Data Lokasi Pengguna Muslim Pro Dijual ke Militer AS

Aplikasi populer untuk umat muslim, Muslim Pro, diduga menjual data pengguna mereka kepada militer Amerika Serikat (AS).

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 18 Nov 2020, 08:54 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2020, 08:53 WIB
Muslim Pro
Muslim Pro (Sumber: Google Play)

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi populer untuk umat muslim, Muslim Pro, diduga menjual data pengguna mereka kepada militer Amerika Serikat (AS).

Informasi ini berdasarkan pada investigasi yang dilakukan majalah online Motherboard. Menurut media tersebut, militer AS membeli informasi pribadi para pengguna di seluruh dunia yang dikumpulkan dari aplikasi tersebut.

Mengutip laman Al-Jazeera, Selasa (18/11/2020), aplikasi Muslim Pro telah diunduh setidaknya hingga 100 juta kali.

Berdasarkan investigasi, Komando Operasi Khusus AS memperoleh data lokasi dari beberapa perusahaan. Aplikasi-aplikasi paling populer yang datanya dibeli mulai dari aplikasi salat dan quran Muslim Pro hingga aplikasi kencan untuk umat muslim, Muslim Mingle.

Sekadar informasi, aplikasi Muslim Pro disebutkan melakukan penjualan data ke sejumlah perusahaan, salah satunya adalah X-Mode. Di mana, X-Mode akhirnya menjual data tersebut kepada militer AS dan sejumlah konsumen militer lainnya.

X-Mode, menyebut, mereka telah melacak 25 juta perangkat di AS tiap bulan dan 40 juta perangkat dari seluruh dunia, termasuk Uni Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik.

Motherboard yang mengunduh aplikasi kencan Muslim Mingle di Android melihat aplikasi tersebut berulang kali mengirim koordinat geolokasi tiap kali terhubung dengan WiFi, ke X-Mode.

Berbagai Aplikasi Lain yang Jual Data

Muslim Pro - Ramadan 2020
Muslim Pro - Ramadan 2020

Tidak hanya itu, investigasi juga menemukan aplikasi lain yang mengirimkan data lokasi, termasuk penghitung langkah, bernama Accupedo, aplikasi cuaca Global Stroms, dan CPlus for Craigslist.

Pihak militer AS pun mengkonfirmasi kabar tersebut.

"Akses kami atas software tersebut digunakan untuk mendukung misi Pasukan Operasi Khusus di luar negeri," kata Komandan Angkatan Laut Tim Hawkins.

Ia menyebut, pihaknya sangat mematuhi prosedur dan kebijakan yang ditetapkan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika.

Menurut Senator AS Ron Wyden, X-Mode juga mengakui menjual data yang dikumpulkan ke pelanggan militer AS lainnya.

Pengembang Tak Sadar Data Pengguna Berakhir di Sektor Militer

Muslim Pro - Ramadan 2020
Muslim Pro - Ramadan 2020

Mengutip Vice, Muslim Pro telah diunduh lebih dari 98 juta kali. 50 juta kali diunduh oleh perangkat Android dan sisanya di iOS.

Parahnya, berdasarkan investigasi Motherboard melalui wawancara para pengembang aplikasi, mereka tidak sadar ke mana data lokasi milik penggunanya dijual.

Bahkan, ketika pengguna memeriksa kebijakan privasi aplikasi tersebut, pengguna mungkin tidak akan sadar kalau datanya ternyata dijual ke berbagai industri berbeda, termasuk militer.

Meskipun kabarnya salah satu perusahaan, Locate-X memberlakukan data secara anonim, seorang mantan karyawan menyebut, anonimitas data tersebut bisa dijabarkan menjadi milik pengguna tertentu. Dengan begitu, data sifatnya tidak lagi anonim.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya