Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Patra Niaga menjatuhkan sanksi berupa penghentian pengiriman sementara seluruh produk bahan bakar minyak (BBM) kepada salah satu pengelola SPBU di Denpasar, Bali, karena diduga melakukan kecurangan.
“Kami apresiasi kepolisian terkait penindakan pelaku kriminal yang melakukan kecurangan dalam penyaluran BBM,” kata Manager Komunikasi, Relasi dan CSR Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Ahad Rahedi dikutip dari Antara, Jumat (11/4/2025).
Baca Juga
Dorong Potensi Ekonomi Lokal, Pertamina Mandalika Racing Series 2025 Ciptakan Multiplier Effect bagi UMKM dan Masyarakat Sekitar
Di Ajang Pertamina Mandalika Racing Series 2025, Pertamina Dukung Pembalap Muda Berprestasi
Jembatan Menuju Kemandirian, Pertamina Hulu Energi Gelar Program untuk Penyandang Disabilitas
SPBU tersebut memiliki nomor identitas/registrasi 54.801.32 yang berlokasi di Jalan Gunung Soputan Nomor 29, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat yang mendapat hukuman sementara itu terhitung mulai Jumat ini hingga 10 Mei 2025.
Advertisement
Menurut dia, penghentian pengiriman tersebut untuk memudahkan petugas kepolisian melakukan penyelidikan.
Aparat kepolisian sebelumnya telah memasang garis polisi pada salah satu dispenser pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax.
Pihaknya melalui tim penjualan ritel area Bali telah memeriksa kamera pengawas (CCTV) di SPBU tersebut dan ditemukan pada Kamis (3/4) pukul 06.50 WITA, mobil tangki BBM membawa 16 kiloliter pertalite.
Ia menjelaskan dari kamera pengawas itu terlihat oknum awak mobil tangki melakukan pembongkaran BBM tanpa pengawas dari SPBU terkait.
BUMN minyak dan gas bumi itu juga memasang spanduk informasi bahwa SPBU itu dalam pembinaan, sembari menunggu hasil penyidikan lebih lanjut dari kepolisian.
Ahad menambahkan SPBU juga wajib melakukan beberapa perbaikan dalam aspek operasional dan pelayanan BBM kepada konsumen. “Kami mendukung sepenuhnya upaya serta langkah kepolisian dalam mengawal pendistribusian BBM khususnya BBM bersubsidi,” ucap Ahad.
Konsumsi BBM Pertalite dan Pertamax Turun di Mudik Lebaran 2025, LPG Malah Naik
Sebelumnya, konsumsi BBM untuk jenis gasoline, mulai dari Pertalite (RON 90) hingga Pertamax (RON 92) mengalami penurunan selama musim Ramadan dan Lebaran 2025, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, konsumsi tabung gas LPG justru mengalami kenaikan.
Hal itu disampaikan dalam acara Penutupan Posko Nasional Sektor ESDM Periode Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2025 di Kantor Pusat Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Direktur BBM BPH Migas Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro mengungkapkan, secara umum, kondisi ketahanan stok untuk BBM naik gasoline, gasoil, kerosene (minyak tanah) hingga avtur dalam kondisi aman. Terjaga pada kisaran 19 sampai 21 hari.
Jika dibandingkan dengan konsumsi harian, penyaluran BBM selama musim mudik Lebaran kemarin tercatat naik. Terlihat dari angka konsumsi untuk BBM jenis gasoline yang meningkat sebesar 7 persen, dan gasoil sebesar 19 persen.
"Penyaluran BBM pada periode posko tahun 2025 ini apabila dibandingkan dengan tahun 2024, secara umum mengalami penurunan. Dengan rincian, yaitu gasoline mengalami penurunan 6 persen, sementara untuk penyaluran gasoil mengalami kenaikan sebesar 11 persen," urainya.
Adapun penyaluran BBM tertinggi secara nasional terjadi pada produk gasoline. Untuk arus mudik terjadi pada 29 Maret 2025 dengan kenaikan 25,68 persen dari penyaluran normal,
"Sedangkan untuk arus baliknya itu terjadi di tanggal 5 April, dengan kenaikan 19,17 persen dari penyaluran normal," imbuh Sentot.
Merujuk catatan Pertamina, realisasi penyaluran BBM gasoline selama periode Satgas Ramadan dan Lebaran 2025 berada di kisaran 103,843 KL per hari. Merosot dari capaian tahun lalu sekitar 105,081 KL per hari.
Sementara untuk produk gasoil semisal Solar dan turunannya, realisasi tahun ini sebesar 38.757 KL per hari. Di sisi lain, penyaluran pada periode Satgas Ramadan dan Lebaran tahun lalu sebesar 40.155 KL per hari.
Advertisement
Konsumsi Minyak Tanah juga Turun
Senada, konsumsi minyak tanah atau kerosene di wilayah Indonesia Timur juga tercatat mengalami penurunan 9 persen. Yakni 1.366 KL per hari di tahun ini berbanding 1.389 KL per hari pada 2025.
Adapun untuk produk BBM khusus pesawat, yakni avtur juga tercatat mengalami pengurangan sebesar 4 persen. Secara nasional, jumlah konsumsinya merosot dari 12.501 KL per hari di tahun lalu menjadi 12.160 KL per hari tahun ini.
"Penyaluran BBM tertinggi pada produk avtur, untuk arus mudiknya di tanggal 28 Maret (2025) yaitu kenaikan 11,99 persen dari penyaluran normal. Sedangkan untuk arus baliknya itu terjadi pada tanggal 7 April (2025) dengan kenaikan 14,41 persen dari penyaluran normal," terang Sentot.
LPG Justru Naik
Sebaliknya, konsumsi LPG baik subsidi (PSO) maupun non PSO justru mengalami lonjakan pada musim Ramadan dan Lebaran tahun ini dibanding realisasi pada tahun lalu.
Sentot memaparkan, realisasi LPG pada periode posko nasional tahun 2025 ini mengalami peningkatan secara rata-rata sebesar 5,4 persen, dari penyaluran LPG pada periode yang sama di tahun 2024.
"Dan penyaluran tertinggi terjadi di tanggal 24 Maret, yaitu sebesar 31.113 MT atau naik kurang lebih 7,5 persen dari penyaluran LPG normal, yaitu sebesar 24.556 MT," jelas dia.
Advertisement
