Peternak Selandia Baru Punya Pesawat Pribadi

Peternakan di Indonesia dinilai merupakan potret peternakan di New Zealand 50 tahun lalu.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Jun 2014, 14:15 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2014, 14:15 WIB
Sapi Australia
(Foto: West Australian)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun di Indonesia profesi sebagai peternak hewan masih dipandang sebelah mata, namun di Selandia Baru, peternak ini justru menjadi pekerjaan utama bagi masyarakat yang tinggal di negara tersebut.

Salah satu petenak sapi perah asal Indonesia, Rahardian Dwicahyo (25) yang merupakan penerima beasiswa Fonterra Dairy Farming Scholarship 2013 yang berkesempatan mendapatkan pelatihan ternak sapi perah di Selandia Baru mengatakan menjadi seorang peternak seolah menjadi cita-cita dari sebagian besar masyarakat di negara tersebut.

"Profesi sebagai peternak di sana sangat luar biasa dan sangat dihargai. Makanya mungkin hampir 70% penduduk New Zealand itu merupakan peternak," ujar Rahardian di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan (4/6/2014).

Menurut Rahardian, profesi sebagai peternak di Selandia Baru mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi. Buktinya, setiap peternak di negara tersebut paling tidak memiliki sebuah pesawat baling-baling pribadi yang digunakan untuk menyebar pupuk bagi pakan ternak sapi.

"Mereka itu rata-rata punya pesawat baling baling untuk nyebar pupuk. Di sana sangat canggih dan mereka itu punya pesawat pribadi. Jadi kalau bisa dibilang peternakan di Indonesia itu merupakan potret peternakan di New Zealand 50 tahun yang lalu," lanjutnya.

Menurut pria yang akrab dipanggil Rahardian ini, setidaknya harga pesawat baling baling tersebut sekitar 10 ribu dollar New Zealand atau sekitar Rp 99,95 juta (asumsi kurs Rp 9.995 per dolar Selandia Baru) Pesawat ini dibutuhkan oleh peternak karena rata-rata peternak mempunyai lahan yang sangat luas untuk melepas ternak-ternaknya.

"Jadi di sana sapinya dilepas. Jadi kalau perbandingannya satu hektar (ha) lahan diperuntukkan untuk dua ekor sapi. Kalau mereka punya 500 ekor jadi lahan mereka 250 ha minimal," kata Rahardian.

Selain itu, Rahardian mengungkapkan, pemerintah Selandia Baru juga sangat memperhatikan soal kesejahteraan hewan ternak. Jika dalam satu hektar lahan diisi oleh banyak sapi maka pemerintah akan memberikan terguran kepada peternak tersebut.

"Pemerintah mereka juga sangat peduli soal hewan ternak. Contohnya kalau dalam satu hektar itu diisi lebih banyak sapi, maka akan langsung diberikan teguran," tandasnya. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya