3 Alasan BlackBerry Tumbang di Tengah Persaingan Industri Smartphone

Ada sejumlah hal yang membuat raja smartphone tahun 2000-an BlackBerry tumbang di tengah persaingan industri smartphone, apa saja?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Jan 2022, 13:02 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2022, 12:59 WIB
BlackBerry
BlackBerry Bold 9000 (Foto: BlackBerry)

Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun 2000-an, BlackBerry sempat merajai pasar smartphone. Pada awal 2000-an memang jumlah vendor yang main di pasar smartphone belum sebanyak saat ini sehingga BlackBerry masih mendominasi.

Perangkat BlackBerry dianggap paling mutakhir dengan dukungan BlackBerry OS yang cerdas. Ada pula aplikasi pesan bawaan BlackBerry Messenger (BBM) yang eksklusif di kalangan penggunanya.

Pada 2000-an awal, aplikasi pesan instan seperti BBM memang tidak semasif saat ini, sehingga BBM pun jadi aplikasi favorit di kalangan pengguna.

Kirim dan terima email di perangkat juga mudah berkat adanya layanan push mail di BlackBerry. Bagi yang suka mengetik menggunakan BlackBerry, perangkat ini juga menawarkan keyboard fisik qwerty yang nyaman dipakai.

Sayangnya, pada 2010-an dominasi BlackBerry mulai luntur. Kehadiran berbagai model smartphone baru hingga aplikasi BBM ke platform iOS atau Android pun tak bisa jadi solusi kebangkitannya.

Akhirnya, pada 2016, BlackBerry memutuskan untuk berhenti dari dunia bisnis smartphone.

Berikut adalah tiga hal yang membuat BlackBerry tumbang di tengah persaingan bisnis smartphone, dikutip dari Make Use Of, Rabu (5/1/2022).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Gagal Beradaptasi

Blackberry Gemini
Blackberry Gemini. Dok: s3v7.wordpress.com

Bisnis apapun, kalau mau betahan memang harus berhasil dalam adaptasi mengikuti perkembangan zaman. Nah, satu hal yang membuat BlackBerry tak bisa bertahan adalah kegagalan dalam beradaptasi.

Salah satu contoh paling mencolok adalah kurangnya inovasi BlackBerry pada teknologi layar sentuh. BlackBerry memang punya BB Storm yang didukung layar sentuh, namun saat itu pengguna lebih senang dengan keyboard fisik.

BlackBerry pun keras kepala dan menganggap layar sentuh tidak diperlukan. Padahal saat itu perangkat Apple dan Android hadir dengan layar sentuh yang lebih mainstream.

Selain dalam hal touchscreen, BlackBerry disebut-sebut gagal beradaptasi di segmen kamera. Perangkat Android dan iPhone hadir dengan peningkatan kamera yang signifikan, sementara kamera BlackBerry dirasa tidak menghadirkan peningkatan tajam.

2. Mengabaikan Persaingan

Blackberry Classic
Desain Keyboard Qwerty Blackberry Classic (Iskandar/Liputan6.com)

Alasan lain yang membuat BlackBerry terperosok ke jurang curam karena perusahaan tidak terlalu memperhatikan berbagai produk lain. BlackBerry terlalu percaya diri, bahkan tidak melihat iPhone sebagai pesaing langsungnya.

Keinginan BlackBerry untuk melayani banyak orang dalam konteks sebagai ponsel yang mendukung pekerjaan/ bisnis terlihat jelas dalam desain perangkatnya.

Dalam hal ini, BlackBerry menghadirkan pengalaman menanggapi email atau mengirim email dengan cepat, menjawab panggilan, hingga menjelajah ke web, tetapi tidak menghadirkan inovasi lainnya. 

Di sisi lain, vendor lainnya memandang konsumen yang memakai ponsel untuk sekadar hiburan atau kebutuhan harian adalah target sasaran potensial. Oleh karena itu, perangkat milik pesaing BlackBerry menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas.

Karena nyaman dan fleksibel ini, konsumen bisnis (yang merupakan segmen target BlackBerry) juga turut menyukainya.

Seiring berjalannya waktu, telepon berorientasi konsumen menjadi populer, termasuk di kalangan bisnis. Smartphone milik pesaing BlackBerry pun mulai bisa melakukan semua hal yang bisa dilakukan BlackBerry. Lambat laun, BlackBerry pun dianggap ketinggalan zaman.

3. OS BlackBerry

BlackBerry Bold 3 9780
BlackBerry Bold 3 9780 (Foto: GSM Arena).

Alasan utama lain yang membuat BlackBerry gagal bertahan adalah perusahaan begitu loyal dan membanggakan sistem operasinya. 

Masalahnya di OS BlackBerry hanya ada sedikit aplikasi yang bisa diunduh dibandingkan pada OS Android atau iOS. Di kedua OS ini, pengguna bisa mendapatkan semua aplikasi yang mereka butuhkan di smartphone.

Pada akhirnya, BlackBerry membuka toko aplikasinya untuk aplikasi-aplikasi populer. Namun keputusan ini sudah sangat terlambat.

Pengguna BlackBerry pun banyak yang merasa tidak suka memakai toko aplikasi BlackBerry karena dianggap tidak user-friendly dan layout aplikasi juga menghambat pengalaman pengguna. Sejumlah pengguna lainnya melaporkan masalah kinerja, seperti nge-lag dan nge-freeze.

(Tin/Isk)

 

Durasi penggunaan aplikasi smartphone di berbagai negara

Tabel App Annie yang menunjukkan durasi penggunaan aplikasi smartphone di berbagai negara (Dok. App Annie)
Tabel App Annie yang menunjukkan durasi penggunaan aplikasi smartphone di berbagai negara (Dok. App Annie)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya