Ini Syarat Biar AS Mau Investasi di Indonesia

Amerika meminta agar pembangunan infrastruktur dapat menekan ongkos logistik secara signifikan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Nov 2014, 20:58 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2014, 20:58 WIB
Ilustrasi Investasi
Ilustrasi Investasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah kedatangan Duta Besar (Dubes) Australia, kini Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menerima kunjungan Dubes Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert O Blake di kantornya. Apa saja yang dibahas keduanya dalam pertemuan tersebut?

Bambang mengatakan, selain perkenalan, kedatangan Dubes AS membahas masalah investasi di sektor manufaktur. Pemerintah Indonesia perlu mendorong investasi asing pada industri ini.

"Mendorong investasi manufaktur dan kuncinya tidak harus di Jakarta, tapi di berbagai daerah termasuk di luar Jawa. Syaratnya harus potong dulu biaya logistiknya," ujar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (19/11/2014).

AS, kata Bambang, meminta agar pembangunan infrastruktur dapat menekan ongkos logistik secara signifikan. Dengan komitmen tersebut, investor dalam maupun luar negeri semakin berani melakukan investasi atau menanamkan modalnya di Indonesia.

"Dia (investor AS) berani masuk ke Indonesia asalkan biaya logistik turun karena ongkos logistik kita terlalu mahal. Ini kuncinya karena soal kompetitif tidak ada isu. Yang menjadi isu adalah logistik," tegasnya.

Dirinya menyatakan, penanam modal AS berharap pengurangan biaya logistik di Tanah Air bisa mencapai 50 persen. "Bisa sampai segitu," ucap Bambang.

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Andin Hadiyanto menambahkan kedatangan Dubes AS untuk Indonesia membahas kerjasama ekonomi bilateral antara RI dan AS.

"Mereka juga mengapresiasi apa yang dilakukan pemerintah (kenaikan harga BBM) sehingga membuat bujet lebih suistanable ke depan dari sisi anggaran dan sumber daya alam menjadi lebih bagus," imbuh dia. (Fik/Gdn)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya