Baru-baru ini PT Garuda Indonesia membuat laporan ke Polda Metro Jaya terkait hilangnya data yang ada di data center miliknya. Perusahaan maskapai penerbangan itu diketahui mencurigai beberapa instansi terkait yang sempat menjalin kerjasama dengannya.
Mendengar kabar tersebut, PT Arsen Kusuma Indonesia selaku penyedia rak server dan layanan akses internet untuk Garuda Indonesia, merasa sebagai tertuduh. "Belum lama ini kami (Arsen) mendapat email kalau pihak Garuda Indonesia telah melapor ke pihak yang berwajib kalau ada datanya yang dicuri," kata Adi Kusuma, Direktur PT Arsen Kusuma Indonesia yang ditemui di kantornya di Duren Tiga, Jakarta.
Adi memaparkan kalau pihaknya tidak tahu soal isi laporan tersebut - data apa yang dicuri, siapa yang mencuri, dan siapa yang dituduh. "Kami hanya penyedia rak server dan akses internet. Soal penyedia keamanan web untuk Garuda Indonesia dipegang oleh vendor lain. Jadi kami tidak tahu-menahu soal pembobolan data itu," tambah Adi.
Advertisement
Ia menjelaskan, pihaknya telah bekerjasama dengan Garuda Indonesia sejak tahun 2009. Kontrak pertama dari tahun 2009 sampai 2011, hanya menyediakan rak server dan akses internet. Kemudian di kontrak baru yaitu pada tahun 2012 sampai 2013, pihaknya mulai menyediakan jasa sewa server kepada Garuda Indonesia dan me-replace perangkat yang rusak.
"Perjanjian kerjasama kami dengan Garuda Indonesia selesai pada November 2013. Dalam kontrak itu tertulis, jika masa kontraknya sudah selesai, data yang ada di server boleh dihapus," tambah Adi lagi.
Dalam hal ini, lanjut Adi, pihaknya hanya bertugas untuk memindahkan data yang ada di Gedumg Cyber ke kantornya. "Kami cuma memindahkan data dari titik A ke titik B. Mungkin pihak Garuda Indonesia mencurigai adanya pengambilan data saat proses pemindahan data tersebut," tuturnya.
Namun sayang, terkait kasus ini pihak Garuda Indonesia belum memberikan keterangan resmi. Bahkan saat tim Tekno Liputan6.com menghubungi pihak Garuda Indonesia via saluran telepon berulang kali, masih belum ada jawaban.
Sebelumnya pada November 2013, sejumlah database milik Garuda Indonesia sempat di-hack sehingga untuk menjamin keamanan transaksi dan data pelanggan, pihaknya mematikan sistem dan menutup beberapa layanan untuk sementara waktu.
Namun yang diretas hanya beberapa data center, sedangkan situs Garuda Indonesia sendiri tidak sempat di-hack karena sudah ditutup lebih dulu. (isk)