Tolak Akuisisi, BTN Harus Benahi Kredit Macet

Manajemen BTN dinilai harus memperbaiki kinerja keuangan dan pelayanan bila tak ingin diambil alih oleh PT Bank Mandiri Tbk.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Apr 2014, 15:02 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2014, 15:02 WIB
Bank BTN
(Foto: Wordpress)

Liputan6.com, Jakarta - Penasihat PT Bank Tabungan Negara Tbk, Rizal Ramli mendesak, agar manajemen dan seluruh karyawan emiten berkode BBTN itu harus berjanji memperbaiki kinerja keuangan maupun pelayanan. Langkah pembenahan ini perlu dilakukan jika bank pelat merah tersebut tak ingin diambil alih PT Bank Mandiri Tbk.

"Dari struktur funding, BTN kurang berimbang. Dana Jangka Panjangnya kurang dari 10% terhadap total Dana Pihak Ketiga. Jadi harus diperbaiki," imbau dia di kantor pusat BTN, Jakarta, Minggu (20/4/2014).

Salah satunya, kata Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu, direksi BTN harus menerbitkan obligasi atau surat utang jangka panjang bertenor 10-15 tahun.

"Kalau bisa terbitkan bond dan mengurangi kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) dari 4,75% menjadi setengahnya atau sekitar 2% saja, BTN bisa tak sehat karena kredit macet masih tinggi. Karyawan BTN bisa kok, mereka kan jago-jago," optimisnya.

Rizal juga menyarankan, BTN perlu menggandeng bank BUMN lain untuk berkerjasama menambah jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di seluruh Indonesia. Sebab, kelemahan BTN ada pada kurangnya fasilitas ATM untuk rakyat.

"Jangan sok-sokkan BTN mau bikin ATM terlalu banyak. Kerja sama saja dengan BRI, BNI dan Bank Mandiri boleh hanya buat pakai ATM-nya saja. Bukan diakuisisi," cetus dia.

Selain itu, dia mengaku, supaya Bank Mandiri dapat mengambilalih saham bank swasta lain untuk mengejar kenaikan aset. "Akuisisi bank swasta lain, jangan bank BUMN. Masa kakak adik saling makan, harusnya kan saling bantu," terangnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya