Liputan6.com, Jakarta Majas metafora merupakan salah satu jenis gaya bahasa kiasan yang sering digunakan dalam karya sastra maupun percakapan sehari-hari. Gaya bahasa ini menggunakan perbandingan langsung antara dua hal yang berbeda untuk menciptakan efek tertentu. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang majas metafora, mulai dari pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga contoh-contoh penggunaannya.
Pengertian Majas Metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa perbandingan yang menyamakan satu hal dengan hal lain secara langsung tanpa menggunakan kata pembanding seperti, bagai, bagaikan, bak, dan sebagainya. Metafora berasal dari bahasa Yunani "metaphora" yang berarti memindahkan. Dalam konteks bahasa, metafora memindahkan makna dari satu objek ke objek lain berdasarkan kemiripan atau analogi tertentu.
Penggunaan majas metafora bertujuan untuk:
- Memperindah bahasa dan membuat ungkapan lebih menarik
- Memperkuat makna dan kesan dari suatu pernyataan
- Menggambarkan sesuatu secara lebih hidup dan ekspresif
- Mengkonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak
- Menciptakan efek puitis dalam karya sastra
Dengan menggunakan metafora, penulis atau pembicara dapat menyampaikan gagasan secara lebih kreatif dan mengesankan. Pembaca atau pendengar pun diajak untuk membayangkan perbandingan yang dibuat, sehingga pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami dan diingat.
Advertisement
Ciri-ciri Majas Metafora
Untuk dapat mengidentifikasi majas metafora dengan tepat, perhatikan ciri-ciri berikut ini:
- Membandingkan dua hal secara langsung tanpa kata pembanding
- Menggunakan kata atau frasa yang memiliki makna kiasan
- Tidak menggunakan kata penghubung seperti: bagai, bagaikan, seperti, bak, laksana
- Biasanya terdiri dari dua kata atau frasa yang disandingkan
- Memiliki makna yang tidak sebenarnya (konotatif)
- Menciptakan gambaran yang lebih hidup dan ekspresif
- Sering digunakan dalam puisi, prosa, dan percakapan sehari-hari
Dengan memahami ciri-ciri ini, kita dapat lebih mudah mengenali penggunaan majas metafora dalam berbagai konteks. Penting untuk diingat bahwa metafora berbeda dengan simile yang menggunakan kata pembanding secara eksplisit.
Jenis-jenis Majas Metafora
Majas metafora dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk dan penggunaannya. Berikut adalah beberapa jenis majas metafora yang umum dikenal:
1. Metafora Eksplisit (In Praesentia)
Metafora jenis ini menampilkan kedua unsur pembanding secara langsung dalam kalimat. Pembaca dapat dengan mudah mengidentifikasi objek yang dibandingkan dan pembandingnya.
Contoh:
- Anakku adalah permata hatiku.
- Budi adalah singa di lapangan sepak bola.
- Gadis itu bunga desa yang mempesona.
2. Metafora Implisit (In Absentia)
Pada metafora implisit, hanya satu unsur pembanding yang ditampilkan secara langsung. Pembaca perlu menafsirkan sendiri makna kiasan yang dimaksud berdasarkan konteks kalimat.
Contoh:
- Ia adalah tulang punggung keluarga. (tidak menyebutkan "pencari nafkah")
- Dewi malam telah menampakkan diri. (tidak menyebutkan "bulan")
- Sang raja hutan mengaum dengan keras. (tidak menyebutkan "singa")
3. Metafora Mati (Dead Metaphor)
Metafora mati adalah ungkapan metaforis yang sudah sangat umum digunakan sehingga tidak lagi terasa sebagai metafora. Ungkapan ini telah menjadi bagian dari kosakata sehari-hari.
Contoh:
- Kaki gunung
- Mulut botol
- Mata air
- Lengan kursi
- Jantung kota
4. Metafora Hidup (Live Metaphor)
Metafora hidup adalah ungkapan metaforis yang masih terasa segar dan orisinal. Biasanya diciptakan oleh penulis atau penyair untuk menghasilkan efek puitis tertentu.
