Liputan6.com, Jakarta Bunda Iffet telah meninggal dunia di usia 84 tahun. Ia dinyatakan wafat pada Sabtu (26/4/2025) pukul 22.42 WIB setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama beberapa hari.
Kabar duka ini disampaikan oleh manajer Slank, Ahmad Ramadhani. "Iya, benar," ujar Ahmad Ramadhani manajer Slank yang akrab disapa Bang Denny, saat dikonfirmasi tim Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Dalam keterangan tertulisnya, manajer mengumumkan bahwa jenazah Bunda Iffet akan dimakamkan pada Minggu siang ini di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Berikut adalah profil Bunda Iffet dan pengaruh besarnya untuk kesuksesan Slank.
Advertisement
Bunda Iffet lahir pada 12 Agustus 1937 dengan nama lahir Iffet Veceha. Ia kemudian menikah dengan Sidharta Manghurudin Soemarno, anak sulung mantan Gubernur DKI Jakarta Soemarno.
Dari pernikahan itu dia dikaruniai empat orang anak. Anak pertamanya bernama Adrian Sidharta. Anak keduanya adalah Bimo Setiawan Almachzumi yang lebih dikenal publik dengan Bimbim Slank. Anak ketiganya bernama Dianto "Massto" Yusuf Sidharta dan si bungsu, Ila Sidharta.
Manajer Slank
Bunda Iffet dikenal luas sebagai sosok penting di balik perjalanan karier grup musik Slank. Tumbuh dalam lingkungan yang menjunjung tinggi disiplin dan nilai kekeluargaan, Bunda Iffet membentuk karakter kuat yang kemudian menjadi landasan di dunia musik.
Selain sebagai ibu dari Bimbim, Bunda Iffet juga berperan penting sebagai manajer grup Slank. Ia tidak hanya mengurus kebutuhan administratif, tetapi juga membimbing Slank hingga meraih kesuksesan besar di industri musik Indonesia. Peranannya di balik layar menjadikan Slank tetap eksis di tengah tantangan zaman.
Pada era 1990-an, Slank menghadapi masa-masa kelam akibat keterlibatan para personelnya dalam penyalahgunaan narkoba. Dalam situasi kritis tersebut, Bunda Iffet tampil sebagai penyelamat. Ia tidak hanya bertindak sebagai seorang ibu yang peduli, tetapi juga sebagai manajer yang berjuang keras menyelamatkan karier dan kehidupan anak-anak asuhnya.
Advertisement
Menyelamatkan Slank dari Narkoba
Salah satu langkah penting yang diambil Bunda Iffet adalah melakukan karantina terhadap para personel Slank. Ia menginisiasi program pemulihan dengan menjadikan markas Slank di kawasan Potlot, Jakarta Selatan, sebagai tempat rehabilitasi mandiri. Upaya ini dilakukan secara konsisten demi memutus ketergantungan para personel terhadap narkoba.
Selama hampir dua tahun, markas Potlot berfungsi layaknya pusat rehabilitasi. Bunda Iffet mengawasi langsung proses pemulihan tersebut dengan ketegasan dan kasih sayang, memastikan para personel Slank benar-benar bisa pulih dari kecanduan.
Berkat kegigihan dan dedikasi Bunda Iffet, Slank mampu bangkit dari keterpurukan. Tidak hanya selamat dari ancaman bubar, Slank bahkan mampu memperkuat posisinya sebagai salah satu grup musik legendaris di Indonesia.
