Susah Menghafal Al-Qur’an? Ini Amalan agar Kuat Hafalan dari Rasulullah SAW

Ini amalan agar kuat ingatannya dari Rasulullah SAW

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2024, 13:30 WIB
Beribadah
Seorang umat Muslim membaca Al-Quran, kitab paling suci umat Islam, selama bulan suci Ramadhan di masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki, Selasa, 12 Maret 2024. (AP Photo/Francisco Seco)

Liputan6.com, Cilacap - Banyak sekali keutamaan ketika kita hafal Al-Qur’an. Salah satunya ialah Al-Qur’an itu akan menjadi penolong atau syafaat di hari kiamat.

Akan tetapi, aktivitas menghafal bukan hal yang mudah, terlebih jika yang dihafalkan cukup banyak, seperti menghafal Al-Qur’an 30 Juz. Tentu saja ini bukan perkara mudah dan sudah pasti butuh pengorbanan waktu dan fikiran.

Jika anda merasa susah hafal, terdapat amalan agar kuat hafalannya sebagaimana diijazahkan oleh Rasulullah SAW kepada salah seorang sahabatnya yakni Ali bin Abi Thalib RA.

Ketika itu Ali bin Abi Thalib merasakan bahwa hafalan Al-Qur’annya tidak melekat benar dalam ingatannya hingga mengadukan hal ini kepada Rasulullah SAW.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ali bin Abi Thalib Mengadu kepada Rasulullah SAW

Melakukan Tadarus dan Memperbanyak Dzikir
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: pexels.com/Tayeb

Mengutip NU Online, Abdullah Ibn Abbas RA pernah bercerita, "Suatu ketika, kita berada di satu majelis bersama Rasulullah Muhammad SAW, tiba-tiba Ali ibn Abi Thalib datang, kemudian bertanya pada Rasul "Demi ayah, engkau dan ibuku, Al-Qur'anku ini sering lepas dari dadaku. Aku tidak kuat mengatasinya."

Rasulullah SAW menjawab, "Wahai ayahnya Hasan, belumkah aku pernah mengajarkan kepadamu kalimat-kalimat yang Allah memberikan manfaat dengan kalimat itu kepadamu dan bisa bermanfaat bagi siapa saja yang berlajar kepadamu serta bisa menempelkan apa saja supaya menetap kuat di hatimu?" Ali kemudian menjawab, "Belum, Ya Rasul. Kuharap engkau berkenan mengajariku."

Amalan Agar Kuat Hafalannya

Ilustrasi muslim, berdoa, berzikir
Ilustrasi muslim, berdoa, berzikir. (Image by Aamir Mohd Khan from Pixabay)

Kemudian Nabi Muhammad menjelaskan, "Jika malam Jum'at, jika kamu mampu beribadahlah di dalam sepertiga malam yang akhir. Waktu itu adalah saat yang disaksikan oleh Allah SWT secara langsung.

Berdoa di waktu itu pula pasti akan dikabulkan. Di saat itu pula, dahulu saudaraku Ya'qub pernah menjanjikan akan mendoakan anak-anaknya di waktu itu dengan redaksi Al-Qur'an سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku (nanti pada waktu sahur ).

Nabi lalu melanjutkan, “Andai saja kamu tidak mampu menjalankan di waktu itu, lakukan di pertengahan malam. Jika masih tidak mampu, laksanakan pada awal malam saja.”

1. Lakukan shalat empat rakaat.

2. Pada rakaat pertama setelah membaca fatihah kemudian membaca Yasin

3. Rakaat kedua, setelah fatihah membaca surat Hamim Ad Dukhan

4. Rakaat ketiga, setelah fatihah membaca surat As Sajdah

5. Rakaat keempat, setelah fatihah membaca surat Tabarak (Al Mulk)

6. Usai tasyahud (tahiyyat):

a. Pujilah Allah (membaca hamdalah), sangjunglah Ia dengan sebaik mungkin

b. Bacalah shalawat untuk aku dan buatlah sebaik mungkin serta untuk semua para Nabi

c. Mintakan ampun untuk semua orang mukmin lelaki maupun perempuan yang telah mendahului kamu dengan mati membawa iman.

d. Setelah itu selesai, berdoalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ (سنن الترمذي - (ج 11 / ص 486 المكتبة الشاملة)

Dan benar, menurut riwayat Abdullah ibn Abbas, setelah Sayyidina Ali melewati lima atau tujuh kali majelis serupa, Ali datang dan beliau mengaku kepada Rasul "Ya Rasulallah, dalam sehari aku tidak bisa menghafal kecuali sekitar empat ayat saja lalu lepas, namun hari ini, dalam sehari aku bisa menghafal sekitar 40 ayat, saat aku baca, seolah Al-Qur'an tampak di depan mataku. Begitu pula hadits, saat aku mendengar, ketika mau aku ulangi, lepas lagi. Tapi hari ini, saat aku mendengar hadis, saat aku ingin menyampaikannya kembali, tidak ada satu lobang pun yang terlewatkan.

Kemudian Rasul menanggapi hal itu dengan kalimat: مُؤْمِنٌ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ يَا أَبَا الْحَسَنِ

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya