Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru dari CCTV News mengungkap, Apple digugat di Rusia untuk pertama kalinya. Alasan dibalik gugatan tersebut adalah keengganan perusahaan melokalisasi data yang digunakan.
Sebelumnya, perusahaan-perusahaan teknologi asing juga membatasi bisnis mereka di Rusia.
Baca Juga
Perusahaan-perusahaan ini pun mendapatkan sanksi di Rusia, salah satunya Google yang menghadapi sanksi denda hingga mengajukan kepailitan atas bisnisnya di Rusia. Hal ini adalah hasil dari keputusan sepihak Rusia menginvasi Ukraina.
Advertisement
Meski begitu, beberapa perusahaan teknologi berupaya tetap menawarkan layanan mereka di Rusia, meski dalam kondisi penuh pembatasan.
Kini, pemerintah Rusia mengadopsi berbagai langkah baru terhadap perusahaan-perusahaan teknologi sebagai bentuk "pembalasan" atas sanksi-sanksi dari negara barat dan Amerika Serikat.
Mengutip Gizchina, Senin (30/5/2022), menurut pasal 13.11 dari Bagian 8 Kode Pelanggaran Administratif Federasi Rusia, operator yang gagal mematuhi ketentuan relevan dari undang-undang data pribadi Rusia saat mengumpulkan informasi melalui internet dan kanal lain akan dimintai pertanggungjawaban.
Berbekal itu, Pengadilan Distrik Tagansky Moskow No. 422 akan mengadili kasus tersebut pada 28 Juni mendatang.
Sebelumnya, April 2022 otoritas Rusia dari Layanan Antimonopoli Federal Rusia sudah mendapatkan izin untuk memulai penyelidikan antimonopoli pada App Store. Hal ini cukup mengherankan, setelah Apple dan perusahaan lainnya membatasi operasional mereka di Rusia.
Sekadar informasi, Apple telah membatasi layanan di Rusia sehingga membuat platformnya menjadi kurang relevan di negara tersebut. Pembatasan tersebut merupakan cara perusahaan untuk mendukung Ukraina dan mengikuti sanksi barat.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perusahaan Lain Dikenai Sanksi
Namun saat itu, kementerian terkait Rusia menyatakan, langkah Apple akan mengakhiri relevansinya di negara tersebut.
Disebutkan pula, bagi masyarakat Rusia, kesulitan mengunduh aplikasi dan melakukan pembayaran lewat platform Apple akan membuat jumlah pengguna Apple dan iPhone di negara tersebut akan menurun. Dengan begitu, akan ada penurunan besar pangsa pasar Apple di Rusia pada 2024.
Sekadar informasi, konflik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina membuat Apple menghentikan penjualan perangkatnya di negara itu. Namun, perusahaan masih memberikan dukungan untuk perangkat yang sudah dimiliki pelanggan. Sayangnya kemungkinan hal ini bakal berubah.
Apple bukan satu-satunya perusahaan yang dikenai sanksi oleh pemerintah Rusia. Sebelumnya, Rusia juga menggugat sejumlah perusahaan besar. Mulai dari Google, AirBnB, Pinterest, Likeme, Twitch, dan United Service Parcel Inc.
Google dikenai sanksi denda sebesar USD 46.540. Gara-garanya, Google dianggap tidak mematuhi aturan pemerintah tentang penyimpanan data pribadi pengguna di negara itu.
Â
Advertisement
Google Rusia Ajukan Pailit
Google cabang Rusia dilaporkan akan mengajukan bankrut. Menurut laporan Reuters, perusahaan menyatakan tidak bisa lagi menjaga operasional cabang di Rusia.
Mengutip The Verge, Kamis (19/5/2022), Google Rusia dilaporkan menghasilkan keuntungan sebesar USD 2.086 miliar dan mempekerjakan lebih dari 100 karyawan.
"Penyitaan rekening bank Google Rusia oleh otoritas telah membuat kantor kami di Rusia tidak bisa berfungsi, termasuk mempekerjakan dan membayar karyawan yang berbasis di Rusia," kata juru bicara Google dalam pernyataan ke The Verge.
Google juga mengeluhkan, penyitaan rekening bank tersebut membuat perusahaan tidak bisa membayar pemasok dan vendor serta memenuhi kewajiban keuangan lainnya.
"Google Rusia telah menerbitkan pemberitahuan tentang niatnya untuk ajukan pailit," kata sang juru bicara.
Maret 2022, Google telah menangguhkan penjualan iklan di Rusia, tidak lama setelah negara itu menginvasi Ukraina.
Selain itu, YouTube milik Google juga bergerak untuk melarang iklan di channel yang dimiliki oleh media terafiliasi pemerintah Rusia. Google pun akhirnya memblokir channel-channel ini sepenuhnya.
Google Rusia Didenda Besar
Desember lalu, Rusia menerapkan sanksi denda sebesar USD 98 juta kepada Google. Saat itu Google gagal menghapus konten yang dianggap ilegal oleh Rusia dari platformnya. Denda tersebut setara dengan 8 persen pendapatan Google Rusia.
Reuters juga melaporkan, saluran TV Rusia mengklaim, pihak berwenang menyita USD 15 juta dari Google pada April lalu, karena tidak memulihkan ke akun YouTube media terafiliasi pemerintah.
Sementara, regulator komunikasi Rusia pun mengancam Google akan memberlakukan denda USD 95.000 setelah Google menghapus video yang mereka anggap ilegal dari YouTube. Sejauh ini, tidak jelas berapa banyak total uang yang disita Rusia dari Google.
Sebuah catatan yang diunggah ke registri keuangan Rusia, seperti dilihat Reuters, merinci niat Google mengajukan Google Rusia bankrut dengan mengatakan:
"Sejak 22 Maret 2022, Google meramalkan kebankrutan dan ketidakmampuannya untuk memenuhi kewajiban moneter, tuntutan membayar pesangon dan remunerasi staf yang bekerja sebelumnya atau bekerja di bawah kontrak kerja, atau kewajiban untuk membuat pembayaran wajib dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan."
Meski Rusia tidak melarang layanan Google di negaranya, Rusia telah melarang Facebook dan Instagram yang dimiliki Meta. Google mengatakan, layanan gratisnya akan tetap tersedia di negara tersebut.
(Tin/Ysl)
Advertisement