Liputan6.com, Jakarta - Intel baru saja mengumumkan kehadiran prosesor Intel Core yang menggunakan Intel Hybrid Technology. Prosesor anyar ini memiliki kode nama Lakefield.
Memanfaatkan teknologi Foveros 3D Intel dan dilengkapi arsitektur CPU hibrida untuk skalabilitas tenaga dan performa, Lakefield merupakan prosesor terkecil yang menyediakan performa Intel Core dan kompabilitas Windows secara penuh.
Dengan kata lain, prosesor ini dapat digunakan untuk mendukung produktivitas hingga kebutuhan kreasi konten. Tidak hanya itu, prosesor ini juga mendukung perangkat laptop super ringan dan bentuk baru yang inovatif.
Advertisement
"Melalui kolaborasi erat dengan mitra kami, prosesor ini membuka kemungkinan inovasi kategori perangkat masa depan," tutur Corporate VP dan GM untuk Mobile Client Platforms Intel Chris Walker dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (17/6/2020).
Baca Juga
Untuk diketahui, prosesor Intel Core dengan Intel Hybrid Technology ini memberikan kompatibilitas penuh dengan aplikasi Windows 10. Dengan 47 persen ukuran board lebih kecil, OEM diberikan fleksibilitas untuk form factor.
Proses Intel Core i3 dan i5 dengan Intel Hybrid Technology menggunakan Sunny Cove core 10nm untuk mendukung tugas yang lebih padat dan multiaplikasi. Lalu, ada empat Tremont hemat daya untuk memberikan keseimbangan antara tenaga dan performa.
"Lakefield merupakan prosesor Intel Core pertama dengan memori package-on-package (PoP) yang telah terpasang, sehingga mengurangi ukuran board," tutur Chris menjelaskan.
Prosesor ini juga menjadi yang pertama dari Intel memiliki fitur pipa bawaan. Karenanya, prosesor ini cocok untuk PC lipat dan PC dengan layar ganda.
Untuk sekarang, baru tersedia dua desain yang dipersenjatai Intel Core dengan Intel Hybrid Technology ini, yaitu Lenovo ThinkPad X1 Fold, sebagai PC pertama dengan layar OLED lipat dan Samsung Galaxy Book S.
Nokia Jalin Kemitraan dengan Intel untuk Pengembangan 5G
Terlepas dari informasi di atas, Nokia baru saja diketahui menjalin kemitraan dengan Intel untuk mempercepat pengembangan teknologi 5G.
Kemitraan ini menyusul pengembangan SoC (System on a Chip) Reefshark yang lebih lambat dari ekspektasi perusahaan.
Reefshark merupakan SoC yang memungkinkan satu chip dapat menampung semua sistem komputasi. Oleh sebab itu, SoC ini diharapkan dapat membantu Nokia untuk memproduksi peralatan dengan harga lebih murah.
"Nokia bekerja dengan banyak mitra untuk mendukung keluarga chipset ReefShark, yang digunakan dalam banyak elemen dasar," kata Nokia dikutip dari Reuters, Jumat (6/3/2020).
Sebelumnya Nokia menyebut telah menggandeng 350 orang insinyur demi mempercepat pengembangan 5G.
Perusahaan asal Finlandia itu mengatakan, dari 350 insinyur itu, 240 di antaranya ditempatkan di unit jaringan mobile. Sementara sisanya ditugaskan di unit yang mengerjakan IC untuk SoC yang mendukung 5G.
Advertisement
Pemain penting
"Memang benar bahwa kami telah mempekerjakan personel pengembangan 5G belakangan ini, tidak hanya di Oulu, tetapi juga di Tampere dan Espoo," kata kepala unit jaringan Nokia Tommi Uitto seperti dikutip dari harian Helsingin Sanomat via Reuters, Jumat (1/11/2019).
Untuk diketahui, di sektor infrastruktur telekomunikasi, Nokia merupakan salah satu pemain penting. Namun, belakangan ini performa Nokia sangat kontras dengan kompetitornya, Ericsson.
Perusahaan Swedia itu pada pekan lalu melampaui ekspektasi pendapatan kuartal dan meningkatkan proyeksi pasar untuk tahun ini dan target penjualannya untuk tahun 2020.
(Dam/Isk)