Liputan6.com, Jakarta - TikTok meluncurkan fitur baru yang menampilkan peringatan darurat langsung di feed pengguna untuk membantu pencarian anak hilang.
Mengutip Android Police, Rabu (26/3/2025), fitur ini menampilkan informasi penting seperti foto, nama, dan detail lainnya kepada pengguna yang berada di lokasi terkait.
Baca Juga
Selain itu, TikTok menyediakan akses cepat ke informasi lebih lanjut serta tombol panggilan darurat kalau pengguna memiliki informasi yang relevan.
Advertisement
Dengan jangkauan penggunanya yang luas, fitur ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan mempercepat respons dalam situasi darurat.
Kendati demikian, fitur ini baru tersedia di Amerika Serikat. Tapi langkah ini menunjukkan upaya TikTok dalam meningkatkan keamanan di platformnya, apalagi buat pengguna muda.
Di Indonesia sendiri, TikTok telah menghadirkan berbagai fitur untuk meningkatkan pengalaman pengguna, seperti Family Pairing yang memungkinkan orang tua mengatur penggunaan aplikasi anak mereka, screen time management untuk membatasi waktu penggunaan harian, serta filter komentar dan pesan guna mencegah interaksi negatif.Â
Selain itu, TikTok juga terus mengembangkan fitur e-commerce melalui TikTok Shop, yang semakin populer di kalangan pengguna Tanah Air.
Dengan berbagai inovasi ini, TikTok terus berupaya menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan nyaman bagi penggunanya di berbagai negara.
Â
TikTok Terancam Diblokir di AS, ByteDance Harus Jual Sebelum 5 April 2025
Di sisi lain, Nasib TikTok di Amerika Serikat kembali di ujung tanduk. Induk perusahannya, ByteDance, diberikan tenggat waktu hingga 5 April untuk menjual TikTok ke perusahaan non-Tiongkok.
Kalau tidak, aplikasi ini berisiko diblokir di AS. Situasi ini bukan pertama kalinya terjadi, mengingat TikTok pernah menghadapi ancaman serupa pada 2020.
Beberapa perusahaan AS dikabarkan berminat untuk mengakuisisi TikTok. Pada 2020, Microsoft, Oracle, dan Walmart sempat masuk pada jajaran calon pembeli, tapi rencana itu batal.Â
Kini, di bawah tekanan pemerintahan Joe Biden, ByteDance harus kembali mencari pembeli yang memenuhi persyaratan pemerintah AS.
Mengutip Phone Arena, Senin (17/3/2025), pada april 2024 lalu, Biden menandatangani undang-undang yang mengharuskan ByteDance menjual TikTok sebelum 19 Januari 2025. Namun, setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih, ia menandatangani perintah eksekutif yang mempercepat tenggat waktu menjadi 5 April 2025.
Wakil Presiden AS, J.D. Vance, optimistis kesepakatan bisa tercapai. "Kami hampir pasti akan menemukan solusi yang melindungi keamanan nasional sekaligus memungkinkan TikTok tetap beroperasi di AS," katanya pada NBC News.
Vance, yang berlatar belakang di dunia modal ventura, kini ikut memantau negosiasi bersama Penasihat Keamanan Nasional, Michael Waltz. Mereka sedang mencari calon pembeli berbasis di AS yang bisa mengambil alih TikTok.
Â
Advertisement
Keamanan Masih Menjadi Isu Utama
Sejumlah legislator AS menuduh TikTok mengumpulkan data pengguna muda dan berpotensi dimanfaatkan oleh Tiongkok. Namun, menurut Vance, dengan kesepakatan yang tepat, TikTok masih bisa beroperasi di AS tanpa mengorbankan keamanan data.
TikTok sendiri diperkirakan memiliki valuasi sekitar USD 50 miliar. CEO Omnivest Financial, Reid Rasner, mengklaim telah mengajukan tawaran sebesar USD 47,45 miliar untuk membeli aplikasi ini.Â
Sampai sekarang, ByteDance belum memberikan kepastian apakah mereka akan melepas TikTok atau tetap mempertahankan kepemilikan.
Dengan tenggat waktu yang semakin dekat, keputusan ByteDance dalam beberapa minggu ke depan akan menentukan apakah TikTok tetap bisa beroperasi di AS atau harus angkat kaki dari pasar Amerika.
Infografis Larangan Aplikasi TikTok di 10 Negara Plus Uni Eropa. (Liputan6.com/Trieyasni)
Advertisement
