Liputan6.com, Jakarta - Penyelidikan tingkat tinggi Israel tengah memeriksa database NSO Group terkait dugaan penyadapan tanpa surat perintah oleh polisi.
NSO yang dikenal sebagai penyedia alat peretas atau spyware (Pegasus) mengatakan bahwa database "audit log" memberikan informasi akurat pada ponsel yang terinfeksi oleh spyware.
Baca Juga
Mengutip Reuters, Senin (14/2/2022), surat kabar Calcalist Israel, dalam laporan tanpa sumber pekan lalu, mengatakan polisi telah menggunakan Pegasus tanpa surat perintah hakim terhadap tokoh masyarakat, termasuk seorang putra dan dua orang kepercayaan mantan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Advertisement
Netanyahu diadili dalam tiga kasus korupsi dan ia menepis tuduhan itu. Laporan Calcalist mendorong pengadilan untuk membatalkan sidang sehingga jaksa dapat menanggapi pertanyaan pembelaan tentang apakah ada bukti yang memberatkannya berasal dari penyadapan.
Pernyataan Kementerian Kehakiman menyebut penyelidikan internal polisi telah menemukan 'tidak ada tindakan terhadap siapa pun tanpa adanya surat perintah pengadilan terhadap mereka'.
"Sekitar 1.500 nomor telepon juga telah diperiksa," tambah pernyataan itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
NSO Menolak Berkomentar
Penyelidikan yang dilakukan oleh wakil jaksa agung juga memeriksa informasi di database NSO. Namun, juru bicara NSO menolak berkomentar tentang hal itu.
Netanyahu, yang kini menjadi pemimpin oposisi, telah menuntut penyelidikan eksternal yang independen atas tuduhan Pegasus.
Seruan itu telah digaungkan oleh beberapa anggota kabinet Perdana Menteri Naftali Bennett, yang mengatakan bahwa dia pertama kali menunggu temuan wakil jaksa agung.
Jaksa dalam persidangan Netanyahu meminta agar Pengadilan Distrik Yerusalem memberi mereka waktu hingga Rabu pekan depan untuk memberikan tanggapan yang lebih lengkap, dengan alasan kebutuhan untuk mendeklasifikasi materi terlebih dahulu.
Advertisement
Diplomat Finlandia Jadi Target Spyware Pegasus Buatan NSO Group
Sebelumnya, spyware Pegasus buatan NSO Group diketahui telah menyusup ke sejumlah perangkat mobile milik diplomat asal Finlandia. Hal ini diungkap langsung oleh pihak Kementerian Luar Negeri Finlandia.
"Para diplomat Finlandia telah menjadi sasaran spionase dunia maya melalui spyware Pegasus," tulis Kementerian dalam sebuah pernyataan, Rabu (2/2/2022).
Mereka mengatakan, "Malware buatan NSO Group ini telah menginfeksi HP Android dan iOS milik pengguna tanpa mereka sadari, dan tanpa tindakan apa pun dari pihak pengguna."
Setelah menyusup dan menginfeksi perangkat, pelaku kemungkinan juga mengumpulkan dan mencuri data dari smartphone diplomat.
Berdasarkan hasil penyelidikan pada musim gugur 2021, serangan spyware buatan NSO Group itu menargetkan pejabat Finlandia yang bertugas di luar negeri.
Berpotensi Bocorkan Informasi Rahasia
Meski data yang dikirimkan atau disimpan di dalam ponsel diplomat bersifat publik, Kementerian Luar Negeri Finlandia menganggap serius aksi spionase ini.
"Informasi disampaikan melalui telepon bersifat publik atau diklasifikasikan pada level 4, yang merupakan informasi rahasia level terendah,” kata Kementerian.
Mereka menambahkan, "Perlu menjadi catatan jika informasi tidak diklasifikasikan secara langsung, maka informasi itu sendiri dan sumbernya tunduk pada kerahasiaan diplomatik.”
Advertisement
Polandia Akui Pakai Spyware Pegasus
Di sisi lain, seorang politisi terkemuka Polandia dari Partai Hukum dan Keadilan (PiS) yang berkuasa saat ini mengakui, pemerintah negara tersebut telah membeli spyware Pegasus dari NSO Group.
Wakil Perdana Menteri Polandia Jeroslaw Kaczynski itu mengungkap, spyware Pegasus ini digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk mengatasi kejahatan dan korupsi.
"Akan disayangkan jika dinas rahasia Polandia tidak dilengkapi dengan alat pengawasan seperti itu," kata Kaczynski, dalam komentarnya kepada majalah Polandia Sieci, seperti dikutip dari Deutsche Welle, Senin (10/1/2022).