Google dan Facebook Dominan di Kawasan Asia Tenggara dalam Periklanan Mobile

AppsFlyer merilis Laporan Indeks Kinerja (Performance Index) edisi ke-12 yang menetapkan peringkat sejumlah media source (sumber media) dalam periklanan mobile.

oleh M Hidayat diperbarui 30 Mar 2021, 08:27 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi aplikasi smartphone
Ilustrasi aplikasi smartphone. Kredit: William Hook via Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - AppsFlyer merilis Laporan Indeks Kinerja (Performance Index) edisi ke-12 yang menetapkan peringkat sejumlah media source (sumber media) dalam periklanan mobile.

Menurut laporan itu, jaringan iklan milik raksasa internet Google dan Facebook masih dominan di kawasan Asia Tenggara. Laporan itu menganalisis 42 jaringan media dan hampir 6,4 miliar pemasangan dari 8.331 aplikasi di seluruh Asia Pasifik.

Google Ads menempati peringkat pertama dalam hal retensi di Asia Tenggara (SEA), sementara Facebook Ads dinilai bekerja lebih baik dalam hal memberi pengguna berkualitas dari kampanye remarketing di seluruh Asia-Pasifik (APAC).

Marketing Director AppsFlyer APAC, Beverly Chen, mengatakan tahun 2021 akan menjadi sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bagi para pemasar.

Pengguna mulai mengaktifkan fitur Limited Ad Tracking (LAT) serta meningkatnya sorotan tajam terhadap privasi pengguna seiring perubahan kebijakan privasi di perangkat Apple.

"Jaringan yang bergantung kepada iOS dan advertiser yang menggunakannya harus mulai memikirkan solusi aktif untuk membatasi dampaknya sekarang," ujar Beverly.

Dalam iklim transformasi digital yang meningkat saat ini dan lebih banyak masyarakat beralih ke perangkat mereka, menurut Beverly, Indeks Kinerja edisi ke-12 AppsFlyer membantu pemasar mengoptimalkan sumber media mana yang dapat dijadikan mitra untuk mencapai hasil terbaik. 


Di iOS

Saat kerangka kerja App Tracking Transparency milik Apple baru akan diberlakukan pada pertengahan Maret kemarin, Indeks Kinerja AppsFlyer memperlihatkan kebijakan telah menyebabkan perubahan secara global.

Pangsa pasar pemasangan nonorganik (NOI) di iOS menurun hingga 17 persen pada paruh kedua 2020 di Asia Tenggara (dibandingkan dengan paruh pertama tahun itu).

 


Di Android

Sementara NOI di Android mengalami dampak sebaliknya; meningkat 9% dalam periode yang sama.

Pada semester kedua (H2) 2020, para pengguna Android berkontribusi sebesar 84 persen dalam penginstalan organik, dibandingkan 13 persen saja dari iOS.

Lonjakan sebesar 30 persen dalam biaya per penginstalan (cost per install/CPI) di iOS pada semester kedua 2020 merupakan faktor kunci di balik penurunan signifikan tersebut; di Android, biaya serupa meningkat hanya 10 persen.

Sebagai hasilnya, para pemasar aplikasi mobile menghasilkan pemasangan lebih sedikit untuk alokasi dana yang sama.

Peningkatan biaya media bagi pengguna iOS didorong oleh dua elemen utama: peningkatan permintaan karena transformasi digital yang semakin cepat yang disebabkan oleh Covid-19, dan penurunan pasokan karena lonjakan 40% dalam pangsa pengguna yang mengaktifkan Limited Ad Tracking (LAT).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya