Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan pasar modern di Indonesia dinilai turut memberikan andil pada pengendalian tingkat inflasi terutama pada momen-momen tertentu seperti selama Ramadan hingga menjelang Idul Fitri.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi meyakini perkembangan pasar modern seperti supermarket dan swalayan ini tidak akan menggerus keberadaan pasar tradisional.
"Sekarang pola belanja masyarakat berubah. Kalau orang belanja di pasar rakyat (pasar tradisional), orang mencarinya belanja barang yang spesifik, seperti bungkus ketupat yang tidak ada di pasar swalayan. Tapi untuk kebutuhan sehari-hari, mereka memilih yang punya banyak pilihan dan nyaman," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, Selasa (5/8/2014).
Meski demikian, lanjut Bayu, bukan masyarakat lebih menyenangi berbelanja di pasar modern ketimbangan di pasar tradisional.
"Tapi itu bukan berarti mereka lebih senang dengan pasarnya tetapi karena kenyamanannya, tingkat keterangannya, barangnya yang bervariasi, ber-AC. Ini umumnya terjadi di perkotaan," tutur dia.
Menurut dia, justru yang harus dilakukan saat ini adalah mendorong agar pasar tradisional ini mempunyai kualitas yang sama dengan pasar modern seperti kenyamanan, timbangan barang yang terjamin serta kepastian harga.
"Justru kita harus mendorong pasar rakyat ini lebih baik, disamping kita juga tingkatkan pengawasannya supaya tidak terjadi persaingan yang tidak sehat. Karena kita kan sudah punya aturan tata ruang," tandas dia. (Dny/Nrm)