Waspadai Email Spam Pinjaman Uang, Jangan Dibalas

Para pelaku berpura-pura menawarkan bantuan untuk mendapatkan pinjaman uang dan meminta password sistem online banking calon korban.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 17 Feb 2014, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2014, 18:00 WIB
email-140217b.jpg

Spam adalah pesan sampah yang sangat menjengkelkan bagi pengguna email. Sebab, selain memenuhi inbox email, pesan spam kerap digunakan pelaku kejahatan cyber untuk menyebarkan malware, phishing atau tipuan lainnya.

Ada banyak cara yang digunakan pelaku spam (spammer) untuk menarik perhatian calon korbannya agar mau mengklik email spam. Salah satunya dengan menawarkan pinjaman uang dalam jumlah sangat besar.

"Pelaku menarik perhatian calon korban dengan menjanjikan sejumlah besar uang (terkadang mencapai jutaan dan dalam bentuk tunai) yang bisa dimiliki dalam tempo singkat (mulai dari beberapa jam hingga dua hari) tanpa jaminan atau perjanjian apa pun, atau bukti penerimaan, dan dokumen yang tidak merepotkan," jelas Maria Vergelis, Spam Analyst Kaspersky Lab.

Trik ini ternyata juga dimanfaatkan oleh perusahaan kecil dan peminjaman uang swasta yang tidak mampu bersaing dengan kampanye marketing bank-bank multinasional untuk menjaring pelanggan.

Menurut perusahaan keamanan Kaspersky, untuk mengumpulkan informasi mengenai korban atau calon korban, para pelaku berpura-pura menawarkan bantuan untuk mendapatkan pinjaman uang dan meminta password sistem online banking calon korban, tiga digit nilai verifikasi kartu (card verification value, CVV), atau paspor serta alamat kontak. Informasi itu nantinya bisa digunakan untuk, misalnya, membuat dokumen palsu.

Kaspersky juga mewanti-wanti agar tidak membalas email spam tersebut. Beberapa spammer terkadang mengirim pesan ke alamat email yang dibuat secara acak. Jadi jika Anda membalasnya,  itu berarti alamat email yang mereka sasar benar dan aktif. Akibatnya Anda akan dibanjiri email spam.

Selain melalui trik pinjaman uang, beberapa pelaku ada yang memperkenalkan diri sebagai bagian dari organisasi keagamaan yang membantu kalangan tidak mampu. Pesan dari organisasi seperti ini biasanya mengutip isi kitab suci agar lebih meyakinkan korban.

"Ingat jika Anda mencoba membuka 'kontrak' yang terlampir di email, ini bisa berujung pada terinfeksinya sistem komputer dan hilangnya data yang disimpan di hard drive," tambah Maria.


Baca juga:
Sebar Pesan Spam, Path Diblokir Facebook
Negara di Eropa Timur Jadi Penghasil Spam Terbesar Dunia
Kena Hack, Sejumlah Pengguna Path Terima `Pesan Sampah`
Lebih Dari 750.000 Spam Ternyata Berasal Dari Kulkas dan TV!


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya