Banyak Keluhan Soal Keamanan, Zoom Lakukan Sejumlah Perubahan

Zoom mengumumkan akan melakukan sejumlah perubahan untuk mendukung privasi dan keamanan di layanannya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 05 Apr 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Zoom
Ilustrasi Zoom. Kredit: Zoom

Liputan6.com, Jakarta - Zoom mengumumkan akan melakukan sejumlah perubahan terutama dari sisi keamanan untuk layanan di platformnya. Perubahan ini dilakukan untuk menghindari sejumlah masalah yang dialami pengguna saat ini.

Salah satu masalah yang menjadi sorotan baru-baru ini adalah Zoom Bombing. Untuk diketahui, insiden ini merupakan aksi pihak tidak bertanggung jawab yang tiba-tiba masuk dan menganggu sebuah pertemuan.

Untuk itu, seperti dikutip dari Engadget, Minggu (5/4/2020), Zoom kini menerapkan password untuk setiap pertemuan yang akan diadakan, sehingga tidak bisa sembarang orang masuk.

Perubahan ini akan dilakukan mulai 5 April 2020. Dengan perubahan ini pula, pertemuan yang dijadwalkan setelah 5 April 2020 harus mengirimkan ulang kembali undangannya, sehingga sudah disertakan password.

Selain itu, fitur waiting room kini sudah menjadi setelan bawaan di Zoom. Jadi, host dalam pertemuan dapat mengecek terlebih dulu peserta yang akan ikut serta dalam video conference.

Perubahan ini juga disebut menjadi bagian janji CEO Zoom Eric S. Yuan untuk meningkatkan layanannya. Sebelumnya, Eric menyebut akan mendedikasikan seluruh sumber daya perusahaan untuk memperbaiki keamanan dan privasi.

Warganet Kaget Orang Asing Muncul Tiba-Tiba di Zoom, Apa yang Terjadi?

Zoom
Ilustrasi Zoom (sumber: Zoom)

Untuk diketahui, Zoom Bombing memang sempat dilaporkan sempat terjadi di terjadi banyak negara, tak terkecuali Indonesia. 

Untuk di Indonesia, aksi semacam ini sempat dilaporkan akun Twitter @collegemenfess beberapa waktu lalu. Akibatnya, banyak warganet yang bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi di Zoom.

Dikutip dari Fortune, Sabtu (4/4/2020), aksi yang sedang marak itu dikenal dengan nama Zoom Bombing. Jadi, seseorang yang tidak dikenal masuk dalam sebuah pertemuan dan mengacakuannya.

Laporan menyebut aksi ini terjadi di banyak pertemuan, mulai dari kasual hingga tingkat tinggi. Biasanya, para pelaku mengacaukan sebuah pertemuan dengan olok-olok bernada rasial hingga mengirimkan gambar yang mengganggu.

Dengan kondisi itu, sudah jelas para peserta dalam pertemuan di Zoom akan terganggung dan memilih meninggalkan pertemuan. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?

Setelah ditelusuri, aksi Zoom Bombing ternyata kebanyakan bukan berasal dari masalah di platform tersebut. Pengguna sendiri yang menjadi menyebabkan aksi ini terjadi.

Menurut Cofounder dan CEO Cybint, Roy Zur, kebanyakan pengguna yang menjadi korban aksi ini biasanya menyetel pertemuan Zoom menjadi publik, sehingga dapat diakses siapa pun yang mempunyai tautan pertemuan itu.

Cara Antisipasi Zoom Bombing

Ilustrasi pertemuan virtual dengan menggunakan aplikasi Zoom
Ilustrasi pertemuan virtual dengan menggunakan aplikasi Zoom. Kredit: Zoom

Roy mengatakan, pelaku tinggal mencari pertemuan yang digelar melalui Facebook atau media sosial lain dengan mengetik zoom.us. Hal ini dilakukan sebab biasanya tautan pertemuan semacam itu diunggah di media sosial.

Selain itu, ada beberapa forum khusus, seperti di Reddit yang memang ditujukan untuk mengungkap deretan ID pertemuan Zoom Classroom.

Lalu, apa yang dapat dilakukan pengguna Zoom untuk menghindari aksi ini? Jawabannya sederhana, pengguna tidak seharusnya berbagi tautan pertemuan secara publik.

Alih-alih membagikan tautannya di Facebook atau media sosial lain, pengguna dapat memanfaatkan kanal komunikasi lebih privat, seperti lewat email.

Selain itu, setel pertemuan tersebut menjadi 'private'. Saat ini, Zoom sendiri sudah menyetel kondisi awal sebuah pertemuan menjadi 'Private', sehingga diperlukan kata kunci untuk berpartisipasi.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah jangan berbagi personal meeting ID, sebab identitas ini tidak berubah. Apabila ingin berbagi identitas, pastikan dilakukan dengan orang yang dipercaya.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya