Beli Baterai Rudal dari Prancis, RI Cari Pinjaman Rp 3 Triliun

Indonesia saat ini tengah mencari pinjaman untuk membayar empat baterai rudal hasil produksi Thales seharga US$ 267 juta.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 12 Mar 2014, 13:45 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2014, 13:45 WIB
Baterai Rudal
defensenews.com

Liputan6.com, Paris Indonesia saat ini tengah mencari pinjaman untuk membayar empat baterai rudal hasil produksi Thales yang harganya lebih dari US$ 267 juta atau Rp 3,05 triliun (kurs: Rp 11.437 per dolar AS). Thales merupakan perusahaan internasional perancang dan pembangun sistem pertahanan untuk penerbangan dan transportasi yang berbasis di Prancis.

Seperti dikutip dari Defense News, Rabu (12/3/2014), selama ini, Indonesia dikenal sebagai salah satu peminjam potensial meningat pemerintah tengah mencoba mengumpulkan uang di pasar terbuka untuk membeli sejumlah senjata. Itu terjadi saat perusahaan-perusahaan Barat bergantung pada ekspor untuk bertahan di tengah penurunan ekonomi domestik di wilayahnya.

Sementara itu, Kementerian Keuangan Indonesia kini tengah mencari kredit finansial internasional untuk mendanai pemesanan sistem ForceSHIELD sejumlah rudal dan radar. Rencananya, rudal-rudal tersebut akan dibangun di Inggris dan Prancis.

Seorang bankir di Eropa yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sejumlah bank komersial berpotensi menerima pengajuan pinjaman pada Maret atau April untuk memenuhi kebutuhan persenjataan di Indonesia tahun ini.

Dia mengakui, tahun lalu, bank tempatnya bekerja telah memberikan pinjaman pada Indonesia sebanyak 108 juta euro atau Rp 1,71 triliun (kurs: Rp 15.844 per euro) untuk membayar 34 senjata Caesar berkalibar 155mm. Dana pinjaman itu lantas dibayarkan pada produsen senjata asal Prancis, Nexter.

Indonesia juga berupaya membeli kapal baru untuk fasilitas pelatihan angkatan laut di Tanah Air.

Sementara bagi Thales, ekspor rudal seperti ini merupakan hal yang vital mengingat para produsen senjata Prancis tengah berusaha menjual produknya ke luar negeri guna mempertahankan produksinya.

"Ini merupakan titik balik bagi Thales. Indonesia merupakan pasar yang strategis," ungkap salah seorang pejabat eksekutif di Thales.

Memenangkan kontrak jual beli dengan Indonesia merupakan dorongan besar bagi Thales yang tengah berusaha mempertanahkan bisnisnya mengingat perusahaan harus menambah lebih banyak klien. Saat ini, Thales juga tengah berupaya menjual rudal Crotal New Generation ke Arab Saudi.

Indonesia mengumumkan pemesanan empat baterai rudal itu pada Januari menyusul satu pernjanjian jual beli yang telah diresmikan pada 2011 bersama Thales. Kala itu, Indonesia juga berhasil membeli sebuah baterai rudal dengan didanai pinjaman dari salah satu bank di Jerman.

Sejauh ini sebuah bank di Eropa telah menyanggupi untuk membayar 80% dari total pembelian dengan pinjaman berdenominasi dolar. Permintaan pinjaman juga tersebar pada 10 bank lokal dan internasional di Eropa.

Sementara itu, Kementerian Keuangan Inggris dan Prancis akan menanggung risiko pinjaman tersebut mengingat perannya sebagai penjamin dari dana pinjaman tersebut. Export Credits Guarantee Department Inggris bersama pemerintah Prancis akan mengkaji berbagai risiko ekonomi yang tengah menimpa Indonesia khususnya jumlah utang nasional saat ini.

Namun pimpinan Indonesia di Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Petar Vujanovic mengatakan, ekonomi Indonesa akan tumbuh lebih baik tahun ini setelah sempat merosot pada 2013.

"Indonesia akan terus tumbuh, meski lebih rendah dari standar sebelumnya, tapi pertumbuhannya akan jauh lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang lain," tandasnya.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya