Inisiatif Google Melestarikan Bahasa Terancam Punah Lewat Noto Font

Keluarga Noto font yang tersedia secara gratis dari Google Fonts mendukung literasi untuk ratusan bahasa terancam punah

oleh M Hidayat diperbarui 25 Nov 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2020, 09:00 WIB
Inisiatif Google Melestarikan Bahasa Terancam Punah Lewat Noto Font
Inisiatif Google Melestarikan Bahasa Terancam Punah Lewat Noto Font

Liputan6.com, Jakarta - Bahasa minoritas atau terancam punah menghadapi krisis. Menurut UNESCO, setidaknya 43 persen dari sekitar 6.000 bahasa yang digunakan di dunia terancam punah. Hingga saat ini, font untuk banyak bahasa minoritas juga belum tersedia.

Untuk hal ini, keluarga Noto font yang tersedia secara gratis dari Google Fonts mendukung literasi untuk ratusan bahasa.

"Bangsa Cherokee, dengan sekitar 20.000 penutur, menggunakan Noto di ponsel untuk mengirim pesan teks, email, dan mengajar bahasa mereka di AS. Noto digunakan setiap hari untuk bahasa Tibet, jutaan pengguna Afrika, dan ratusan bahasa Asia," ujar Susanna Zaraysky, Content Strategist, Material Design di Google dikutip dari keterangan perusahaan.

Susanna juga menyoroti pemerintah British Columbia di Kanada, dengan populasi 5 juta orang, ingin mencakup semua bahasa mereka, termasuk bahasa asli, dalam satu font dan menggabungkan Noto Sans + Noto Sans Canadian Aborigin menjadi satu font, yakni font BC Sans.

Noto menawarkan font untuk 146 skrip (sistem penulisan) dan lebih dari 800 bahasa, dan membuka pintu untuk membaca dan menulis bagi penutur bahasa minoritas.

"Noto adalah sumber font terbesar untuk bahasa yang terancam punah," ujar Susanna lebih lanjut.

 

Open Source Sepenuhnya

Selaras dengan dukungan Google.org untuk Proyek Bahasa Terancam Punah dan inisiatif Google menjadi sponsor privat untuk ajang UNESCO bertajuk Language Technologies for All, proyek Noto adalah proyek font Unicode Google yang ambisius. Proyek ini bertujuan untuk terus mendukung 100 persen dari semua karakter Unicode setiap tahun dengan font yang berfungsi penuh.

Pada 2017 lalu, Noto font memenangkan penghargaan Beazley Design Museum Designs of the Year. 

Dikembangkan sejak 2012, Noto baru-baru ini juga memperbarui halamannya di GitHub. Rumah baru di github.com/notofonts memiliki satu proyek git per skrip, dengan semua sumber tersedia dalam sumber font Unified Font Object (UFO) yang didukung secara luas atau menggunakan format .glyphs.

"Kami juga memiliki sistem build on-demand baru yang dipicu segera setelah seseorang memperbarui sumber font yang menggunakan compiler 'fontmake' open source Google Fonts. Ini berarti Noto font sekarang benar-benar open source sepenuhnya, akan didokumentasikan dengan lebih baik dan tersedia untuk kontribusi lebih banyak orang," tutur Susanna

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya