Cerita Pecatur Putri Indonesia Peraih 2 Emas, Sempat Frustrasi karena Kehilangan Penglihatan

Debi Ariesta, berjaya di Asian Para Games 2018 dengan raihan dua medali emas.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 10 Okt 2018, 20:37 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2018, 20:37 WIB
Asian Para Games 2018, Debi Ariesta
Pecatur Indonesia peraih dua medali emas di Asian Para Games 2018, Debi Ariesta, berpose dengan medalinya di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (10/10/2018). (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Jakarta - Pecatur putri Indonesia, Debi Ariesta, berjaya di Asian Para Games 2018 dengan raihan dua medali emas dari kategori catur standar B1 (buta total) di GOR Cempaka Putih, Jakarta, Rabu (10/10/2018). Di balik kesukesan tersebut, Debi mengaku sempat frustrasi saat masih remaja karena keterbatasan fisiknya.

Baca Juga

  • Kisah Perjuangan Suwarti, Sumbangkan Medali Emas Asian Para Games dalam Kondisi Hamil
  • Asian Para Games 2018: Tenis Meja Tambah 2 Emas dan 1 Perak
  • Asian Para Games: Indonesia Pastikan 6 Emas dari Catur

Debi mengaku sering melihat keluarga dan teman bermain catur sejak masih kecil. Namun, Debi akhirnya kehilangan penglihatan karena penyakit katarak yang menyerang matanya.

"Saya sudah dari kecil bermain catur. Awalnya tahu dari teman dan suka melihat keluarga bermain. Jadi saya kemudian ikut bermain catur. Saat itu belum ada masalah dengan penglihatan, tapi sekarang memang harus bermain catur dengan meraba," urai Debi.

"Saat duduk di kelas 5 SD saya mulai kesulitan melihat. Itu karena katarak hingga akhirnya saya benar-benar tidak bisa melihat pada usia 14 tahun. Saya tidak melanjutkan sekolah saat itu," lanjutnya.

Kondisi tersebut sempat membuat Debi frustrasi. Ia mengaku sempat ingin bunuh diri dengan meminum shampoo. Namun, gejolak usia muda yang tidak bisa menerima kenyataan itu bisa hilang berkat dukungan luar biasa orang-orang di sekitarnya.

"Berkat orang tua saya bangkit. Mereka katakan saya harus menerima keadaan dan pantang menyerah serta harus berjuang. Katanya Allah menciptakan saya tidak untuk sia-sia," ujar pecatur yang sempat menuangkan pemikirannya lewat karya tulis.

Bangkit dan menggeluti olahraga catur bisa membuat Debi menemukan jalan hidup lebih baik. Sejumlah prestasi diraihnya seakan merupakan jawaban dari Tuhan atas pengharapannya.

"Saya mulai peringkat kedua di Kejurnas 2011. Kemudian saya ikut ASEAN Para Games 2013 di Myanmar dan ikut lagi di Singapura pada 2015. Saya mendapatkan medali perak perorangan dan emas beregu. Kemudian ikut lagi di Malaysia dan dapat emas juga," kisah Debi soal prestasinya di dunia catur. 

Debi meraih dua medali emas Asian Para Games 2018, yaitu dari nomor perorangan standar B1 dan bersama dua rekannya, Tati Karhati dan Wilma Margaretha Sinaga, di nomor beregu standar B1.

 

Grab selaku official mobile platform partner juga mendukung Asian Para Games 2018

 
 
 
View this post on Instagram

Ajang olahraga untuk atlet Asia dengan disabilitas kini tengah berlangsung! Kamu bisa bergabung dalam keseruannya dengan datang ke arena utama Asian Para Games 2018 di kawasan Stadion Gelora Bung Karno. Mulai dari menonton langsung berbagai pertandingan seru sampai menikmati aneka hiburan di zona festival Asian Para Games. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Masih ragu untuk mencapai arena Asian Para Games? Kamu tak perlu bingung akan akses mobilitasnya karena Grab telah menyediakan GrabGerak bagi para penyandang disabilitas. Layanan yang dirancang secara khusus ini sangat mengutamakan aspek keamanan dan kenyamanan. ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ Yuk, ikuti kemeriahan Asian Para Games 2018 karena sesungguhnya kemenangan adalah milik kita semua! ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ #KemenanganItuDekat #AsianParaGames2018

A post shared by Grab Indonesia (@grabid) on

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya