Liputan6.com, Jakarta - Regulator Italia memerintahkan pemblokiran ChatGPT di negara tersebut. Alasannya, OpenAI dikhawatirkan telah melanggar aturan Perlindungan Data di Uni Eropa.
Menurut regulator Garante, tidak ada dasar hukum terkait pengumpulan data massal OpenAI, untuk melatih model ChatGPT.
Baca Juga
Garante juga menyebut, hasil yang terkadang tidak akurat menunjukkan AI generatif ini tidak memproses data dengan benar. Mereka juga menyatakan prihatin tentang kelemahan yang membocorkan data pengguna pekan lalu.
Advertisement
Mengutip Engadget, Minggu (2/4/2023), otoritas perlindungan data pribadi Italia itu juga mengatakan OpenAI tidak memiliki upaya yang cukup untuk melindungi anak-anak saat menggunakan chatbot AI ini.
Garante mengatakan, meski OpenAI menyebut ChatGPT ditujukan untuk pengguna berusia di atas 13 tahun, tidak ada pemeriksaan usia yang mencegah anak-anak melihat jawaban yang "sama sekali tidak tepat."
OpenAI pun diberikan 20 hari untuk menjelaskan bagaimana mereka akan mengatasi masalah itu.
Jika tidak, perusahaan harus bersiap menghadapi dengan sampai €20 juta (sekitar Rp 325 miliar) atau maksimal empat persen dari omset tahunannya di seluruh dunia. Sejauh ini, OpenAI belum memberikan komentarnya.
Menurut kebijakan privasi ChatGPT, OpenAI menjabarkan bahwa pelatih bisa menggunakan data percakapan untuk meningkatkan AI, tapi juga menggabungkan atau membuat anonim data tersebut.
Ketentuan OpenAI juga melarang penggunaan ChatGPT oleh anak-anak di bawah 13 tahun, sementara kebijakan tersebut juga mengatakan perusahaan tidak "secara sadar" mengumpulkan data pribadi dari pengguna di bawah umur tersebut.
Petinggi Teknologi Desak Pengembangan AI Disetop Sementara
Langkah yang dilakukan regulator Italia ini terjadi sehari setelah sebuah organisasi riset nirlaba, mengajukan keluhan terhadap Federal Trade Commission Amerika Serikat, dan meminta pembekuan peluncuran ChatGPT.
Mereka meminta ChatGPT disetop rilisnya sampai OpenAI mematuhi pedoman agensi tentang transparansi, keadilan, dan kejelasan.
Sementara itu di sisi lain, sejumlah nama-nama besar dan pakar di bidang teknologi juga menyerukan penghentian sementara pengembangan AI. Di antaranya juga ada Elon Musk dan co-founder Apple Steve Wozniak.
Lewat petisi online tersebut, mereka bersama 1.000 petinggi perusahaan teknologi lain menyerukan agar OpenAI dapat menghentikan sementara pengembangan chatbot lebih pintar dari ChatGPT saat ini selama enam bulan.
Petisi ini pertama kali dibuat Future of Life Institute, sebuah organisasi nirlaba bekerja mengurangi bencana global dan risiko eksistensial dari kecerdasan buatan terhadap umat manusia.
Hingga berita ini ditulis, petisi berjudul "Pause Giant AI Experiments: An Open Letter" ini sudah ditandatangani oleh 1344 orang.
Selain Elon Musk dan Steve Wozniak, nama-nama seperti Jaan Tallinn, co-founder Skype hingga Craig Peters, CEO Getty Images.
Â
Advertisement
Minta Hentikan Setidaknya 6 Bulan
"Kami mengimbau semua pengembang AI untuk segera menghentikan sementara pelatihan sistem AI lebih kuat dari GPT-4 setidaknya selama 6 bulan," tulis organisasi nirlaba tersebut.
Institut itu menyarankan, penghentian sementara selama enam bulan tersebut dapat digunakan pengembang untuk merancang, mengembangkan, dan menerapkan protokel agar chatbot AI buatan mereka dapat dipakai dengan aman.
Juru bicara proyek mengatakan, tanda tangan paling awal telah diperiksa ulang, tetapi tampilan nama dihentikan sementara karena permintaan tinggi.
"Semua penandatangan dalam daftar telah diverifikasi secara independen," kata Wakil Presiden Future of Life Institute, Anthony Aguirre kepada Decrypt, Kamis (30/3/2023).
Baik Google dan Microsoft saat ini bekerja keras untuk mengimplementasikan teknologi mereka berdasarkan chatbot AI baru. Keduanya sempat dikritik ketika memperkenalkan teknologi berbasis AI masing-masing, seperti Bing dan Bard.
Kala itu, implementasi chatbot AI di Bing bernasib buruk dan Bard milik Google melakukan kesalahan faktual saat demo pertamanya di depan banyak orang.
Â
Ada Bug Bisa Bocorkan Data Sensitif Pengguna ChatGPT
Sebelumnya, pengguna ChatGPT memposting tangkapan layar di Reddit yang menunjukkan sidebar mereka menampilkan riwayat obrolan sebelumnya dari pengguna lain. Hanya judul percakapan yang terlihat.
Menanggapi hal ini, sebagaimana dilansir Engadget, Sabtu (25/3/2023), OpenAI membuat chatbot AI besutannya itu offline selama hampir 10 jam untuk melakukan penyelidikan.
Hasil penyelidikan tersebut mengungkapkan masalah keamanan yang lebih dalam, di mana bug riwayat obrolan mungkin juga berpotensi mengungkap data pribadi dari 1,2 persen pelanggan ChatGPT Plus (paket langganan US$ 20 per bulan).
Bug ini telah ditambal untuk pustaka yang rusak, diidentifikasi OpenAI sebagai pustaka sumber terbuka klien Redis, redis-py.
Perusahaan telah mengambil langkah-langkah tambahan untuk mencegah hal ini terjadi lagi di masa mendatang, termasuk memperketat pemeriksaan ke panggilan perpustakaan.
(Dio/Ysl)
Advertisement