Naikkan Harga BBM, Ini 3 Hal yang Harus Dilakukan Pemerintah

Salah satunya, paket yang harus disiapkan yaitu memberantas mafia migas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Agu 2014, 20:35 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2014, 20:35 WIB
SPBU
(Fotografer: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Erani Yustika menyatakan, jika pemerintah ingin menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi harus disertai dengan tiga paket kebijakan.

Ahmad mengungkapkan, tiga paket tersebut adalah peningkatan produksi minyak dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Dengan begitu, impor minyak dan BBM bisa dikurangi.

"Subsidi dianggap satu paket dengan level hulu, mengenai produksi semakin turun itu bagaimana mekanismenya," kata Erani di Kantor INDEF, Jakarta, Senin (11/8/2014).

Erani menambahkan, paket kedua adalah meningkatkan peran perusahaan nasional dalam kegiatan eksplorasi. "Kedua pelaku ekspolorasi dalam negeri harusnya semakin besar, sekarang Pertamina saja tidak sampai 20 persen," ungkapnya.

Selain itu ia melanjutkan, paket yang terakhir harus dilakukan pemerintah jika menaikkan harga BBM bersubsidi adalah memberantas mafia minyak dan penyelundup minyak yang merugikan negara.

 "Mafia impor minyak harus diselesaikan, termasuk penyelundupan keluar karena disparitas harga. Ini kan soal elementer, sebenarnya kita tahu cuma tidak ada kemaunan, ada beberapa yang mungkin melakukan itu," tuturnya.

Menurut moderator debat calon presiden dan wakil presiden tersebut, hal ini perlu dilakukan karena untuk menciptakan rasa keadilan ke masyarakat yang mengalami kenaikan harga BBM bersubsidi.

Namun, meski pemerintah mendapat dukungan menaikan harga BBM subsidi, pemerintah tidak bisa  menaikan harga sesuai mekanisme pasar.

"Agar masyrakat mendapat keadilan, sehingga adil dari hulu ke hilir. Saya kira itu yang paling pokok, amanah Undang-undang, harga tidak boleh dilepas ke mekanisme pasar," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya