Sebut Pria Pendek Tak Punya HAM, Pro Player Tekken Jepang Dipecat dari Tim Esports

Seorang gamer pro player Tekken di Jepang dipecat dari tim esports usai dianggap menghina pria pendek.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Feb 2022, 06:30 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 06:30 WIB
Sangat di luar dugaan ternyata Tekken masuk sebagai salah satu nomor e-sports SEA Games 2019.
Tekken, salah satu nomor e-sports SEA Games 2019.

Liputan6.com, Jakarta Seorang pro player Tekken wanita di Jepang bernama Kani Tana alias Tanukana, dipecat dari tim esport-nya usai dianggap mencela pria bertubuh pendek.

"Pria di bawah 170 cm tidak memiliki hak asasi manusia," kata gamer profesional itu dalam sebuah streaming, seperti dikutip dari The Gamer, Rabu (23/2/2022).

Pada siaran 15 Februari tersebut, Tanukana juga mengatakan bahwa pria pendek harus menjalani operasi pemanjangan tulang untuk pertumbuhan artifisial.

Selain itu, mengutip Kotaku, Tanukana juga rupanya sempat menyebut bahwa orang dengan ukuran payudara A-cup tidak memiliki hak asasi manusia (HAM).

Menurut blog My Game News Flash, Tanukana memiliki catatan kerap melontarkan komentar buruk.

Di streaming 2020, mantan anggota tim esports Cyclops Athlete Gaming itu meminta seseorang untuk bunuh diri dan mengatakan mereka adalah "sampah masyarakat yang paling sampah."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Istilah Diperdebatkan

Ilustrasi Main Game (Image by Marko Deichmann from Pixabay)
Ilustrasi Main Game (Image by Marko Deichmann from Pixabay)

Kejadian ini pun membuat dirinya mencuit permintaan maaf di Twitter. "Ditunjukkan kepada saya bahwa siaran saya berisi pernyataan kebencian," ujarnya dalam sebuah Tweet yang sudah dihapus.

Tanukana mengklaim, dirinya tidak memiliki niat buruk dan hanya mengungkapkan kesukaannya pada orang tinggi. Meski begitu, jelas pernyataan ini membuat warganet Jepang menjadi lebih marah.

Selain itu, muncul perdebatan lain di kalangan warganet tentang pernyataan Tanukana.

Hal ini karena bahasa Jepang yang digunakan untuk hak asasi manusia adalah "jinken." Namun di satu sisi, "jinken" juga dipakai sebagai istilah dalam gim untuk merujuk item, bukan HAM.

"Saya sangat menyesal atas pernyataan ini, yang tidak pantas bagi seorang atlet pro esports dan anggota masyarakat," cuit Tanukana meski dia tetap dipecat dari tim-nya.

Tim Esports Ikut Minta Maaf

Tekken 7
Tekken 7. (Bandai Namco)

Cyclops Athlete Gaming, mantan tim esport Tanukana pun ikut menyampaikan permintaan maaf dan telah mengonfirmasi wanita itu sudah membuat pernyataan yang tidak pantas dalam sebuah siaran langsung.

"Mengenai hal ini, kami ingin menyampaikan permintaan maaf yang mendalam kepada para penggemar, sponsor, dan semua orang yang mendukung kami," kata Cyclops Athlete dalam sebuah pernyataan.

Cyclops Athlete Gaming diketahui berkompetisi di cabang gim first-person shooters seperti PUBG, Call of Duty, dan Rainbow Six, serta gim fighting sepeti Tekken di mana Tanukana mengikutinya.

Setelah pernyataan kontroversialnya, Tanukana pun juga harus rela kehilangan beberapa sponsornya seperti Alienware dan Red Bull.

(Dio/Isk)

INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual

INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya