PGN Ogah Pakai Gas Impor untuk Terminal Apung di Lampung

Manajemen PGN tidak ingin menggunakan gas impor meski belum resmi mendapatkan kepastian gas untuk terminal gas terapung di Lampung.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Mar 2014, 17:53 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2014, 17:53 WIB
4-pltg-tambak-lorok-140128c.jpg
Tahap awal, CNG ini akan memberikan pasokan gas 10 BBTUD dan secara bertahab akan mencapai full capacity 50 BBTUD (Foto: Dok PLN)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk /PGN tidak ingin menggunakan gas impor meski belum resmi mendapatkan kepastian gas untuk terminal gas terapung (Floating Storage Regastification Unit/FSRU) Lampung.

Direktur Pengusahaan PT PGN (Persero), Jobi Triananda mengatakan, satu bulan lagi FSRU Lampung akan menuju Indonesia dari pabriknya Hoegen di Korea.

"Akhir April sudah jalan menuju Indonesia," kata Jobi, usai menghadiri Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG), di Plaza Centris Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Akan tetapi, PGN belum mendapat kepastian resmi pasokan gas yang akan diolah di terminal tersebut. Jobi mengaku tetap menginginkan pasokan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari dalam negeri.

"Kami tetap minta kementerian untuk dapat domestik, masa minta dari tetangga," ungkap Jobi.

Jobi mengungkapkan, alasan keinginan  tersebut disebabkan oleh belum optimalnya penyerapan LNG dari terminal di Bontang dan Tangguh oleh Nusantara Regas sebagai operator FSRU Jawa Barat. Sehingga masih ada sisa LNG dan bisa dipasok ke FSRU Lampung.

"Setahu saya LNG terminal di Bontang dan Tangguh, sekarang yang menggunakan Nusantara Regas kan masih ada sisa," pungkasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya