Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan hingga saat ini belum bisa memutuskan nasib blok Mahakam ke depannya, apakah akan diperpanjang kontraknya atau akan diambilalih oleh pemerintah untuk kemudian dikelola oleh Pertamina.
Menteri ESDM, Jero Wacik mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih memikirkan masalah tersebut dan belum menemui jalan keluar. Jika pada pemerintah saat ini tidak ada keputusan maka pengambilan keputusan akan dilakukan pada pemerintah ke depan.
"Mahakam 2017 habis. Saya sedang berpikir kalau 2017, masih bisa pemerintahan baru. Jadi sekarang belum ada keputusan," terangnya, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Advertisement
Namun demikian, Jero mengaku dirinya telah mendapat desakan dari berbagai pihak. Tapi ia enggan mengambil keputusan untuk tahun ini karena tahun ini bertepatan dengan pemilihan presiden.
"Memang ada desakan untuk saya putuskan sekarang. Saya masih berpikir, apa bijak, apa etis Kalau memutuskan sekarang, ini tahun politik. Nanti dipikirnya diputuskan sekarang ada apa-apanya. Saya enggak mau begitu," tutupnya.
Sebagai informasi, Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Mahakam ditandatangani oleh pemerintah bersama dengan pihak Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation pada 31 Maret 1967 dan berlaku 30 tahun sampai 31 Maret 1997. Kemudian kontrak ini diperpanjang lagi selama 20 tahun yang akan berakhir pada 31 Maret 2017. (Amd/Ahm)