dengan versi baru yang diberi nama Explore.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 16 Mar 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2020, 13:00 WIB
YouTube
Google sedang mengembangkan aplikasi video livestreaming terbaru yang diberi nama YouTube Connect. (Sumber: Venture Beat).

Liputan6.com, Jakarta - YouTube baru saja mengumumkan perubahan tampilan untuk aplikasinya di sistem operasi iOS dan Android. Meski tidak terlalu signifikan, perubahan ini menawarkan pengalaman baru untuk para penikmat konten di YouTube.

Dikutip dari Phone Arena, Senin (16/3/2020), perubahan tampilan yang dimaksud dalam aplikasi YouTube adalah kehadiran tab Explore. Sebelumnya, tab ini dikenal dengan nama Trending.

"Hari ini, tab Trending resmi menjadi Explore. Pembaruan ini akan digulirkan selama beberapa hari ke depan untuk perangkat mobile dan tablet, baik Android maupun iOS," tulis YouTube di blog resminya.

Lewat perubahan tab ini, YouTube memungkinkan pengguna untuk mengakses lebih banyak konten baru berdasarkan kategori, seperti Music, Gaming, News, Movies & Shows, Fashion & Beauty hingga Learning.

Kategori ini sebelumnya memang sudah ada, tapi kini tampilannya dibuat lebih besar dan dibagi warna berdasarkan kategori. YouTube sendiri mengatakan akan menambah beberapa kategori lagi di masa depan.

Tidak hanya itu, ada pula menu yang menampilkan 'Creator on the Rise' dan Artist on the Rise'. Kedua menu ini hadir untuk memudahkan pengguna menemukan konten yang berasal dari mereka.

Terakhir, pengguna juga masih dapat menemukan konten yang Trending di YouTube pada tab ini. Bahkan, kategori Trending sendiri berada di bagian paling atas tab Explore ini.

YouTube Kantongi Pendapatan Iklan Rp 217 Triliun

Logo Youtube. Dok
Logo Youtube. Dok

Terlepas dari kehadiran fitur ini, perusahaan induk Google, Alphabet, mengumumkan bahwa YouTube menghasilkan 4,7 miliar USD atau sekitar Rp 64,4 triliun pada kuartal keempat tahun 2019 (Q4 2019).

Sementara dalam satu tahun selama 2019, YouTube berkontribusi sekitar USD 15,2 miliar atau sekitar Rp 217 triliun.

Angka-angka tersebut tidak termasuk pendapatan dari sumber lain seperti langganan berbayar YouTube TV atau YouTube Premium. Mengacu pada laporan tersebut, secara historis Youtube Ads mengalami pertumbuhan hampir dua kali lipat dari USD 8,15 miliar  pada 2017 lalu.

"Untuk memberikan wawasan lebih lanjut tentang bisnis kami dan peluang di masa depan, kami sekarang mengungkapkan pendapatan kamu secara lebih terperinci, termasuk untuk Google Search, Youtube Ads, dan Google Cloud," ujar Ruth Porat, CFO Alphabet, dilansir dari NBC News, Rabu (5/2/2020).

Untuk diketahui, Google mengakuisisi platform video ini pada tahun 2006. Selama bertahun-tahun YouTube menjadi pemain dominan di pasar video internet, tetapi detail tentang bisnis YouTube selama ini tidak pernah diungkap.

Alphabet juga menyatakan pendapatan lainnya dari Google Search dan Google Ads mencapai USD 98,1 miliar.

Ini merupakan laporan pendapatan pertama sejak Sundar Pichai menjabat sebagai CEO Google sejak 2015, yang juga menjadi CEO Alphabet pada bulan Desember 2019.

Google Uji Coba Fitur Baru YouTube di Android

Adapun akhir tahun lalu, Google dilaporkan menyiapkan fitur baru YouTube untuk perangkat berbasis OS Android. Fitur ini akan membuat para pengguna lebih mudah menemukan konten yang disukai dari para pembuat konten.

Dilansir Phone Arena, Jumat (27/12/2019), 9to5Google melaporkan bahwa Google diam-diam telah mulai menguji sebuah fitur bernama "Featured in this video". Fitur ini akan menghasilkan tautan-tautan ke laman dari setiap kreator yang muncul di video.

Google mengungkapkan, tautan tersebut akan berdasarkan pada "serangkaian sinyal" yang kemungkinan akan mencakup algoritma mirip dengan yang mendukung rekomendasi YouTube.

Fitur ini disebut juga akan mempermudah para pembuat konten, karena tidak lagi perlu repot mengatur tautan-tautan di boks penjelasan. Sementara, penonton akan lebih mudah menemukan channel yang mungkin mereka minati.

Fitur ini masih dalam tahap pengujian, sehingga hanya ada beberapa channel yang bisa ikut menjajalnya. Setelah Google mendapatkan respons dan menyempurnakan fitur tersebut, Google diyakini akan merilisnya untuk seluruh pengguna.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya