Qlue dan WeGO Dorong Implementasi Smart City untuk Kelola Urbanisasi

Qlue bersama WeGO mendorong pemerintah kota mengadopsi teknologi smart city untuk membantu mengelola urbanisasi yang diprediksi kian tinggi.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 31 Agu 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2021, 06:30 WIB
Qlue
Ilustrasi Qlue. (Foto: Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Qlue terus berkomitmen untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan dan Internet of Things untuk membantu sejumlah isu yang ada di perkotaan. Kali ini, Qlue secara khusus menyorot soal urbanisasi yang diprediksi akan menjadi semakin tinggi.

Menurut founder dan CEO Qlue, Rama Aditya, urbanisasi kini menjadi salah satu isu penting yang harus dikelola pemerintah. Sebab, kini urbanisasi telah menjadi tren yang semakin tinggi karena banyak masyarakat memilih tinggal di kawasan perkotaan.

Data BPS sendiri menunjukkan pada 2020 sebanyak 56,7 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan dan diprediksi jumlahnya semakin meningkat menjadi 66,6 persen di 2035.

Selain BPS, Bank Dunia juga memperkirakan pada 2045 sebanyak 220 juta orang atau 70 persen dari penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. karenanya, implementasi teknologi dalam aspek manajemen perkotaan bisa menjadi opsi yang baik untuk menciptakan pembangunan kota berkelanjutan.

"Kolaborasi kami dengan pemerintah DKI Jakarta sudah terbukti memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat karena penyelesaian pengaduan menjadi lebih efektif. Dengan bantuan teknologi, tata kelola pemerintah menjadi lebih baik sehingga tingkat kepercayaan publik turut meningkat," tutur Rama dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (31/8/2021).

Selain Rama, Pelaksana Sekretaris Jenderal WeGO, Daniel Been turut mengatakan, urbanisasi sekarang telah meningkat pesat di hampir seluruh negara di dunia dan membawa banyak tantangan bagi pemerintah kota.

Untuk itu, ia menuturkan, penggunaan solusi ICT dan smart city adalah kunci menyelesaikan masalah yang diakibatkan dari peningkatan populasi di kota.

Sebagai informasi, WeGo merupakan asosiasi internasional yang terdiri dari pemerintah kota, korporasi, dan institusi yang berkomitmen pada implementasi transformasi konsep kota pintar dimana Qlue juga menjadi bagiannya.

"Proyek yang dilakukan dengan kolaborasi antara Qlue dan Administrator Jakarta pada dasarnya membuktikan hal ini, dan merupakan contoh yang bagus mengenai bagaimana teknologi dapat secara efisien menyelesaikan tantangan perkotaan dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs)," tutur Daniel.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kolaborasi Qlue dan Pemerintah DKI Jakarta

Qlue
Logo startup Qlue. (Ist.)

Sementara President Qlue, Maya Arvini menuturkan kolaborasi Qlue dengan Pemerintah DKI Jakarta merupakan hasil komitmen pemerintah dalam memberikan layanan yang lebih baik pada masyarakat. Alasannya ketika itu, sistem birokrasi dinilai masih cukup panjang sehingga berdampak pada lambatnya penyelesaian pengaduan.

Hasilnya, inisiasi Qlue mendorong Jakarta sebagai smart city pada 2014 turut berkontribusi pada pembangunan yang lebih maju. Qlue mampu menghadirkan teknologi yang membantu pemerintah mendeteksi dan memetakan masalah di lapangan, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan akurat.

Saat itu, kolaborasi tersebut mampu menekan titik banjir di Jakarta dari 8.000 titik banjir menjadi 450 titik banjir selama tiga tahun implementasinya. Waktu penyelesaian laporan juga lebih cepat dari 13 hari menjadi 2-3 jam saja.

"Itu berdasarkan data secara empiris yang juga terbukti meningkatkan kepercayaan warga Jakarta terhadap kinerja pemerintah dari 47 persen menjadi menjadi 60 persen. Artinya, pemerintah bisa membenahi birokrasi yang selama ini dinilai terlalu panjang dan berbelit-belit dengan pemanfaatan teknologi sehingga pengaduan masyarakat bisa lebih cepat ditangani," tutur Maya.

Aplikasi pelaporan Qlue sendiri sudah dipakai di lebih dari 30 kota dan kabupaten di Indonesia, seperti Kupang (Nusa Tenggara Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), Manado, Tomohon, dan Kabupaten Minahasa (Sulawesi Utara), Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur), serta Tarakan (Kalimantan Utara).

Selain itu, implementasi solusi smart city Qlue juga tersebar di lebih dari 50 kota lainnya di Indonesia dan Asia-Pasifik.

Ekspansi Pasar Global, Qlue Hadirkan Solusi Smart City di Jepang

Sebelumnya, Qlue mengumumkan kolaborasi terbarunya untuk pasar global. Memasuki kuartal ketiga 2021 ini, startup ini resmi berkolaborasi dengan Intellectual Capital Management Group (ICMG) di kota Minamichita, Prefektur Aichi, Jepang, mewujudkan konsep smart city untuk meningkatkan efisiensi fungsi dan layanan regional menggunakan teknologi.

Founder dan CEO Qlue, Rama Aditya, mengatakan pihaknya sangat senang dan antusias berpartisipasi dalam program Co-Creation ICMG membantu Minamichita mendapatkan solusi perkotaan berbasis teknologi smart city.

Kolaborasi ini akan berjalan pada Juli 2021 dan Minamichita akan menjadi kota percontohan dalam implementasi solusi Qlue di Jepang.

"Kolaborasi ini merupakan bagian dari visi Qlue mewujudkan ambisinya mempercepat perubahan positif di seluruh dunia. Kami meyakini pengelolaan kota dengan mengajak partisipasi warganya merupakan model manajemen pemerintahan yang ideal seiring dengan tumbuhnya akses internet," tutur Rama dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (4/7/2021).

Kolaborasi ini didukung pemerintah prefektur Aichi karena Minamichita menghadapi persoalan sosial, seperti menurunnya tingkat populasi penduduk dan banyak rumah tidak berpenghuni. Dengan teknologi Qlue, Minamichita mendorong penduduknya dapat berpartisipasi aktif dengan mengirimkan ide atau usulan lewat aplikasi untuk pembangunan kota.

Selain itu, dengan teknologi kecerdasan buatan, Minamichita menargetkan manajemen pengelolaan infrastruktur yang lebih efisien. Implementasi teknologi Qlue ini juga akan dimanfaatkan kendaraan operasional untuk merekam kondisi infrastruktur kota, seperti mendeteksi kerusakan jalan atau gangguna lainnya.

"Kami yakin kolaborasi ini merupakan buah dari kombinasi antusiasme kota Minamichita dalam menyelesaikan persoalan regionalnya melalui kerja sama pemerintah-swasta," tutur Startup Promotion Division Pemerintah Prefektur Aichi, Akihiro Mori.

Solusi yang akan digunakan dalam kolaborasi ini meliputi aplikasi Qlue agar masyarakat bisa mengirimkan ide dan usulannya terkait pembangunan kota. Sementara solusi QlueDashboard dan QlueWork untuk mewujudkan model manajemen infrastruktur yang efisien sekaligus efektif.

Qlue menargetkan dapat mengimplementasikan solusi di lima kota lainnya, khusus Jepang, Malaysia, dan Filipina sebagai target utama ekspansi Qlue. Hal ini sejalan dengan target perusahaan mempertahankan pertumbuhan yang mencapai 70 persen pada 2020 jika dibandingkan tahun sebelumnya.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya