4 Astronaut Ini Bakal Dikirim NASA Mengitari Bulan dalam Misi Artemis II

Empat astronaut ini akan mengitari Bulan dalam misi Artemis II, yang jadi misi berawak pertama dalam program Artemis NASA

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Apr 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2023, 07:30 WIB
Empat astronaut yang akan terbang ke Bulan dalam misi Artemis II (NASA)
Empat astronaut yang akan terbang ke Bulan dalam misi Artemis II (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Badan antariksa Amerika Serikat NASA bersama dengan Canadian Space Agency (CSA) mengumumkan empat astronaut yang bakal mereka kirim mengitari Bulan dalam misi Artemis II.

Nama empat astronaut ini diumumkan dalam acara di Ellington Field di dekat NASA Johnson Space Center di Houston, AS, dalam sebuah acara pada Senin waktu setempat.

Empat kru Artemis II yang akan pergi mengitari Bulan ini terdiri dari: Reid Wiseman, Victor Glover, Christina Hammock Koch, dan astronaut CSA Jeremy Hansen.

Mengutip situs NASA, Selasa (4/4/2023), untuk posisi penugasan, Reid Wiseman akan menjadi Commander, Victor Glover sebagai pilot, Christina Hammock Koch sebagai Mission Specialist 1, dan Mission Specialist 2 ditugaskan ke Jeremy Hansen.

"Kru Artemis II mewakili ribuan orang yang bekerja tanpa lelah untuk membawa kita ke bintang. Ini kru mereka, ini kru kita, ini kru umat manusia," kata Administrator NASA Bill Nelson.

Wiseman akan kedua kalinya pergi ke luar angkasa. Sebelumnya, ia bekerja sebagai insinyur penerbangan di Stasiun Internasional untuk Expedition 41 dari Mei sampai November 2014.

Sebelum penugasannya sekarang, Wiseman menjabat sebagai Chief of Astronaut Office dari Desember 2020 sampai November 2022.

Sementara Glover, akan kedua kalinya ke luar angkasa, setelah terakhir bertugas sebagai pilot di SpaceX Crew-1 NASA, yang mendarat pada 2 Mei 2021 setelah 168 hari di luar angkasa.

Koch juga akan melakukan penerbangan keduanya. Dia mencetak rekor penerbangan luar angkasa tunggal terlama oleh wanita, dengan total 328 hari di sana, dan berpartisipasi dalam spacewalk pertama yang seluruhnya wanita.

Astronaut lainnya adalah Hansen, akan melakukan penerbangan pertamanya ke luar angkasa dan mewakili Kanada. Ia adalah kolonel di Angkatan Bersenjata Kanada dan mantan pilot pesawat tempur.

Membuka Jalan untuk Eksplorasi Bulan

Bulan - Vania
Ilustrasi Bulan/https://unsplash.com/Luke Stackpoole

Penerbangan Artemis II ini akan membuka panggung bagi wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di Bulan lewat program ini, membuka jalan bagi masa depan untuk misi eksplorasi manusia jangka panjang ke bulan. Hal ini juga menjadi pendekatan eksplorasi Bulan ke Mars yang dilakukan oleh NASA.

"Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun, orang-orang ini --kru Artemis II-- akan menjadi manusia pertama yang terbang ke sekitar Bulan," kata Director Vanessa Wyche, NASA Johnson.

"Di antara kru adalah wanita pertama, orang kulit berwarna pertama, dan orang Kanada pertama dalam misi bulan, dan keempat astronaut akan mewakili kemanusiaan terbaik saat mereka menjelajah untuk kepentingan semua," kata Wyche.

Menurut Wyche, misi ini membuka jalan bagi perluasan eksplorasi luar angkasa oleh manusia, dan menghadirkan peluang baru untuk penemuan ilmiah, komersial, industri, kemitraan akademik, dan Generasi Artemis.

Artemis II adalah misi berawak terjadwal pertama dari pesawat luar angkasa Orion NASA, yang dijadwalkan akan diluncurkan pada November 2023.

Pesawat antariksa ini akan melakukan uji lintas Bulan lalu kemudian kembali ke Bumi. Lalu pada misi Artemis III, barulah akan digelar misi pendaratan berawak ke Bulan.

NASA Pamer Baju Luar Angkasa Astronaut Artemis III

Pakaian antariksa untuk astronaut di misi Artemis III ke Bulan dipamerkan NASA (Dok. NASA)
Pakaian antariksa untuk astronaut di misi Artemis III ke Bulan dipamerkan NASA (Dok. NASA)

 Sebelumnya, NASA untuk pertama kalinya memamerkan baju luar angkasa yang bakal dipakai oleh astronaut dalam misi Artemis III ke Bulan. Setelan ini dikembangkan oleh Axiom Space.

Adapun, prototipe pertama dari pakaian antariksa ini diungkap dalam sebuah acara pada Rabu waktu setempat, di Space Center Houston, Texas, Amerika Serikat.

Mengutip laman resminya, Kamis (16/3/2023), Bill Nelson, Administrator NASA mengatakan pakaian antariksa ini sudah dikembangkan berdasarkan penelitian dan keahlian mereka selama bertahun-tahun.

"Pakaian antariksa generasi berikutnya dari Axiom tidak hanya akan memungkinkan wanita pertama berjalan di Bulan, tetapi juga akan membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk mengeksplorasi dan melakukan sains di Bulan daripada sebelumnya," kata Nelson.

Pakaian ini bernama Axiom Extravehicular Mobility Unit, atau AxEMU. Pakaian tersebut dibuat berdasarkan prototipe pakaian antariksa NASA dan menggabungkan teknologi terbaru, AxEMU, yang memiliki mobilitas lebih dari baju antariksa lainnya, serta perlindungan tambahan dari bahaya di Bulan.

Dikutip dari Engadget, desain baju dimaksudkan untuk mengakomodasi tipe tubuh dengan lebih luas. Selain itu, kostum juga akan lebih fleksibel daripada pakaian sebelumnya, serta mencakup alat untuk eksplorasi.

Dalam baju luar angkasa itu juga akan ada helm yang disematkan lampu dan kamera HD untuk membagikan pengalaman penggunanya. Astronaut pun akan menggunakan setelah tersebut melalui palka di life support backpack.

Bisa Berlutut dan Bergerak Lebih Mudah

Bulan - Vania
Ilustrasi Bulan/https://unsplash.com/Jan Baborak

Lebih banyak sambungan juga memungkinkan penggunanya berlutut dan bergerak dengan mudah. Sementara sarung tangannya, dirancang untuk pemakaian jangka panjang dalam gayaberat mikro.

Desain pakaian ini juga dapat menangani suhu dingin yang ekstrem, di area berbayang secara permanen di permukaan Bulan, bahkan sampai ke sepatu botnya.

Namun tidak seperti gambar, kostum ini tidak akan hadir dalam warna hitam. Cover tersebut, yang dibuat oleh desainer kostum For All Mankind, ditujukan untuk menyembunyikan desain dengan pemilik di bawahnya.

Versi aslinya, yang akan dibawa ke luar angkasa, tetap berwarna putih dengan tujuan melindungi astronaut dari panas yang ekstrim.

Axiom pun juga masih akan menguji kostum ini di lingkungan yang mirip dengan luar angkasa sebelum misi. Sementara NASA, mempertahankan otoritas untuk pelatihan astronaut, perencanaan misi, dan persetujuan sistem layanan. 

infografis negara asgardia
Asgardia, Negara di Luar Angkasa
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya