Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina menambah impor bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax sebanyak tiga kargo untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setelah harga BBM naik.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi khususnya premium sebesar Rp 2.000 per liter membuat jarak harga dengan Pertamax semakin dekat, karena itu diperkirakan masyarakat akan beralih menggunakan Pertamax.
"Karena delta (jarak) sedikit yaitu Rp 1.700 per liter. Saya hitung penjualan akan meningkat dari 2.500 kiloliter (kl) jadi 10 ribu kl selama 2-3 bulan," kata Hanung di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi Pertamax, Pertamina akan menambah impor Pertamax sebanyak tiga kargo pada Desember 2014. "Sekitar 2-3 kargo untuk Desember. Satu kargo berisi sekitar 200 ribu liter," ungkapnya.
Namun karena harga minyak dunia bulan ini mengalami penurunan, Pertamina akan menurunkan harga pertamax. Diperkirakan pada Desember, harga pertamax bisa berada di bawah Rp 10 ribu per liter. Hal tersebut diharapkan dapat menarik minat masyarakat menggunakan BBM non subsidi.
"Saya pikir turunkan lagi. Demi mendorong pengunaan BBMÂ non subsidi. Pokoknya harganya lebih rendah dari pesaing," ungkapnya. (Pew/Ndw)
Â