Contoh:
- Kata-katanya adalah pisau yang menusuk jantungku.
- Pikirannya adalah lautan tak bertepi.
- Senyumnya adalah mentari yang menghangatkan jiwa.
5. Metafora Konseptual
Metafora konseptual adalah jenis metafora yang mendasari cara berpikir dan berbahasa kita sehari-hari. Metafora ini sering tidak disadari karena sudah menjadi bagian dari sistem konseptual dalam budaya tertentu.
Contoh:
- WAKTU ADALAH UANG (menghabiskan waktu, menghemat waktu, membuang-buang waktu)
- ARGUMEN ADALAH PERANG (menyerang argumen lawan, mempertahankan pendapat, strategi debat)
- CINTA ADALAH PERJALANAN (hubungan yang buntu, perjalanan cinta, melewati rintangan bersama)
Dengan memahami berbagai jenis metafora ini, kita dapat lebih menghargai kekayaan dan keindahan bahasa kiasan dalam komunikasi sehari-hari maupun karya sastra.
Advertisement
Fungsi Majas Metafora
Penggunaan majas metafora memiliki beberapa fungsi penting dalam komunikasi dan karya sastra. Berikut adalah beberapa fungsi utama majas metafora:
1. Memperindah Bahasa
Metafora dapat membuat bahasa menjadi lebih indah dan menarik. Dengan menggunakan perbandingan yang kreatif, penulis atau pembicara dapat menciptakan ungkapan yang lebih puitis dan mengesankan.
2. Memperkuat Makna
Metafora membantu memperkuat makna suatu pernyataan dengan menciptakan gambaran mental yang lebih konkret. Hal ini membuat pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami dan diingat.
3. Mengkonkretkan Hal Abstrak
Metafora sangat berguna untuk menjelaskan konsep-konsep abstrak dengan menggunakan perbandingan terhadap hal-hal yang lebih konkret dan mudah dibayangkan.
4. Menciptakan Efek Emosional
Penggunaan metafora yang tepat dapat membangkitkan emosi dan perasaan tertentu pada pembaca atau pendengar. Hal ini sangat bermanfaat dalam karya sastra dan pidato.
5. Meningkatkan Daya Persuasi
Dalam konteks persuasi, metafora dapat membantu meyakinkan audiens dengan menciptakan asosiasi positif atau negatif terhadap suatu gagasan.
6. Menyederhanakan Konsep Kompleks
Metafora memungkinkan penyampaian ide-ide rumit menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami melalui perbandingan dengan hal-hal yang lebih familiar.
7. Merangsang Imajinasi
Penggunaan metafora mendorong pembaca atau pendengar untuk membayangkan dan menafsirkan makna kiasan, sehingga merangsang kreativitas dan imajinasi.
Dengan memahami berbagai fungsi ini, kita dapat menggunakan majas metafora secara lebih efektif dalam berbagai konteks komunikasi.
Perbedaan Majas Metafora dan Simile
Meskipun sama-sama termasuk dalam kelompok majas perbandingan, metafora dan simile memiliki beberapa perbedaan penting. Berikut adalah perbandingan antara kedua gaya bahasa tersebut:
1. Penggunaan Kata Pembanding
- Metafora: Tidak menggunakan kata pembanding seperti, bagai, bagaikan, bak, laksana, dll.- Simile: Selalu menggunakan kata pembanding secara eksplisit.
2. Kelangsungan Perbandingan
- Metafora: Membandingkan dua hal secara langsung tanpa penjelasan tambahan.- Simile: Membandingkan dua hal secara tidak langsung dengan penjelasan yang lebih jelas.
3. Tingkat Abstraksi
- Metafora: Cenderung lebih abstrak dan membutuhkan penafsiran.- Simile: Lebih konkret dan mudah dipahami karena perbandingan dijelaskan secara eksplisit.
4. Kekuatan Efek
- Metafora: Seringkali memiliki efek yang lebih kuat dan dramatis.- Simile: Efeknya lebih lembut dan deskriptif.
5. Fleksibilitas Penggunaan
- Metafora: Lebih fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai konteks.- Simile: Penggunaannya lebih terbatas dan formal.
6. Contoh Perbandingan
- Metafora: "Dia adalah singa di lapangan."- Simile: "Dia berlari seperti singa di lapangan."
Memahami perbedaan ini penting untuk dapat menggunakan kedua gaya bahasa secara tepat dan efektif dalam berbagai situasi komunikasi.
Advertisement
85 Contoh Majas Metafora dan Artinya
Berikut adalah 85 contoh majas metafora beserta artinya untuk memperkaya pemahaman Anda:
- Dia adalah tulang punggung keluarga. (Artinya: Pencari nafkah utama)
- Kamu adalah bintang di hatiku. (Artinya: Orang yang sangat dicintai)
- Matanya adalah mutiara yang berkilau. (Artinya: Mata yang indah)
- Perpustakaan adalah gudang ilmu. (Artinya: Tempat menyimpan banyak pengetahuan)
- Kata-katanya adalah pedang tajam. (Artinya: Ucapan yang menyakitkan)
- Waktu adalah uang. (Artinya: Waktu sangat berharga)
- Dia adalah bunga desa. (Artinya: Gadis tercantik di desa)
- Otaknya adalah mesin yang tak pernah berhenti. (Artinya: Orang yang sangat cerdas)
- Hatinya terbuat dari batu. (Artinya: Orang yang tidak berperasaan)
- Rumahku adalah istanaku. (Artinya: Rumah tempat merasa nyaman dan berkuasa)
- Dia adalah kutu buku. (Artinya: Orang yang suka membaca)
- Hidupnya adalah panggung sandiwara. (Artinya: Kehidupan yang penuh kepura-puraan)
- Dia adalah tangan kanan bosnya. (Artinya: Orang kepercayaan)
- Cintanya adalah api yang membara. (Artinya: Cinta yang sangat menggebu-gebu)
- Dia adalah kamus berjalan. (Artinya: Orang yang sangat berpengetahuan)
- Pikirannya adalah lautan tak bertepi. (Artinya: Pemikiran yang sangat luas)
- Dia adalah raja di kantornya. (Artinya: Orang yang sangat berkuasa)
- Senyumnya adalah mentari pagi. (Artinya: Senyum yang cerah dan menyenangkan)
- Dia adalah rubah licik. (Artinya: Orang yang sangat cerdik dan licik)
- Hidupnya adalah roller coaster. (Artinya: Kehidupan yang penuh naik turun)
- Dia adalah malaikat penolongku. (Artinya: Orang yang selalu membantu)
- Kata-katanya adalah musik di telingaku. (Artinya: Ucapan yang sangat menyenangkan)
- Dia adalah batu sandungan dalam hidupku. (Artinya: Orang yang menjadi penghalang)
- Matanya adalah jendela jiwanya. (Artinya: Mata yang mencerminkan perasaan)
- Dia adalah buah hatiku. (Artinya: Anak yang sangat disayangi)
- Hidupnya adalah buku yang terbuka. (Artinya: Kehidupan yang mudah diketahui orang lain)
- Dia adalah pohon uang. (Artinya: Sumber kekayaan)
- Pikirannya adalah labirin yang rumit. (Artinya: Pemikiran yang sangat kompleks)
- Dia adalah kompas hidupku. (Artinya: Orang yang menjadi petunjuk arah)
- Cintanya adalah racun yang memabukkan. (Artinya: Cinta yang berbahaya)
- Dia adalah bintang panggung. (Artinya: Orang yang menjadi pusat perhatian)
- Hidupnya adalah kanvas kosong. (Artinya: Kehidupan yang masih bisa dibentuk)
- Dia adalah mesin uang. (Artinya: Orang yang sangat produktif menghasilkan uang)
- Matanya adalah radar. (Artinya: Mata yang sangat jeli)
- Dia adalah bunga bangsa. (Artinya: Orang yang membanggakan negara)
- Pikirannya adalah perpustakaan berjalan. (Artinya: Orang yang sangat berpengetahuan)
- Dia adalah api dalam sekam. (Artinya: Bahaya tersembunyi)
- Senyumnya adalah obat penawar. (Artinya: Senyum yang menenangkan)
- Dia adalah batu karang. (Artinya: Orang yang tegar)
- Hidupnya adalah pertandingan tinju. (Artinya: Kehidupan yang penuh perjuangan)
- Dia adalah pelita dalam kegelapan. (Artinya: Orang yang memberi harapan)
- Kata-katanya adalah belati. (Artinya: Ucapan yang sangat menyakitkan)
- Dia adalah benang merah dalam hidupku. (Artinya: Orang yang menjadi penghubung)
- Matanya adalah cermin jiwanya. (Artinya: Mata yang mencerminkan kepribadian)
- Dia adalah buah simalakama. (Artinya: Pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan)
- Hidupnya adalah sirkus. (Artinya: Kehidupan yang kacau dan tidak teratur)
- Dia adalah mesin waktu. (Artinya: Orang yang membuat waktu terasa cepat berlalu)
- Pikirannya adalah sarang laba-laba. (Artinya: Pemikiran yang rumit dan membingungkan)
- Dia adalah mercusuar dalam hidupku. (Artinya: Orang yang menjadi petunjuk arah)
- Cintanya adalah angin segar. (Artinya: Cinta yang menyegarkan)
- Dia adalah bintang jatuh. (Artinya: Orang yang popularitasnya menurun)
- Hidupnya adalah buku yang tertutup. (Artinya: Kehidupan yang sulit diketahui orang lain)
- Dia adalah mesin pembunuh. (Artinya: Orang yang sangat berbahaya)
- Matanya adalah kamera. (Artinya: Mata yang sangat jeli dan detail)
- Dia adalah bunga tidur. (Artinya: Mimpi indah)
- Pikirannya adalah labirin. (Artinya: Pemikiran yang rumit dan membingungkan)
- Dia adalah api semangat. (Artinya: Orang yang memberi motivasi)
- Senyumnya adalah sinar mentari. (Artinya: Senyum yang cerah dan menghangatkan)
- Dia adalah batu loncatan. (Artinya: Sarana untuk mencapai tujuan)
- Hidupnya adalah pertunjukan sulap. (Artinya: Kehidupan yang penuh kejutan)
- Dia adalah pelita dalam gelap. (Artinya: Orang yang memberi harapan)
- Kata-katanya adalah air segar. (Artinya: Ucapan yang menyegarkan)
- Dia adalah benang kusut. (Artinya: Masalah yang sulit dipecahkan)
- Matanya adalah bintang kejora. (Artinya: Mata yang indah dan bersinar)
- Dia adalah buah bibir. (Artinya: Orang yang menjadi bahan pembicaraan)
- Hidupnya adalah arena tinju. (Artinya: Kehidupan yang penuh perjuangan)
- Dia adalah mesin penghancur. (Artinya: Orang yang sangat destruktif)
- Pikirannya adalah awan. (Artinya: Pemikiran yang tidak jelas)
- Dia adalah mercusuar di tengah badai. (Artinya: Orang yang menjadi petunjuk dalam kesulitan)
- Cintanya adalah api yang membakar. (Artinya: Cinta yang sangat menggebu-gebu)
- Dia adalah bintang lima. (Artinya: Orang yang sangat berkualitas)
- Hidupnya adalah panggung opera. (Artinya: Kehidupan yang penuh drama)
- Dia adalah mesin pencari. (Artinya: Orang yang sangat informatif)
- Matanya adalah teleskop. (Artinya: Mata yang dapat melihat jauh)
- Dia adalah bunga rampai. (Artinya: Kumpulan hal-hal yang indah)
- Pikirannya adalah benang kusut. (Artinya: Pemikiran yang kacau)
- Dia adalah api dalam sekam. (Artinya: Bahaya tersembunyi)
- Senyumnya adalah pelangi. (Artinya: Senyum yang indah dan mencerahkan)
- Dia adalah batu sandungan. (Artinya: Penghalang atau masalah)
- Hidupnya adalah pertandingan catur. (Artinya: Kehidupan yang penuh strategi)
- Dia adalah pelita dalam kegelapan. (Artinya: Orang yang memberi harapan)
- Kata-katanya adalah pukulan telak. (Artinya: Ucapan yang sangat menyakitkan)
- Dia adalah benang merah. (Artinya: Hal yang menjadi penghubung)
- Matanya adalah samudra. (Artinya: Mata yang dalam dan penuh makna)
- Dia adalah buah tangan. (Artinya: Oleh-oleh atau hadiah)
Penggunaan Majas Metafora dalam Kehidupan Sehari-hari
Majas metafora tidak hanya digunakan dalam karya sastra, tetapi juga sering muncul dalam percakapan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan majas metafora dalam berbagai konteks:
1. Dalam Percakapan Informal
- "Dia benar-benar kutu buku, selalu menghabiskan waktu di perpustakaan."
