Cerita Dahlan Atasi Aduan Krisis Listrik di Nunukan dan Tarakan

Menteri BUMN Dahlan Iskan langsung menghubungi pimpinan PLN Kalimantan Timur dan Dirut PGN untuk mengatasi listrik di Kalimantan Timur.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Agu 2014, 11:55 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2014, 11:55 WIB
Ilustrasi Dahlan Iskan
Ilustrasi Dahlan Iskan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menikmati masa-masa Lebarannya dengan mengajakan kunjungan ke Samarinda, Kalimantan Timur.

Dalam kunjungannya, Dahlan mengaku menerima banyak pengaduan dari masyarakat sekitar terutama soal listrik di Nunukan, Tarakan dan Samarinda.

Soal Nunukan, Dahlan mengaku terkejut, karena persoalan pasokan listrik sudah ia selesaikan selama dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PLN.

"Waktu itu Nunukan saya selesaikan dengan cara menggelar kabel bawah laut dari daratan Kalimantan, di daratan yang jauhnya 50 kilometer dari pulau Nunukan," kata Dahlan kepada wartawan, Selasa (5/8/2014).

Melihat aduan dari masyarakat yang mengaku kekurangan pasokan listrik, Dahlan langsung mencari tahu penyebabnya dan akhirnya langsung menemui pimpinan PLN Kalimantan Timur.

"Saya bicara agak keras dengan pimpinan PLN Kaltim, terutama karena dia tidak bisa menjawab pertanyaan saya soal mengapa terganggu, di bagian mana terganggu, mengapa lama terganggu, dan seterusnya. Saya termasuk memaklumi terjadinya gangguan, tapi saya tidak bisa menerima kalau tidak ada yang bisa menjelaskan gangguannya karena apa," ceritanya.

Setelah panjang lebar, akhirnya diketahui gangguan disebabkan di kubikel, Dahlan meminta PLN untuk segera menyelesaikan permasalahan teknis tersebut.

Sementara untuk di Tarakan, dari hasil penelusurannya, diketahui penyebab distribusi listrik ke wilayah itu tidak optimal ada dua hal. Pertama soal aliran gas dari Medco E&P dan PT Pertamina dari wilayah Sulawesi tidak seperti diharapkan.

"Gas dari Medco hanya terkirim 6 mmcfd. Mengapa? Karena salah satu dari dua compressornya rusak. Kok rusak? Kok rusaknya lama? Kok seperti tidak ada yang urus? Saya pun hubungi dirut pertamina, karen agustiawan untuk segera memperbaiki itu," tegas Dahlan.

Persoalan kedua ialah gas yang dijanjikan PT MKI belum bisa mengalir. Pasokan gas ini dijelaskan Dahlan seharusnya pada  Juni tahun lalu sudah beres.

Melihat kejanggalan itu, Dahlan langsung menghubungi Direktur Utama PT PGN Hendi Prio Santoso mengingat kontraktor sumur yang digarap PT MKI adalah Pegasol yang juga anak usaha PT PGN.

"Hendy, minta tolong, tarakan krisis listrik. Mestinya dapat gas 7 mm dari MKI sejak tahun lalu, tapi sampai sekarang belum dapat. Kabarnya kontraktor sumur gasnya, Pegasol belum menyelesaikan pekerjaannya. Tolong ya," tulis Dahlan salam pesan singkatnya kepada Hendi.

Dahlan menambahkan untuk saat ini masyarakat di wilayah-wilayah tersebut diminta untuk bersabar sambil menunggu proses penyelesaian beberapa permasalahan itu.

"Semuanya kini lagi kerja menyelesaikan semua itu. Saya benar-benar tersiksa oleh kondisi Tarakan dan Nunukan itu," pungkasnya. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya