Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta PT Pertamina (Persero) untuk menunda rencana kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) pada Januari 2015.
Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, rencana tersebut kurang tepat karena saat ini masyarakat sedang merasakan efek domino dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan harga tarif istrik.
"Paling tidak Maret dan April atau bahkan pertengahan 2015 ketika efek domino BBM dan listrik reda. Saya kira saat momen tidak tepat," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (13/12/2014).
Namun begitu,YLKI menyadari saat ini PT Pertamina memang menanggung rugi yang besar dari bisnis penjualan elpiji non subsidi tersebut. Pasalnya, saat ini perusahaan pelat merah itu masih menjual elpiji 12 kg di bawah ongkos produksi.
Tapi dia meminta Pertamina untuk mengkaji lebih dalam agar kebijakan kenaikan harga elpiji 12 kg tidak berdampak luas. "Tolong memperhatikan aspek non ekonomis, jangan finansial saja," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Pertamina masih menunggu keputusan pemerintah terkait waktu dan besaran kenaikan gas elpiji 12 kg. Berdasarkan kajian, kenaikan bisa mencapai Rp 2.000 per kg.
"Akan diumumkan waktu dekat," tukas Dwi. (Amd/Ndw)