- "Jangan khawatir, dia hanya buaya darat yang suka menggoda."
- "Anak itu otak udang, sulit sekali memahami pelajaran."
2. Dalam Dunia Bisnis
- "Perusahaan itu adalah raksasa teknologi yang sulit ditandingi."
- "Kita harus menjadi hiu di pasar yang penuh ikan teri ini."
- "Investasi adalah benih yang harus kita tanam untuk masa depan."
3. Dalam Olahraga
- "Ronaldo adalah mesin gol yang tak tertandingi."
- "Tim itu adalah benteng pertahanan yang sulit ditembus."
- "Pertandingan ini adalah medan perang bagi kedua tim."
4. Dalam Politik
- "Partai itu adalah kapal yang oleng di tengah badai politik."
- "Kebijakan baru ini adalah obat pahit yang harus kita telan."
- "Pemimpin itu adalah nakhoda yang mengarahkan kapal negara."
5. Dalam Pendidikan
- "Guru adalah pelita yang menerangi jalan menuju masa depan."
- "Buku adalah jendela dunia yang membuka wawasan."
- "Sekolah adalah ladang ilmu tempat kita menanam benih pengetahuan."
6. Dalam Hubungan Sosial
- "Dia adalah batu sandungan dalam hubungan kami."
- "Persahabatan kita adalah tali yang tak akan putus."
- "Keluarga adalah pelabuhan tempat kita selalu bisa berlabuh."
Penggunaan majas metafora dalam kehidupan sehari-hari membantu kita mengekspresikan ide dan perasaan dengan cara yang lebih kreatif dan berkesan. Namun, penting untuk memastikan bahwa metafora yang digunakan dapat dipahami oleh lawan bicara dan sesuai dengan konteks pembicaraan.
Advertisement
Kesimpulan
Majas metafora merupakan alat bahasa yang kuat untuk menyampaikan ide, emosi, dan gambaran mental secara lebih hidup dan mengesankan. Dengan membandingkan dua hal secara langsung, metafora membantu kita memahami konsep-konsep abstrak melalui hal-hal yang lebih konkret dan familiar.
Penggunaan majas metafora tidak terbatas pada karya sastra, tetapi juga menjadi bagian integral dari bahasa sehari-hari kita. Dari percakapan informal hingga pidato formal, metafora membantu kita mengekspresikan diri dengan cara yang lebih kreatif dan berkesan.
Memahami dan menguasai penggunaan majas metafora dapat meningkatkan kemampuan komunikasi kita, baik dalam menulis maupun berbicara. Dengan memilih metafora yang tepat, kita dapat membuat pesan kita lebih mudah diingat, lebih persuasif, dan lebih menarik bagi audiens.
Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan metafora harus tetap mempertimbangkan konteks dan audiens. Metafora yang terlalu rumit atau tidak familiar dapat membingungkan pendengar atau pembaca, sehingga justru menghambat komunikasi yang efektif.
Dengan mempelajari dan berlatih menggunakan majas metafora, kita dapat memperkaya kosakata dan meningkatkan keterampilan berbahasa kita. Hal ini tidak hanya bermanfaat dalam konteks akademis atau profesional, tetapi juga dapat memperkaya pengalaman kita dalam mengapresiasi karya sastra dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
User: Tolong berikan saya 5 pertanyaan beserta jawabannya terkait artikel di atas.
