Liputan6.com, Jakarta - Indonesia adalah negara dengan jumlah startup terbanyak kelima di dunia, dengan lebih dari 2.200 perusahaan rintisan, termasuk empat unicorn dan satu decacorn.
Meski pandemi masih bergulir di Tanah Air, investasi modal ventura (ventura capital/VC) ke sektor startup Indonesia masih cukup tinggi hingga menarik perhatian investor dari berbagai negara seperti China, Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.
Beberapa tahun belakangan, VC dari Australia juga mulai menunjukkan minatnya terhadap sektor startup Indonesia. Hal ini sejalan dengan sejarah panjang relasi dagang dan hubungan antar-masyarakat kedua negara.
Advertisement
Xendit, perusahaan payment gateway asal Indonesia, yang belum lama ini menyelenggarakan sebuah ajang Speed Dating atau Kencan Kilat virtual, mempertemukan 50 startup teknologi dari Indonesia dengan 7 perusahaan modal ventura dari Australia.
Acara bertajuk '360 Lightning Speed Australia-Indonesia Startup Virtual Speed Dating' itu diadakan selama delapan hari, didukung oleh Komisi Perdagangan dan Investasi Australia (Austrade) dan Alumni Grant Scheme (AGS), yang dikelola oleh Australia Awards di Indonesia.
Baca Juga
Ajang ini diawali dengan sesi konsultasi individu yang diadakan pada 18 hingga 20 Agustus 2021. Pada tahap ini konsultan dari perusahaan konsultasi PrepareLabs memberikan masukan dan kritik membangun untuk pitch deck masing-masing startup.
Pada sesi kencan kilat yang diadakan setelahnya pada 23-27 Agustus 2021, masing-masing startup diberikan waktu 10 menit untuk mempresentasikan rencana bisnis mereka di hadapan calon investor.
Luthfi Juharta, Business Development Experiment & Partnership di Xendit, mengatakan bahwa acara ini bertujuan memperkenalkan ekosistem startup teknologi di Indonesia dengan ekosistem VC di Australia dengan harapan terjalinnya hubungan lebih kuat di antara keduanya.
"Dengan diadakannya acara ini, kami berharap ke depannya akan ada lebih banyak perusahaan modal ventura Australia yang berpartisipasi dalam acara serupa dan terus memperhatikan perkembangan start-up di Indonesia, agar mereka bisa mengenali bahwa ini adalah lahan yang menarik untuk menanamkan investasi mereka," kata Luthfi, dikutip Jumat (3/9/2021).
Ia menambahkan bahwa Xendit, penyedia infrastruktur pembayaran digital dengan pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara, menyelenggarakan 360 Lightning Speed untuk membantu pertumbuhan UKM di tanah air.
Komentar VC di Australia
Daniel Veytsblit, Investment Director dari Investible, salah satu perusahaan modal ventura dari Australia yang berpartisipasi pada acara ‘kencan kilat’ ini, mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan oleh kualitas perusahaan rintisan dari Indonesia yang mengikuti acara tersebut dan menyambut baik kesempatan untuk berdiskusi lebih lanjut dengan mereka dalam waktu dekat.
"Tekad dan talenta yang dimiliki sektor startup yang tengah berkembang pesat di Indonesia benar-benar terlihat pada acara ini. Perusahaan-perusahaan rintisan yang mengikuti acara ini menyajikan presentasi bisnis yang sangat baik, dan kami berharap akan dapat berbicara dengan mereka lebih jauh lagi seiring dengan semakin luasnya jangkauan Investible di Asia Tenggara," tuturnya.
Ia menilai sebagian besar presentasi yang disajikan memberikan gambaran jelas akan visi dan misi perusahaan, termasuk menceritakan bagaimana para pendirinya dapat memberikan solusi bagi permasalahan; dan ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dalam waktu 5 sampai 7 menit saja.
"Saya tertarik untuk berbicara lebih lanjut dengan sebagian dari mereka dan menyelesaikan diskusi kami karena 10 menit sungguh tidak cukup. Saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk bertemu dengan semua pendiri startup dan mendoakan yang terbaik bagi mereka dalam perjalanan mereka selanjutnya," ucap Veytsblit.
VC Australia lainnya yang berpartisipasi dalam acara tersebut yaitu Artesian, Investible, Hemisphere, Airtree Ventures, Arkblu Capital, dan Haymarket HQ.
Acara ini turut didukung 20 mitra komunitas yaitu Kumpul, Connext, Apiary, CoHive, Innovation Factory, Alpha Momentum Indonesia, UMG Idealab, Modal Anak Bangsa, AWS, LPIK ITB, Startup Bandung, Teman Startup, Shinhan FutureLabs, Achmad Zaky Foundation, Plug and Play Indonesia, SIAP, Astra Ventura, Indogen, Union Space, Angin, Preparelabs, Startup4Industry, East Ventures, dan SBM ITB.
Advertisement
Kumpulan 50 Startup Indonesia yang Mengikuti Kencan Kilat
Komisioner Austrade untuk perdagangan dan investasi di Indonesia, Hannah Wade, mengatakan pihaknya ingin memberikan kesempatan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Australia untuk dapat bertumbuh bersama demi masa depan yang lebih baik.
"Kami berharap acara ini dapat menjadi sebuah awal bagi kalian semua untuk memulai sebuah diskusi, tidak hanya terkait investasi tapi juga tentang bagaimana kita bisa mempertemukan sektor inovasi dan sektor kreatif Indonesia dan Australia. Mungkin pertemuan kalian di hari ini dapat mencetuskan ide baru dan menciptakan relasi baru," ujarnya.
Acara ‘kencan kilat’ 360 Lightning Speed dibiayai seluruhnya oleh pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme yang dikelola oleh Australia Awards di Indonesia. AGS telah membiayai dan mendukung lebih dari 230 proyek alumni sekolah Australia di Indonesia yang memberi manfaat bagi masyarakat luas.
Adapun 50 startup teknologi yang mencari investasi melalui ajang ‘kencan kilat’ antara lain perusahaan rintisan di bidang aquaculture ALGA Aquatech, marketplace penyewaan barang CUMI, platform earned wage access (EWA) PaidbaQ, platform perencanaan dan konsultasi keuangan Halofina, dan aplikasi pengelolaan energi Leastric.
Infografis 4 Unicorn di Indonesia
Advertisement