Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan bahwa program Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun 1.000 kampung nelayan pada tahap awal akan menggunakan dana Coorporate Social Responsibility (CSR) atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Dia menjelaskan, hal ini lantaran dana untuk membangun perkampungan tersebut belum masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.
"Langkah awalnya dengan CSR non-APBN. Karena belum masuk APBN 2014 dan pada 2015 baru akan dipacu masuk ke APBN," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014).
Dia menjelaskan untuk dana PKBL, kebanyakan akan berasal dari perusahaan BUMN. Sehingga perusahaan-perusahaan BUMN tersebut harus membuat laporan terlebih dahulu kepada Kementerian BUMN.
"PKBL yang BUMN ini sebenarnya ingin sekali menyalurkan, tapi harus lapor ke Kementerian BUMN soal berapa PKBL yang disalurkan. Nah justru sekarang harus pintar-pintarlah masyarakat lain menyusun PKBL," katanya.
Sementara untuk bantuan bagi nelayan yang tidak mampu akan tetap disalurkan melalui kartu perlindungan sosial yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu. Namun Indroyono mengaku belum bisa memastikan berapa jumlah nelayan yang akan mendapatkan kartu tersebut.
"Nelayan yang tidak manpu yang kami utamakan adalah memberikan Kartu Indonesia Pintar dan Kantor Indonesia Sehat, serta Kartu Keluarga Sejahtera, dimana bisa di sekolah, dan di cover anaknya. Kalau jumlah nelayannya kan ada 2,4 juta nelayan, itu saya harus cek lagi," katanya.
Sedangkan untuk konsep pembangunan perkampungan nelayannya, Indroyono menyatakan bahwa hal tersebut sedang disusun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Kalau kampung nelayan itu di KKP, jadi tanya Bu Menteri KKP. Tapi kami terus koordinasikan," tandasnya. (Dny/Gdn)
1.000 Kampung Nelayan akan Dibangun Pakai Dana CSR
Dana untuk membangun perkampungan tersebut belum masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.
diperbarui 11 Nov 2014, 16:21 WIBDiterbitkan 11 Nov 2014, 16:21 WIB
Warga kampung Pasar Ikan Luar Batang sebagian besar berprofesi nelayan. Sembari menanti adzan maghrib, Jufri (50) mereparasi jaring ikannya. (Andrian Martinus Tunay/Liputan6.com)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Administrasi Bisnis Kerja Apa: Prospek Karier yang Menjanjikan
Iuran BPJS Kesehatan untuk Apa Saja? Ini Penjelasannya
Effendi Simbolon Usul Megawati Mundur dari Ketum PDIP, Ini Kata Puan
Penyaluran Pertalite Dibatasi Tahun Ini, Tinggal Tunggu Data BPS
Top 3: Penyebab Kebakaran Los Angeles Masih Tak Terkendali
Studi Ungkap Angka Kematian di Gaza Lebih Tinggi 40 Persen dari Laporan Resmi
Bitcoin Jatuh di Bawah USD 95.000, Apa yang Harus Diperhatikan Trader?
Tak Mau Terus Bebani APBN, Bahlil Minta Bank Danai Hilirisasi
Harapan Manchester United Buyar, Pemain yang Mau Ditendang Ogah Pindah di Januari 2025
Fakta Unik Bandros, Kuliner Tradisional Bandung yang Lezat
Petinggi PDIP Diserang Hoaks, Simak Daftarnya
Niat Zakat Fitrah Secara Online, Lengkap dengan Hukum dan Tips Membayarnya