Top 3 Tekno: Dugaan Kebocoran Data 400 Juta Pengguna Twitter Jadi Sorotan

Hacker dengan akun bernama Ryushi mengklaim telah mengambil data pribadi dari lebih 400 juta pengguna Twitter.

oleh Iskandar diperbarui 29 Des 2022, 09:30 WIB
Diterbitkan 29 Des 2022, 09:30 WIB
Twitter App Logo
Twitter App Logo (Photo by Jeremy Bezanger on Usplash)

Liputan6.com, Jakarta - Hacker dengan akun bernama Ryushi mengklaim telah mengambil data pribadi dari lebih 400 juta pengguna Twitter, termasuk email dan nomor telepon yang ditautkan ke akun mereka.

Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (28/12/2022) kemarin.

Informasi lain yang juga populer datang dari HP Redmi K60 yang baru saja diluncurkan. HP Android ini hadir dengan layar AMOLED berukuran 6,67 inci dan resolusi 3200x1440 piksel.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Hacker Klaim Punya Data 400 Juta Pengguna Twitter, Minta Tebusan Rp 3,1 Miliar

Data ratusan juga pengguna Twitter dilaporkan telah dibobol. Informasi ini diketahui setelah akun bernama Ryushi mengklaim telah mengambil data pribadi dari lebih 400 juta pengguna Twitter, termasuk email dan nomor telepon yang ditautkan ke akun mereka.

Dalam unggahan dibuat di Telegram tersebut, Ryushi juga meminta tebusan pada Twitter. Akun tersebut meminta tebusan sebesar USD 200.000 atau sekitar Rp 3,1 miliar agar data tersebut bisa dikembalikan ke Twitter.

Menurut akun tersebut, nilai tebusan jauh lebih sedikit daripada denda yang bisa diberikan pada Twitter apabila nantinya mendapat hukuman karena melanggar regulasi perlindungan data pribadi Uni Eropa atau GDPR akibat kasus ini.

"Twitter atau Elon Musk apabila Anda membaca ini, Anda sudah terancam denda GDPR atas pelanggaran kebocoran 5,4 juta, bayangkan denda untuk kebocoran data sebesar 400 juta," tulis akun tersebut seperti dikutip dari news.com.au, Rabu (28/12/2022).

Akun itu pun membandingkannya dengan kasus Facebook yang harus membayar denda USD 276 juta akibat kebocoran data sekitar 533 juta pengguna.

Agensi keamanan siber asal Israel, Hudson Rock yang pertama kali mengetahui informasi ini pun menyebut ancaman tersebut terlihat kredibel. Sebab, Ryushi sempat menyertakan sejumlah data sampel pengguna Twitter yang dimilikinya.

Data sampel pengguna Twitter yang dibagikan itu terdiri dari sekitar 37 tokoh publik, seperti politisi, jurnalis, perusahaan, hingga institusi pemerintah. Termasuk di dalamnya, ada Donald Trump Jr, Piers Morgan, dan politisi Amerika Serikat Alexandria Ocasio-Cortez.

Baca selengkapnya di sini 

 

2. HP Redmi K60 Series Resmi Meluncur, Hadir dalam 3 Model

Redmi K60
Tampilan Redmi K60 yang baru saja diperkenalkan. (Dok: Xiaomi)

Xiaomi telah menggelar event besar untuk lini Redmi di Tiongkok. Dalam event ini, perusahaan memperkenalkan sejumlah produk terbaru.

Salah satunya adalah lini smartphone terbaru yakni Redmi K60. Ada tiga model yang dirilis kali ini yaitu Redmi K60 Pro, Redmi K60, dan Redmi K60E.

Sesuai namanya, seperti dikutip dari GSM Arena, Rabu (28/12/2022), Redmi K60 Pro merupakan varian paling tinggi. HP Android ini hadir dengan layar AMOLED berukuran 6,67 inci dan resolusi 3200x1440 piksel.

Layar Redmi K60 versi Pro ini mendukung refresh rate 120Hz, touch sampling rate 480Hz, serta HDR10+. Untuk dapur pacu, smartphone ini menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 2.

Dari departemen fotografi, ada tiga kamera belakang terdiri dari lensa utama 50MP dengan sensor Sony IMX800, lensa ultrawide 8MP, serta lensa makro 2MP. Kebutuhan selfie diserahkan pada kamera depan 16MP.

Sebagai penunjang performa, ada baterai berkapasitas 5.000mAh yang mendukung fast charging 120W. Dengan kemampuan tersebut, Xiaomi mengklaim baterai smartphone ini dapat terisi penuh dalam waktu 19 menit.

Sementara dari sisi pengisian daya nirkabel, smartphone ini mendukung kemampuan hingga 30W. Xiaomi juga membekali smartphone ini dengan chip Surge P1 buatan sendiri.

Baca selengkapnya di sini 

 

3. 6 Teknologi Inovatif di Tengah Tren Iklan Digital, dari Metaverse hingga Gaming

Ilustrasi iklan digital. Dok: Teemu Paananen/Unsplash
Ilustrasi iklan digital. Dok: Teemu Paananen/Unsplash

Tahun 2022 dinilai sebagai momen yang begitu menantang bukan hanya untuk iklan digital, tapi juga dunia secara keseluruhan.

Pada 2022, keadaan dunia mulai pulih dari pandemi. Sebagian besar negara pun mulai mengurangi pembatasan perjalanan dan kerja sehingga mendorong kemajuan ekonomi ke arah yang lebih baik.

Tren positif itu kemudian menghasilkan sejumlah unicorn baru di pasar global. Tapi di lain sisi, terjadinya perang Rusia-Ukraina, lockdown di China, hingga perlambatan pada pasar uang kripto juga memberi dampak negatif pada 2022.

Meski demikian, pertumbuhan tetap terjadi di lingkup brand karena mereka mulai mengadopsi media pemasaran secara terukur sehingga memiliki dampak besar dengan Return on Ad Spend (ROAS) yang positif.

Pertumbuhan itu bisa terjadi meski ada dampak dari ekonomi global yang mengalami kemerosotan, hingga ekosistem digital menjadi tidak stabil.

Menengok ke belakang pada 2022, COO Xapads Media Ramneek Chadha membahas enam hal yang patut diperhatikan, baik dari sudut pandang ekonomi/industri dan teknologi di ruang iklan digital.

Baca selengkapnya di sini 

Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos

Infografis Cek Fakta
Infografis Cek Fakta: 6 Tips Cara Identifikasi Hoaks dan Disinformasi di Medsos
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya