Liputan6.com, Jakarta - Saat ini edukasi pengelolaan dan merencanakan keuangan menjadi kebutuhan bagi setiap orang, mulai dari perencanaan masa pensiun, pendidikan anak sampai investasi.
Institusi Layanan Keuangan dan Perbankan melirik peluang tersebut untuk meluncurkan produk maupun menggelar program edukasi bagi nasabah.
Sebut saja HSBC yang menyelenggarakan HSBC Wealth & Beyond Personal Economy Forum 2014. Dalam acara tersebut, para pakar di bidang keuangan, asuransi, perencanaan investasi, pendidikan, digital dan etika bisnis ternama berkumpul untuk memberikan beragam informasi terkini. Terkait pentingnya mengelola keuangan secara strategis dan terencana.
Bahasan pertama mengupas strategi dan solusi dalam mewujudkan kesejahteraan. Mengundang pakar investasi dan pengembangan aset, seperti Presiden Direktur PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi, Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Muhammad Hanif, Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Aset Manajemen Putut Endro Andanawarih.
Sesi kedua, terkait perencanaan strategis untuk masa depan pendidikan anak oleh CEO Jurusanku.com Ina Liem, Head of Market Management Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnaen.
Menariknya, diskusi ini juga mengupas tuntas para pakar investasi strategis dari lembaga dunia, diantaranya Global Strategist, Eastspring Investments (Singapura) Ltd Robert Rountree, Presiden Direktur PT Schroder Investment Management Indonesia Michael Tjoadjadi, Managing Direcitor Head of Global Market HSBC Indonesia Ali Setiawan.
Senior Vice President & Head of Network HSBC, Diza Larantie mengatakan, forum ini menawarkan perspektif baru dalam layanan wealth management khususnya bagi segmen affluent dan menggali lebih dalam pilar-pilar personal ekonomi yang menyangkut keluarga, rumah, pekerjaan, warisan dan aspirasi.
"Perspektif baru ini berpengaruh terhadap aspirasi serta gaya hidup segmen tersebut. Hal ini mencakup investasi untuk pendidikan masa depan anak, masa pensiun dan warisan," ucapnya di HSBC Wealth & Beyond Personal Economy Forum 2014 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (13/10/2014).
Segmen pasar ini semakin bertumbuh seiring perkembangan ekonomi di Indonesia. Kebutuhan mereka, kata Diza bukan sekadar materi dan jaminan kesejahteraan melainkan munculnya ekspektasi terhadap layanan perbankan yang mampu menawarkan kenyamanan, keleluasaan, dan kemudahan akses transaksi seiring dengan mobilitas nasabah yang tinggi.
"Kami mengembangkan beragam fitur baru untuk memudahkan nasabah premier dalam mengelola finansial sekaligus menggali pilar personal economy mereka," tutur Diza.
Menurut Senior Vice President and Head Management HSBC Indonesia, Steven Suryana, HSBC Digital Banking menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan perbankan.
"Ada layanan personal internet banking (PIB) yang memberi kemudahan transaksi dasar perbankan, seperti transfer dana, pembukaan rekening tabungan, transaksi mata uang asing," ucapnya.
Layanan ini semakin lengkap dengan platform digital baru Wealth Dashboard yang memudahkan nasabah dalam memonitor perkembangan portofolio secara komprehensif. "Jadi nasabah bisa melakukan top up, switching, maupun profit taking atas portfolio investasi yang sudah mereka miliki kapanpun dan di manapun," sambung Steven.
Selain itu, HSBC mengembangkan aplikasi mobile banking yang dapat diakses menggunakan sistem operasi Android atau iOS. Dengan aplikasi ini, nasabah dapat melakukan beragam transaksi perbankan dasar serta mendapat informasi penawaran kartu kredit HSBC di Indonesia dan mancanegara. (Fik/Ahm)