Nujek Siapkan Sepeda Motor Listrik Konversi untuk Ojek Online

Aplikasi transportasi online asal Surabaya, Nusantara Ojek (Nujek), menyiapkan sepeda motor listrik konversi sebagai armada tambahan.

oleh Iskandar diperbarui 03 Agu 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2022, 14:00 WIB
Dok: Nujek
Dok: Nujek

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi transportasi online asal Surabaya, Nusantara Ojek (Nujek), menyiapkan sepeda motor listrik konversi sebagai armada tambahan. Perusahaan menggandeng penyedia alat konversi bahan bakar motor listrik asal Korea Selatan, Datam.

Kontrak kerja sama ini menyangkut konversi Bahan Bakar Kendaraan Listrik (AMS III.C) yang sudah terdaftar di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), dengan target sekitar 12.500 unit dari 32.000 sepeda motor milik mitra driver Nujek.

Pada sepeda motor mitra driver (ojek online) akan dipasangkan perangkat khusus yang dapat mendaur ulang emisi karbon hasil pembakaran menjadi listrik.

CEO Nujek, Moch. Ghozali, mengatakan kolaborasi ini bertujuan membantu mitra driver untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari insentif kredit karbon dan dapat mengurangi biaya operasional.

"Dengan menggunakan sepeda motor listrik konversi ini, mitra driver juga sekaligus dapat menghemat biaya BBM," ujar Ghozali melalui keterangannya, Rabu (3/8/2022).

Ia menyebut kerja sama ini membantu program pemerintah langit biru bebas karbon yang bisa mengurangi pemanasan global akibat berkurangnya emisi gas buang hasil pembakaran kendaraan bermotor.

Sementara CEO Datam, Lee Young-cheol, mengklaim perusahaan memiliki sertifikasi untuk menggunakan sistem CDM secara khusus yang disebut teknologi Regen Powertrain--akan diterapkan dalam proyek ini dengan menggunakan teknologi IOT yang dapat mendaurulang sekitar 25 persen sampai dengan 50 persen dari energi bahan bakar menjadi energi listrik.

“Tujuannya untuk memperpanjang jarak tempuh dan mengurangi konsumsi pengisian baterai hingga 50 persen. Target kami dalam proyek ini dapat menghasilkan 1,6 ton kredit karbon per tahun dari setiap kendaraan motor listrik yang dikonversi,” tutur Lee.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Libatkan Alumni SMK

Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap kebijakan energi nasional yang dapat memberikan dampak pada penghematan 25 persen hingga 50 persen dari pengisian listrik semua sepeda motor listrik.

Sesuai dengan kontrak, akan dipasang alat CRM pada 365 kendaraan milik mitra driver Nujek (3 persen dari 12.500 kendaaraan) dan akan diselesaikan dalam lima tahun.

Sementara proses pemasangan alat CRM akan melibatkan para santri alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai teknisinya.

Proyek ini bagian dari implementasi SDGs (Sustainable Development Goals) perusahaan yang going concernt terhadap lingkungan hidup dengan menciptakan green economy.

Nujek lahir dari anak- nak muda pesantren di Jawa Timur dan telah beroperasi di 36 kota, termasuk Gorontalo, Cianjur, Cirebon, Banyumas, dan Nunukan.

Nujek mengklaim telah menjangkau 500.000 pengguna dan mitra kerja, dengan menargetkan dua juta pelanggan pada tahun 2023.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Pemerintah Godok Standardisasi Swap Baterai untuk Motor Listrik

uji coba penukaran baterai kendaraan listrik
Petugas menguji coba penukaran baterai sepeda motor listrik di halaman kantor Ditjen Ketenagalistrikan ESDM, Jakarta, Senin (31/8/2020). Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) ini diharap dapat meningkatkan permintaan listrik dari energi baru terbarukan (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perkembangan kendaran listrik terus bergerak cepat di Indonesia, termasuk penggunaan motor listrik. Namun, masih banyak kendala yang harus dihadapi, termasuk masalah infrastruktur pengisian baterai.

Saat ini, masalah pengisian baterai sudah banyak dilakukan melalui metode swap atau tukar. Dengan begitu, proses pengisian baterai bisa lebih cepat dan efisien.

Tapi, bukan berarti masalah terselesaikan, karena di lapangan banyak teknologi tukar baterai ini berbeda setiap merek, sehingga tidak bisa digunakan oleh semua merek roda dua listrik.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen Ilmate) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengatakan pemerintah tengah mencoba membuat aturan terkait swap baterai ini.

"Jangan sampai dia (merek kendaraan) memiliki merek A tetapi SPKLU-nya tidak cocok, atau merek A hanya menyiapkan untuk modelnya sendiri, itu wasting investasi," jelas Taufiek, saat ditemui di pameran kendaraan listrik PEVS 2022, belum lama ini.

Lanjut Taufiek, jika swap baterai motor listrik tidak bisa digunakan untuk semua jenis kendaraan maka akan mengurangi kepuasan konsumen.

"Saat ini sedang membuat standarnya, tetapi paling tidak di setiap SPKLU itu cocok dengan semua merek baterai apapun untuk sepeda motor dulu," tegasnya.

Saat ini, Taufiek menjelaskan sudah ada 300 titik penukaran baterai di Jabodetabek. Fasilitas ini, berada di beberapa gerai dan dari pihak swasta juga sudah bekerja untuk penyediaan tukar baterai ini.

"Sudah ada Go-jek dan Grab yang bekerja dengan divisi kendaraan listriknya sendiri, dengan beberapa titiknya itu dan mengenai battery monitoring system ketika habis harus ke mana, mereka juga sudah ada. Itu kalau di-replika akan banyak masyarakat puas," pungkasnya.

Tren Motor Listrik Meningkat, Begini Respons Komunitas Moge Indonesia

Keberadaan motor listrik di pasar Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Banyak merek yang mulai menghadirkan berbagai model ramah lingkungannya, termasuk pabrikan besar yang sudah mulai studi terkait motor listrik di Tanah Air.

Menanggapi perkembangan motor listrik yang sudah cukup masif, salah satu komunitas pengguna motor gede alias moge, Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) menyambut baik hal tersebut.

"Motor listrik itu biaya operasional lebih murah. Mudah-mudahan, harganya juga akan lebih murah. Kalau begitu, kita bisa tukar motor lama kita dengan motor baru (listrik)," ujar Husdi Karyono, Sekretaris Jenderal HDCI di Jakarta, belum lama ini.

Lanjut Husdi, pihaknya juga siap untuk mendukung pemerintah terkait penghematan energi dan penurunan emisi gas buang dengan menggunakan motor listrik.

Terlebih, jika nantinya saat perjalanan jarak jauh atau touring dengan motor listrik, bisa dengan mudah melakukan pengecasan baterai.

"Saat jarak jauh, susah cari SPBU di jalan, dan carjer baterai motor listrik gampang, seperti pengisian handphone akan sangat gampang sekali," pungkasnya.

Sementara itu, terkait motor listrik dari Harley-Davidson, merek ikonik asal Amerika Serikat ini juga sudah mulai melakukan pengembangan roda dua ramah lingkungan tersebut.

Dengan merek LiveWire, sebagai bagain terpisah dari Harley Davidson, terus melakukan kerjasama, salah satunya dengan Kymco.

motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)

infografis motor listrik
motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya