Perbankan RI Jadi Incaran Hacker, Ini Imbauan Kapolri

Kapolri Jendral Polisi Sutarman mengimbau industri perbankan untuk fokus menjaga keamanan sistem teknologi informasinya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Mei 2014, 13:35 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2014, 13:35 WIB
Hacker
(foto: appsngizmo.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jendral Polisi, Sutarman meminta kepada industri perbankan untuk terus meningkatkan kualitas Teknologi Informasi (TI) yang dimilikinya.

Hal itu dilakukan demi mengurangi tindak pembobolan atau serangan melalui TI atau lebih sering disebut cyber crime. Oleh karena itu, Sutarman menilai, industri perbankan harus tidak cepat puas dengan sistem informasi yang ia miliki.

"Jangan seperti Nazarudin, itu dia ketangkap karena dia sombong, dikira dengan akses internet dari luar negeri kami tidak bisa deteksi, jadi jangan sombong lah," kata Sutarman di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (13/5/2015).

Untuk sektor perbankan, dia mencontohkan masih banyaknya kasus pembobolan yang menimpa bank-bank ternama di Indonesia. Hal itu menjadi bukti masih adanya kelemahan TI yang dimiliki perbankan.

"Teman-teman perbankan itu kadang-kadang tahu bahasa perbankan tapi tidak tahu bahasa komputer. Oleh karena itu sering perbankan menggunakan jasa independen yang secara memiliki pengetahuan lebih spesifik. Jadi itu yang perlu direview," jelasnya.

Perlu diketahui, statistik kejahatan cyber di Ibu Kota Jakarta terus mencatatkan kenaikan. Kerugian akibat cyber crime telah mencapai Rp 4 miliar dan US$ 178,8 ribu dengan 520 kasus pada 2011. 

Sedangkan pada 2012, jumlah kasusnya meningkat menjadi 600 kejadian dengan kerugian Rp 5 miliar dan US$ 56.448. Sementara pada 2013, sepanjang Januari-Maret, kerugian masyarakat sudah mencapai sekitar Rp 1 miliar.

"Tahun ini frekuensi laporan masyarakat atas kejahatan jenis tersebut sebanyak 3-4 laporan per hari-bandingkan dengan 2012, yang hanya 2-3 laporan per hari," kata Sutarman. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya