Twitter Perkenalkan Verifikasi Diri Pakai Kartu Identitas untuk Pengguna Premium

Platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, memperkenalkan verifikasi akun berbasis ID untuk pengguna berbayar.

oleh M. Labib Fairuz Ibad diperbarui 17 Sep 2023, 17:01 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2023, 17:01 WIB
Elon Musk Ubah Foto Profil Twitter dengan Logo X
Elon Musk Ubah Foto Profil Twitter dengan Logo X, Begini Tampilannya. (Liputan6.com/ Yuslianson)

Liputan6.com, Jakarta - Twitter yang sekarang diberi nama X akan mengizinkan pengguna berbayar untuk memverifikasi akun mereka menggunakan kartu identitas.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk mencegah peniruan identitas dan menjaga integritas platform, seperti yang disampaikan The Verge, Minggu (17/9/2023). 

Kebijakan verifikasi yang telah diperbarui ini juga mencatat bahwa perusahaan dapat meminta kartu identitas yang dikeluarkan pemerintah jika diperlukan.

Selain itu, X kini sedang menjajal langkah-langkah tambahan untuk melindungi pengguna dari spam, akun jahat, dan konten yang tidak sesuai dengan usia.

Dalam proses autorisasi menggunakan kartu identitas ini, Twitter alias X menggandeng AU10TIX. Di mana, AU10TIX akan memfasilitasi fitur otorisasi ini. Otorisasi yang dilakukan AU10TIX mencakup penyimpanan informasi verifikasi, termasuk foto-foto kartu identitas pengguna dan data biometrik yang diambil selama 30 hari.

Manfaat verifikasi kartu identitas untuk pengguna berbayar X Premium adalah adanya tulisan 'akun ini telah diverifikasi ID' di profil mereka dan dukungan prioritas dari layanan X. 

Bukan hanya itu, X juga sedang mengembangkan manfaat tambahan seperti proses peninjauan yang disederhanakan untuk mendapatkan tanda centang biru dan fleksibilitas yang lebih besar untuk melakukan perubahan akun.

Pengguna juga dapat diminta untuk memverifikasi ulang akun mereka dengan kartu identitas dari pemerintah jika terjadi perubahan pada nama akun. Selain itu, jika kepemilikan akun dialihkan, akun tidak aktif, atau untuk tujuan keselamatan dan keamanan yang tidak dijelaskan secara rinci.

Meskipun fitur ini baru diterapkan di beberapa negara, X.com tidak memberikan daftar negara secara spesifik, dan mungkin berkaitan dengan kebijakan pemerintah setempat. Ada kemungkinan, Indonesia juga mendapatkan fitur X ini ke depannya.

Twitter Luncurkan Fitur Pemeriksaan Fakta untuk Video

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Terlepas dari itu, Twitter atau X baru saja meluncurkan Community Notes terkait cek fakta untuk postingan atau unggahan video oleh pengguna. Dilaporkan dari Mashable, Minggu (10/9/2023), kabar peluncuran ini datang dari akun resmi @Community Notes.

"Catatan yang ditulis pada video akan otomatis ditampilkan pada postingan lain yang berisi video sesuai. Cara sangat skalabel untuk menambahkan konteks ke klip diedit, video dihasilkan oleh AI, dan banyak lagi," tulisnya di akun tersebut.

Community Notes atau Catatan Komunitas adalah fitur Twitter/X yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan pemeriksaan fakta atau konteks penting lainnya ke postingan.

Dengan mendaftar untuk mengikuti program Catatan Komunitas ini, pengguna dapat mengirimkan cek faktanya sendiri atau menilai catatan di postingan lain.

Kemudian, catatan dengan rate tinggi akan disematkan sebagai konteks pada postingan agar semua pengguna Twitter dapat melihatnya. Pengguna program ini akan mendapat penilaian berdasarkan kiriman dan masukan mereka.

Untuk menulis Catatan Komunitas, pengguna harus sudah menambahkan catatan asli mereka di Twitter terlebih dahulu. Karena, untuk bisa menambahkan Catatan Komunitas pengguna harus memiliki Writing Impact Score sebesar 10.

Meskipun masih berada di bawah Birdwatch, fitur lama pada Twitter versi lama, perusahaan tidak terlalu menyoroti fitur pemeriksaan fakta crowdsourcing seperti sekarang.

Tidak hanya menghadirkan fitur Catatan Komunitas untuk video, sebelumnya Twitter alias X juga telah meluncurkan Catatan Komunitas untuk gambar.

Mau Kumpulkan Data Biometrik

Biometrik
Ilustrasi Biometrik. Dok: gizmodo.com.au

Bukan hanya itu, platform X alias Twitter baru-baru ini merencanakan kebijakan baru memperluas jenis data yang dikumpulkan dari para penggunanya.

Dilansir Bloomberg, Minggu (3/9/2023), berdasarkan persetujuan pengguna, Twitter dapat mengumpulkan dan menggunakan informasi biometrik untuk tujuan keselamatan, keamanan, dan identifikasi.

Namun, dari laporan tersebut tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan biometrik. Meskipun perusahaan lain telah menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan data yang diperoleh dari wajah, mata, dan sidik jari. Selain itu, belum dijelaskan pula bagaimana rencana pengumpulan data tersebut oleh X.

Perusahaan juga telah mengonfirmasi bahwa kebijakan ini ditujukan untuk pengguna premium dan memberi pilihan kepada mereka untuk mengirimkan tanda pengenal resmi dari pemerintah dan gambar untuk tahapan verifikasi pada media sosial ini. Untuk data biometrik sendiri dapat diambil dari ID dan gambar untuk tujuan pencocokan.

 

Bantu Hubungkan Akun dengan Orang Sungguhan

Ilustrasi ngobrol, kerja di kantor, tertawa
Ilustrasi ngobrol, kerja di kantor, tertawa. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)

Dilansir sumber yang sama, Twitter juga menyatakan bahwa kebijakan ini akan membantu mereka menghubungkan sebuah akun dengan orang sungguhan.

Caranya tentu saja dengan memproses tanda pengenal yang dikeluarkan oleh pemerintah. Cara ini akan membantu perusahaan dalam melawan upaya peniruan identitas dan membuat platformnya menjadi lebih aman.

Elon Musk juga mengumumkan, setelah pembaruan ini diberlakukan, para pengguna Twitter dapat melakukan panggilan video dan audio melalui platform media sosial ini tanpa harus membagikan nomor telepon.

Dilaporkan TechCrunch, halaman kebijakan baru dari perusahaan media sosial yang dipimpin oleh Elon Musk ini menunjukkan bahwa perubahan akan mulai berlaku pada tanggal 29 September mendatang.

Infografis Tekno Google Twitter revisi
Infografis Tekno Google Twitter revisi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya