Liputan6.com, Jakarta - Apple dan Google sebelumnya mengumumkan tidak akan memberi izin pada aplikasi terkait virus corona yang menggunakan informasi di luar dari WHO atau pemerintah.
Kini, perusahaan raksasa teknologi diminta untuk melindungi data-data dari aplikasi kesehatan yang mencuri data pengguna.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman Tech Times, Sabtu (14/3/2020), perusahaan teknologi diminta memastikan bahwa aplikasi pemantau kesuburan dan menstruasi tidak membagikan informasi-informasi tanpa persetujuan si pengguna.
Apple, Google, dan Samsung mendapatkan surat dari anggota parlemen Demokrat New Jersey. Pihak berwenang juga meminta vendor aplikasi untuk berhenti memberi izin bagi aplikasi kesehatan untuk berbagi data dengan pihak ketiga, saat pengguna membuka aplikasi tersebut.
Berdasarkan penelitian Consumer Reports, sejumlah aplikasi pemantau menstruasi memberikan data pengguna mereka untuk keperluan iklan tertarget tanpa sepengetahuan pengguna.
Aplikasi Pemantau Menstruasi
Penelitian berbeda yang dilaksanakan oleh Privacy International yang berbasis di Inggris menyebut ada 61 persen aplikasi pemantau menstruasi yang secara otomatis memindahkan catatan ke Facebook setelah pengguna membuka aplikasi tersebut.
Adapun aplikasi pemantau menstruasi biasanya meminta pengguna menginput berbagai data. Misalnya aktivitas seksual, siklus menstruasi, dan penggunaan alat kontrasepsi. Belum lagi data seperti nama, alamat email, usia, dan berat badan.
Penegak hukum juga meminta perusahaan teknologi untuk menyingkirkan aplikasi yang diduga telah melanggar privasi dan berbagi data pribadi dengan pihak lain.
(Tin/Why)
Advertisement