Liputan6.com, Jakarta - Implementasi solusi internet of things (IoT) untuk mencapai smart manufacturing dinilai perlu dilakukan secara bertahap. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi resistensi pelaku usaha dan mencapai tingkat efisiensi yang maksimal bagi bisnis.
Squad Leader Manufaktur PT Telkom, Tbk Fariz Alemuda mengatakan, implementasi IoT di era industry 4.0 merupakan suatu keniscayaan. Hal ini karena disrupsi di industri manufaktur kerap terjadi di era industry 1.0 hingga 3.0.
Baca Juga
Menurutnya, IoT harus menjadi solusi atas berbagai masalah. "IoT haruslah menjadi solusi atas masalah yang terjadi di lapangan sehingga memberikan manfaat yang nyata, agar penerimaan terhadap teknologi tersebut meningkat,” ujar Fariz.
Advertisement
Fariz menjabarkan manfaat yang diberikan oleh solusi IoT harus memberikan keuntungan bagi pengguna. Misalnya untuk peningkatan produksi, peningkatan efisiensi, penurunan biaya operasional, dan kecepatan pengambilan keputusan.
Berdasarkan keuntungan tersebut, pengusaha mendapatkan keuntungan kompetitif secara bisnis.
Sekretaris APINDO Jawa Barat Martin B. Chandra menjelaskan, masih ada beberapa hambatan dalam implementasi smart manufacturing.
Hambatan dalam pemanfaatan solusi IoT tersebut adalah investasi baru yang memerlukan biaya tinggi, mayoritas pengambil keputusan masih di tangan generasi baby boomers, keterbukaan arus finansial, SDM memerlukan pelatihan khusus, hingga risiko PHK.
Selain itu, kekhawatiran akan dampak politis terhadap teknologi yang dibeli dari negara tertentu dan ketergantungan terhadap sesuatu yang di luar kuasa juga jadi hambatan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Tak Semua Hal Bisa Diubah Jadi Solusi IoT
“Perusahaan kini berhati-hati dalam menyikapi digitalisasi. Konsern utamanya adalah biaya investasi yang harus dikeluarkan ditambah risiko pengurangan tenaga kerja bagi perusahaan padat karya yang banyak di Jawa Barat," katanya.
Sementara itu, Key Account Manager Signify Indonesia Firman Nur Gafi, menjelaskan solusi IoT yang diperlukan setiap industri pasti berbeda karena permasalahan yang dihadapi berbeda satu sama lain.
Menurutnya, ada aspek solusi yang dapat diterapkan guna membantu perusahaan berefisiensi dan meningkatkan margin tanpa mengorbankan sumber daya manusia.
Terlepas dari itu, GM Industrial IoT Telkomsel Fadli Hamsani menilai tidak semua hal harus diubah menjadi solusi IoT.
Ia menyebut, perlu penilaian dan evaluasi di awal untuk melihat titik-titik pemasalahan di mana aja dan an solusi IoT terbaik dari sisi kinerja maupun biaya yang bisa diimplementasikan.
"Telkomsel telah memiliki rekam jejak implementasi IoT untuk manufaktur. Kata kuncinya, perlu adanya pemetaan kebutuhan di awal, melihat aspek mana yang perlu di IoT-kan," ujarnya.
Advertisement
IoT Creation
Sebelumnya, Kemkominfo melalui Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika bersama Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) menggelar IoT Creation ke-4.
Gelaran IoT Creation tahun ke-4 ini mengusung tema 'Recover Stronger, Collaboration Beyond Borders.'
Lewat gelaran ini, Kemkominfo dan ASIOTI ingin mencari solusi atas permasalahan di berbagai bidang menggunakan ekosistem Internet of Things (IoT).
"IoT Creation merupakan sebuah program yang kami lakukan dalam rangka pencarian, pembekalan, hingga mendorong terbentuknya startup lokal yang fokus mengembangkan perangkat dan solusi IoT," kata Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail.
Ismail mengatakan, dengan upaya percepatan pertumbuhan ekosistem IoT, ia berharap bisa meningkatkan produktivitas Indonesia dan mempererat kolaborasi di berbagai bidang, untuk membentuk masa depan digital Indonesia di era pascapandemi Covid-19.
Ismail juga menyampaikan, Kemkominfo sangat memperhatikan pengembangan IoT karena solusi IoT diharapkan mampu mengintegrasikan perangkat dan aplikasi-aplikasi untuk menyelesaikan masalah khas yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Kekhususan IoT
"IoT memiliki kekhususan dibandingkan teknologi lain, karena membutuhkan sentuhan kustomisasi lokal. Misalnya bicara tentang masalah di bidang pertanian, mungkin banyak solusi IoT yang dikembangkan banyak negara, namun pertanian Indonesia memiliki kekhususan, sehingga solusi IoT untuk pertanian Indonesia butuh kustomisasi," tutur Ismail mencontohkan.
Solusi IoT, menurut Ismail, juga bisa diterapkan untuk permasalahan khas logistik, industri keuangan, manufaktur, dan lain-lain.
Adapun kegiatan IoT Creation ke-4 ini meliputi banyak hal. Mulai dari rangkaian seminar di lima kota dengan lima tema berbeda, workshop, hingga kompetisi solusi IoT. Kelima kota yang dimaksud adalah Bandung, Yogyakarta, Bali, Surabaya, dan Jakarta.
Sementara, Ketua Umum Asioti Teguh Prasetya mengatakan, IoT Creation ke-4 ini dibagi menjadi tiga rangkaian kegiatan utama, yakni empowering, smart solution hunt, dan recognition awards.
"Para peserta akan mendapat pelatihan secara langsung dan mentoring online hingga diberi challenge pemberian modul IoT untuk dirakit menjadi sebuah solusi IoT untuk diikutsertakan dalam kompetisi dengan hadiah uang tunai," kata Teguh.
Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2022.
(Tin/Ysl)
Advertisement