Liputan6.com, Jakarta - Situs web DPR sempat mengalami aksi peretasan berupa deface. Lewat aksi tersebut, nama 'Dewan Perwakilan Rakyat' diubah menjadi 'Dewan Penghianat Rakyat'.
Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Kamis (8/10/2020), aksi tersebut sempat ramai di Twitter. Sejumlah akun pun diketahui sempat mengunggahnya perubahan itu di media sosial tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Salah satunya adalah akun @saintlaurs yang mengunggah video singkat mengenai perubahan tersebut. "Udah pada tau belom website DPR dihack hahahahahh," tulisnya.
Udah pada tau belom website DPR dihack hahahahahh pic.twitter.com/oGTiRcGxqV
— hamburg (@saintlaurs) October 8, 2020
Adapun setelah dicek kembali, video tersebut berasal dari media sosial TikTok dan diunggah oleh akun bernama @donie.chandra. Setelah perubahan tersebut, situs DPR ternyata sempat down hingga siang ini.
Akibatnya, sejumlah warganet sempat bertanya-tanya apakah memang situs web DPR sedang diretas. "gue buka website dpr di google, safari, ama chrome error, di hack ya?" kicau salah satu akun bernama @chaerophile.
gue buka website dpr di google, safari, ama chrome error, di hack ya? pic.twitter.com/DcrS2TR1gz
— jefra (@chaerophile) October 8, 2020
Whoa website dpr di hack 😮
— Muhammad Ikmal (@ikmal_muhammad) October 8, 2020
Website dpr di hack?
— idham (@idhamsl) October 8, 2020
Kendati demikian, untuk saat ini, situs web DPR berangsur pulih dan mulai kembali dapat diakses. Perubahan nama yang sebelumnya terjadi juga sudah kembali normal.
Polisi Selidiki Dugaan Peretasan Situs DPR Jadi Dewan Penghianat Rakyat
Sebelumnya, hingga pagi Kamis (8/10/2020), situs web DPR belum dapat diakses publik. Sementara, sempat beredar sejumlah video yang viral di social media menunjukkan laman situs tersebut berganti tulisan menjadi "Dewan Penghianat Rakyat Republik Indonesia".
Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, pihaknya akan menelusuri temuan tersebut.
"Diselidiki," tutur Argo saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Diduga, peretasan situs DPR tersebut merupakan buntut kekecewaan masyarakat atas pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.
"Nanti setelah ada hasil lidik (diketahui motifnya)," kata Argo.
Selain itu, laman situs DPRD Parepare yang beralamat di dprd-pareparekota.go.id diretas orang tak dikenal. Tampilan web-nya (deface) berubah dan penuh kata-kata makian.
Advertisement
Situs Web DPRD Parepare Berubah Tampilan Gara-Gara Diretas
Laman situs DPRD Parepare yang beralamat di dprd-pareparekota.go.id telah diretas, dan diubah tampilan web-nya (deface).
Saat mengakses situs, laman utama web yang seharusnya menampilkan beragam informasi umum pun berubah dengan foto bertuliskan "The Real Imposter".
Selain itu, si peretas (hacker) yang mengatasnamakan Juna dan Lutfie404 ini juga turut menuliskan sebuah kalimat yang berbunyi.
Hai DPR,Para Bedebah,Anjing,Tikus Berdasi,Sekaligus Sampah Masyarakat.Sudahkah Kalian memikirkan Aspirasi Rakyat hari ini? Atau justrusibuk tidur memimpikan Uang yang kalian dapatkan?THE REAL IMPOSTOR INDONESIA
Informasi, aksi hacking dan deface ini merupakan sebuah upaya peretasan yang sering kali menyerang situs web pemerintahan.
(Dam/Isk)