Kalimantan Barat Mengalami Krisis Listrik

Dengan matikan dua lampu saja saat beban puncak maka akan membantu penghematan listrik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Jul 2014, 16:02 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2014, 16:02 WIB
Ilustrasi Mati Lampu
Ilustrasi Mati Lampu(Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Akibat gangguan yang dialami oleh Pembangkit Listrik tenaga Gas (PLTG) Siantan, provinsi Kalimantan Barat saat ini  mengalami defisit listrik sebesar 15 Mega Watt (MW).

Direktur Operasi Indonesia Bagian Timur PT PLN (Persero), Vickner Sinaga mengatakan, kebutuhan listrik di Kalimantan Barat mencapai 231 (MW) saat dalam beban puncak. Sedang kemampuan pasokan PLN hanya sebesar 216 MW.

"Tadi malam saat beban puncak hanya bisa dipenuhi  216 MW saja, defisitnya industri 7 MW pelanggan umum, 8 MW industri jadi total 15 MW," kata Vickner, saat melakukan pengecekan kesiapan PLN menghadapi lebaran, di Gardu Induk Gandul Depok, Jumat (25/7/2014).

Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan listrik yang terus meningkat sementara tidak ada pasokan listrik baru di wilayah tersebut, selain itu juga terjadi perbaikan pada PLTG berkapasitas 30 MW.

" Mesin kami sedang pemeliharaan. Ada PLTG kami 30 MW, agak lama bisa sampai tiga bulan perbaikannya," tutur Vickner.

Untuk mengatasi hal tersebut PLN akan menyewaPLTD dengan kapasitas  2 MW sampai 3 MW. Vicner pun menghimbau kepada masyarakat wilayah Kalimantan Barat untuk melakukan penghemantan listrik.

"seandainya bisa hemat 5 persen tidak defisit, untuk operasional di lapang akan disesuaikan. Kalau 5 persen masing-masing pemakaian 10 watt, dua lampu," pungkasnya. (Pew/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya