Model AI Tiongkok Deepseek Kalahkan OpenAI hingga Meta, Amerika Panik?

Model AI besutan laboratorium Tiongkok DeepSeek disebut mampu mengalahkan model AI milik OpenAI hingga Llama 3.1 milik Meta. Hal ini membuat perusahaan Amerika Serikat harus waspada dengan persaingan AI di masa depan.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 27 Jan 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2025, 19:00 WIB
Robot AI.
Ilustrasi Robot AI. (Foto: Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah laboratorium AI asal Tiongkok yang tak begitu terkenal disebut telah memicu kepanikan di Silicon Valley, pusat teknologi Amerika Serikat.

Pasalnya, lab AI tersebut merilis model AI baru yang disebut-sebut bisa mengungguli model AI besutan perusahaan-perusahaan AS.

Padahal, kabarnya model AI Tiongkok bernama DeepSeek itu dibuat dengan biaya yang lebih murah dan memakai chip yang kurang bertenaga. Kok bisa?

Mengutip laporan CNBC, Senin (27/1/2025), lab DeepSeek AI ini meluncurkan model bahasa besar open source gratis pada awal Desember lalu. Menurut informasi, dalam mengembangkan model AI tersebut, DeepSeek hanya membutuhkan waktu dua bulan dan biaya kurang dari USD 6 juta.

DeepSeek juga memakai chip berkapasitas rendah dari Nvidia, yakni chip H800 untuk bisa membangun model AI yang digadang-gadang sanggup mengalahkan model AI milik perusahaan top global saat ini.

Perkembangan baru di bidang AI ini pun membuat Amerika khawatir kalah dari Tiongkok dalam membuat teknologi kecerdasan buatan.

 

Perusahaan AS Kucurkan Dana Besar untuk AI

Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) Mainkan Peran Kunci Hilirisasi Mineral di Indonesia
Ilustrasi AI. Credit: sdecoret/depositphotos.com... Selengkapnya

Apalagi, perusahaan-perusahaan AS selama ini berlomba mengucurkan investasi besar-besaran untuk bisa membuat AI terbaik lengkap dengan data center-nya.

Sebagai informasi, dalam serangkaian tes benchmark pihak ketiga, model AI DeepSeek disebut mampu mengungguli model AI Meta, Llama 3.1, GPT-4o milik OpenAI, serta Claude Sonnet 3.5 milik Anthropic.

Keunggulan tersebut dalam hal akurasi pemecehan masalah kompleks hingga matematika dan pengkodean.

Sebelumnya, DeepSeek juga merilis DeepSeek r1, model penalaran yang juga mengungguli model penalaran o1 milik OpenAI dalam berbagai pengujian pihak ketiga.

Jadi Ancaman Buat Perusahaan AS

OpenAI ChatGPT
Kreator ChatGPT OpenAI Bikin Alat untuk Deteksi Teks Buatan AI atau Manusia. (Doc: OpenAI)... Selengkapnya

CEO Microsoft Satya Nadella berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos pada Swiss, Rabu lalu tentang DeepSeek.

"Melihat model AI baru DeepSeek, sangat mengesankan dalam hal bagaimana mereka membuat open source yang melakukan komputasi secara efektif dan efisien," kata Nadella.

Ia pun menegaskan, perusahaan teknologi AS perlu menanggapi perkembangan AI Tiongkok ini dengan sangat serius.

Meski punya kemampuan yang digadang-gadang melampaui milik perusahaan AS, DeepSeek juga harus mengatasi pembatasan semikonduktor dan chip yang diberlakukan AS ke Tiongkok. Aturan ini memutus akses Tiongkok ke chip paling canggih, H100 milik Nvidia.

Namun, kemajuan baru Tiongkok dengan DeepSeek AI-nya memperlihatkan kalau laboratorium ini mulai menemukan cara mengakali aturan tersebut. Mereka seolah membuktikan kalau pembatasan ekspor bukanlah hambatan yang tak bisa diatasi.

 

 

Tentang DeepSeek

Sekadar informasi, menurut laporan media setempat, laboratorium DeepSeek AI didirikan oleh Liang WenFeng. DeepSeek lahir dari pendanaan bernama High Flyer Quant yang mengelola aset sebanyak USD 8 miliar.

Meski begitu, DeepSeek bukanlah satu-satunya perusahaan Tiongkok yang berupaya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.

Peneliti AI terkemuka di Tiongkok, Kai-Fu Lee belum lama ini mengungkapkan, startup mereka, 01.ai melatih model AI hanya dengan dana sebesar USD 3 juta.

Selain itu, perusahaan induk TikTok, ByteDance juga merilis sebuah update model AI barunya yang mengklaim bisa mengungguli performa o1 milik OpenAI dalam sebuah tes benchmark.

Menanggapi kebangkitan laboratorium dan startup AI Tiongkok, CEO Perplexity Aravind Srinivas mengatakan, "kebutuhan menjadi induk dari segala penemuan."

"Karena mereka harus menjari jalan keluar, pada akhirnya mereka berhasil membangun sesuatu yang jauh lebih efisien," ungkapnya.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya