Windows XP dan Java 6 Paling Rentan Disusupi Malware

Masih banyak perusahaan yang mengadopsi sistem operasi Windows XP dan Java 6 mulai dari usaha perbankan hingga pusat perbelanjaan.

oleh Ervina Anggraini diperbarui 20 Jan 2014, 18:55 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2014, 18:55 WIB
tren-micro-2-140120b.jpg

Ancaman serangan malware saat ini semakin meresahkan para pengguna perangkat pintar. Android sebagai salah satu sistem operasi yang bersifat open source diprediksi memiliki sekitar 3 juta aplikasi berbahaya dan beresiko tinggi sebagai penyebar malware.

Selain Android, perangkat yang masih mengadopsi sistem operasi Windows XP dan Java 6 juga disinyalir menjadi yang paling rentan terinfeksi malware. Data terbaru yang dirilis Trend Micro menemukan hingga akhir tahun 2013 ada sekitar 590 juta perangkat terinfeksi malware dan diprediksi jumlahnya akan mencapai lebih dari 1 miliar pada tahun 2017 mendatang.

Keputusan Microsoft untuk menghentikan dukungan terhadap Windows XP menyababkan terbukanya celah keamanan yang kemungkinan besar dapat disusupi dan mengancam keamanan data penggunanya. Terlebih hingga kini masih banyak perusahaan yang mengadopsi sistem operasi besutan Microsoft tersebut mulai dari usaha perbankan, korporasi hingga pusat perbelanjaan.

"Mesin Point-of-sale (PoS) yang digunakan di sejumlah supermarket merupakan salah satu yang rentan terinfeksi terlebih banyak menyimpan data kartu kredit konsumen yang besar kemungkinan terdapat celah keamanan hingga bisa terinfeksi malware," ungkap Fransiskus Andi Indromojo, Senior Presales Consultant Trend Micro Indonesia saat ditemui di Alun-alun Indonesia, Grand Indonesia, Jakarta, Senin (20/1/2014).

Akibat serangan malware pada mesin PoS, Tren Micro mendeteksi setidaknya ada tiga hal yang berpengaruh secara secara signifikan bagi pelaku usaha. Ketiga pengaruh tersebut yakni menurunnya kepercayaan konsumen, penurunan pendapatan, dan kemungkinan adanya tuntutan hukum dari konsumen yang memperkarakan kebocoran data kartu kredit mereka hingga menyebabkan pelaku bisnis bangkrut.

"Intinya dibutuhkan kesadaran dari semua pihak untuk memproteksi data dan perangkat yang digunakan, mengingat tidak ada satu pun perangkat atau layanan yang 100% aman," imbuh pria yang akrab disapa Frans. (vin/dhi)

Baca juga
Pertukaran Data Digital Memicu Peningkatan Cybercrime
Perusahaan Pengguna Cloud Rawan Kebocoran Data
Virus Komputer Baru Terdeteksi
3 Hal Mengecewakan dari Sistem Operasi Android

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya