Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013 yang rencananya berlangsung dalam waktu dekat ini di Bali dinilai tidak memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Pasalnya, pertemuan APEC tersebut hanya arisan bagi orang-orang kaya dunia.
Direktur Eksekutif Indonesia Global Justice M Riza Damanik mengatakan, pertemuan APEC yang akan diselenggarakan pada Oktober 2013, hanya memberikan dampak yang signifikan bagi negara-negara kaya di dunia. Dampaknya hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara kaya dan bukan di pasar dalam negeri Indonesia.
"Acara atau event itu hanya arisan orang-orang kaya dunia saja, dia tidak melakukan legitimasi perubahan ekonomi Indonesia," ujar Riza pada Media Briefing pertemuan APEC dan potensi ancaman APEC bagi kedaulatan negara Indonesia di kantor Sekretariat IGJ, Jakarta, Senin (23/9/2013).
Menurut Riza, Indonesia tidak mempunyai kepentingan khusus dalam kegiatan APEC tersebut, karena masih memiliki pertumbuhan ekonomi cukup bagus. Namun, yang memiliki kepentingan khusus adalah negara-negara yang memiliki industri maju.
"Kepentingan APEC lebih kepada Amerika, Eropa, China dan negara-negara yang maju karena sektor Industri. Pertumbuhan ekonomi mereka saat ini sangat rentan dan cukup melambat, sehingga mereka lah yang memiliki kepentingan di APEC, bukan Indonesia," tegas dia.
Selain itu, Riza menjelaskan, maka dari itu forum APEC hanyalah sebagai alat untuk memberikan keuntungan bagi negara-negara yang maju di bidang industri yang saat ini lagi tidak stabil dan berkembang.
"Acara APEC itu hanya alat saja buat mereka dalam membangun pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, sehingga pasar mereka bisa terbuka, agar industri mereka bisa lebih berjalan," tutup Riza. (Dis/Nur)
Direktur Eksekutif Indonesia Global Justice M Riza Damanik mengatakan, pertemuan APEC yang akan diselenggarakan pada Oktober 2013, hanya memberikan dampak yang signifikan bagi negara-negara kaya di dunia. Dampaknya hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara kaya dan bukan di pasar dalam negeri Indonesia.
"Acara atau event itu hanya arisan orang-orang kaya dunia saja, dia tidak melakukan legitimasi perubahan ekonomi Indonesia," ujar Riza pada Media Briefing pertemuan APEC dan potensi ancaman APEC bagi kedaulatan negara Indonesia di kantor Sekretariat IGJ, Jakarta, Senin (23/9/2013).
Menurut Riza, Indonesia tidak mempunyai kepentingan khusus dalam kegiatan APEC tersebut, karena masih memiliki pertumbuhan ekonomi cukup bagus. Namun, yang memiliki kepentingan khusus adalah negara-negara yang memiliki industri maju.
"Kepentingan APEC lebih kepada Amerika, Eropa, China dan negara-negara yang maju karena sektor Industri. Pertumbuhan ekonomi mereka saat ini sangat rentan dan cukup melambat, sehingga mereka lah yang memiliki kepentingan di APEC, bukan Indonesia," tegas dia.
Selain itu, Riza menjelaskan, maka dari itu forum APEC hanyalah sebagai alat untuk memberikan keuntungan bagi negara-negara yang maju di bidang industri yang saat ini lagi tidak stabil dan berkembang.
"Acara APEC itu hanya alat saja buat mereka dalam membangun pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, sehingga pasar mereka bisa terbuka, agar industri mereka bisa lebih berjalan," tutup Riza. (Dis/Nur)